Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian pada bayi, termasuk di Indonesia. Penyakit ini merupakan infeksi yang menyerang paru, disebabkan bakteri atau virus dan kuman lainnya, hingga menyebabkan peradangan dan pembengkakan di dalam paru. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 99% kematian anak di negara berkembang disebabkan oleh pneumonia.
 

Mengapa jumlah penderita pneumonia pada anak sangat tinggi? Menurut IDAI, hal ini disebabkan oleh pencegahan yang belum maksimal. "Sebetulnya, penanggulangan pneumonia di Indonesia sudah terlambat. Seharusnya, kita itu mulai dari proteksi dan pencegahan, jadi angkanya bisa berkurang," jelas Ketua UKK Respirologi PP IDAI dr. Nastiti Kaswandani, SpA(K), dalam acara edukasi kepada media dengan tema "Keep the Promise dan Stop Penumonia Now" di Kantor PP IDAI, pada Kamis, 29 November 2018 .

 

Pemahaman rendah tentang pneumonia menyebabkan upasa pencegahan kurang, sehingga pasien yang datang ke rumah sakit sudah masuk masa pengobatan. Padahal, dengan dilakukannya pencegahan, bukan hanya angka kematian pneumonia pada anak saja yang akan berkurang, beban atau biaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit ini juga akan turun drastis. 

 

Lalu, apa saja pencegahan pneumonia efektif yang bisa dilkakukan di Indonesia? Mums bisa membaca penjelasan yang dipaparkan oleh dr. Nastiti di bawah ini.

 

Baca juga: Mengenal Pneumonia Lebih Jauh

 

Selalu Berikan ASI Ekslusif

Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama dapat menurunkan risiko pneumonia pada anak hingga 15-23%. World Health Organization (WHO) juga memberikan rekomendasi yang sama. ASI ekslusif bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak terhadap penyakit, baik itu yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. Selain itu, ASI ekslusif juga bisa mempercepat penyembuhan pneumonia pada anak yang sudah tertular. 

 

Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Nutrisi atau gizi yang baik sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Konsumsi nutrisi yang cukup akan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan, termasuk menurunkan risiko pneumonia. Tidak ada satu jenis makanan pun yang memiliki semua kandungan gizi lengkap. Maka orang tua harus memastikan akan mendapatkan zat gizi seimbang dengan makanan yang bervariasi. Beberapa nutrisi yang dibutuhkan anak di antaranya seperti karbohidrat, protein, lemak, dan mineral serta vitamin seperti kalsium, asam folat, dan zat besi.

 

Konsumsi Vitamin A

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pemenuhan nutrisi yang cukup sangat penting untuk pencegahan pneumonia pada anak. Salah satu nutrisi yang terpenting dalam hal ini adalah vitamin A. Menurut dr. Nastiti, anak yang kekurangan vitamin A memiliki ketahanan saluran napas yang lebih rendah dibanding anak-anak yang kecukupan vitamin A. Sehingga, anak yang kekurangan vitamin A lebih rentan terkena infeksi pernapasan akut.

 

Asupan vitamin A yang cukup bisa didapatkan dari makanan dengan kandungan beta-karoten tinggi. Pasalnya, dalam tubuh beta karoten dikonversi menjadi vitamin A. Makanan-makanan yang mengandung beta-karoten, contohnya sayuran dan buah berwarna kuning dan oranye. Vitamin A juga bisa diperoleh dari telur, daging, dan produk susu. Untuk lebih jelasnya, tanyakan dengan dokter tentang jumlah asupan vitamin A yang bisa diperoleh anak dan apa saja yang perlu dikonsumsi.

 

Baca juga: Ini Penyebab Sulitnya Pneumonia Dideteksi, Seperti yang Terjadi pada Anak Kim Kardashian

 

M

 

Mengurangi Polusi Asap Rumah Tangga dan Rokok

Masih banyak orang Indonesia yang memasak menggunakan bahan bakar padat, seperti kayu atau arang, terutama di daerah pedalaman. Padahal, asap yang dihasilkan sangat berbahaya untuk pernapasan. Menurut WHO, hal tersebut meningkatkan jumlah polusi rumah tangga dan menciptakan partikel-partikel berbahaya yang dapat terserap di dalam paru-paru jika terhirup. Jika anak terpapar asap atau polusi rumah tangga ini, dampaknya bisa fatal, termasuk pneumonia.

 

Selain itu, orang tua yang merokok juga meningkatkan risiko anak terkena pneumonia. Menurut dr. Nastiti, meskipun orang tua tidak merokok di depan anak-an anaknya, risikonya tetap sama. "Kita harus belajar tentang apa itu thirdhand smoker. Wakaupun kita tidak merokok di depan anak, tetap asap rokok tertinggal dimana-mana, bisa di kulit, di baju, di rambut," jelas dr. Nastiti. Jadi, anak tetap bisa terpapar dampak asap rokoknya.

 

Imunisasi

Imunisasi lengkap dapat menurunkan risiko pneumonia hingga 50% pada anak. Imunisasi lengkap yang harus dilakukan pada anak untuk bisa mencegah pneumonia diantaranya, HiB,  pneumococcal (PCV), rotavirus, influenza, campak, dan MR. Untuk lebih jelasnya terkait kebutuhan imunisasi anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

 

Baca juga: Kenali Gejala Pneumonia pada Bayi dan Anak

 

Pneumonia sebenarnya adalah penyakit yang sangat bisa dicegah. Namun, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit ini masih sangat rendah. Dengan informasi di atas, Mums bisa tahu bagaimana pencegahan penyakit ini pada anak. Mulailah dari hal yang mudah, misalnya menjaga kebersihan, seperti selalu mencuci tangan Mums dan anak sebelum makan. Hal-hal tersebut juga bisa mencegah pneumonia pada anak. (UH/AY)