Batuk menjadi keluhan kesehatan yang paling sering dialami anak-anak. Di masa pandemi sekarang ini, keluhan batuk menjadi semakin dominan, tidak hanya pada rentang usia anak, tetapi juga pada usia dewasa dan lansia. Orang tua perlu membedakan apakah penyebab batuk pada anak adalah pneumonia atau bukan.

 

Pneumonia perlu diwaspadai mengingat kematian akibat penyakit infeksi ini pada anak cukup tinggi. Memahami gejala batuk pada anak, terutama yang disertai tanda infeksi seperti demam dan napas cepat akan membuat diagnosis pneumonia lebih dini sehingga cepat ditangani dengan benar.

 

Baca juga: Selain Coronavirus, Kenali Jenis-jenis Pneumonia Berdasarkan Penyebabnya!

 

Apa itu Pneumonia pada Anak?

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan yang terjadi pada zona respiratori (lokasi tempat bertukarnya oksigen dan karbondioksida), disebabkan oleh beragam penyebab seperti virus, bakteri, jamur, dan patogen atipikal lainnya.

 

Adanya infeksi yang mengakibatkan peradangan pada zona tersebut menyebabkan gangguan pertukaran gas yang berujung pada kondisi hipoksia (kekurangan oksigen dalam tubuh).

 

Gejala yang ditampilkan anak berupa adanya peningkatan kerja pernapasan sebagai kompensasi akibat tubuh kekurangan oksigen. Kompensasi ini tampak sebagai peningkatan frekuensi siklus pernapasan yang dihitung dalam satuan menit. Tanda lain adalah adanya tarikan otot-otot pernapasan pada daerah leher, dada, dan perut.

 

Pemeriksaan sederhana terhadap kondisi anak, bisa dilakukan di rumah oleh orang tua menggunakan panca indra dengan bantuan dua alat ukur yang sangat mudah didapatkan di manapun, yaitu:

 

Termometer

Alat pengukur suhu ini wajib dimiliki setiap orang tua di rumah. Pengukuran suhu diperlukan untuk mengetahui apakah anak tersebut sedang dalam kondisi demam atau tidak. Anak dikatakan demam jika suhu termometer menunjukkan angka 38 derajat Celsius atau lebih.

 

Demam yang disertai gejala di bawah ini perlu segera diperiksakan ke dokter.


a. Demam yang berlangsung lebih atau sama dengan 3 hari
b. Demam disertai tanda dehidrasi
c. Demam dengan suhu >=40 derajat Celcius
d. Demam disertai kejang
e. Demam pada anak dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, dan penyakit lainnya yang menyerang imunitas tubuh
f. Demam disertai ruam atau kemerahan atau lesi pada kulit

 

Alat pengukur waktu atau arloji atau jam

Jam digunakan untuk menghitung jumlah siklus napas anak dalam waktu satu menit. Yang disebut satu siklus napas adalah satu tarikan dan satu buangan nafas. Sembarimenghitung jumlah siklus napas anak, orang tua dapat mengamati adanya tampak kebiruan ataupun adanya tarikan otot-otot pernapasan pada leher, dada, atau perut yang menandakan derajat keparahan pneumonia pada anak.

 

Baca juga: Pneumonia Bisa Mematikan, Cegah dengan Cara Berikut!

 

Cara Menghitung Kecepatan Napas

Berikut adalah jumlah maksimal siklus napas anak berdasarkan usia dalam hitungan satu menit. Bila didapatkan jumlah siklus nafas melebihi jumlah maksimal tersebut, maka termasuk salah satu tanda sesak dari trias pneumonia yaitu batuk, sesak, dan demam.

 

a. Usia 2 bulan sampai 1 tahun = maksimal 60 x siklus napas/menit
b. Usia 1 tahun sampai 5 tahun = maksimal 40 x siklus napas/menit

 

Dengan menggunakan kedua alat pengukur tersebut, maka orang tua bisa membedakan apakah anak terkena pneumonia atau tidak. Bila anak terindikasi pneumonia, maka orang tua harus segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan pemeriksaan lanjutan.

 

Bila anak tidak segera diperiksakan ke dokter, maka sesak napas yang tidak ditangani akan mengakibatkan kondisi gagal napas yang bisa berujung pada kematian.

 

Pencegahan agar anak tidak rentan terkena pneumonia dimulai sejak merencanakan kehamilan yaitu dengan meningkatkan kesehatan ibu. Saat hamil, lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin, dan setelah si kecil lahir berikan ASI eksklusif.

 

Berikan anak MPASi berkualitas dengan gizi seimbang dan selalu pastikan kebersihan lingkungan terutama tempat tinggal yang baik. Anak juga perlu mendapat tambahan suplemen vitamin A, dan melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang sudah ditentukan dari Kemenkes dan IDAI.

 

Baca juga: Sudahkah Si Kecil Mendapat Imunisasi PCV?