Pneumonia, juga dikenal dengan paru-paru basah, merupakan satu dari sekian banyak penyakit yang kerap membuat ibu-ibu di Indonesia resah. Menurut data WHO, radang paru-paru akut ini masih menjadi penyebab utama dari 15 persen kasus kematian balita di seluruh dunia.

 

Dilansir dari idai.or.id, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan sekitar 800 ribu anak di Indonesia terkena pneumonia. Pneumonia menjadi penyakit yang lebih mematikan untuk anak dibandingkan diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak. Simak penjelasan berikut mengenai detail informasi terkait pneumonia yang rentan menyerang si Kecil!

Baca juga: Polemik Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia

 

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah infeksi  paru-paru yang disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu. Dilansir dari kidshealth.com, kantong udara paru-paru yang disebut alveoli mengalami peradangan, sehingga berisi nanah atau cairan lainnya. Ini membuat oksigen sulit didistribusikan dalam aliran darah. Anak yang mengalami pneumonia awalnya akan mengalami demam, batuk, atau kesulitan bernapas. 

 

Apa Saja Gejala Pneumonia?

Gejala pneumonia yang ditunjukkan oleh anak bisa berbeda-beda. Namun, tanda-tanda pneumonia yang paling umum meliputi:

  • Si Kecil bernapas dengan sangat cepat.
  • Terdengar suara mendengus atau sesak dari bunyi napas si Kecil.
  • Si Kecil tampak harus berusaha keras untuk bernapas.
  • Batuk-batuk.
  • Hidung tersumbat.
  • Tubuh gemetar dan menggigil.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Dada terasa sakit.
  • Perut terasa nyeri. 
  • Si Kecil jadi tampak lesu dan malas beraktivitas.
  • Kehilangan nafsu makan, kadang hingga terjadi dehidrasi akibat terus-menerus menolak untuk makan dan minum.
  • Dalam kasus yang ekstrem, pneumonia mengakibatkan munculnya warna abu-abu kebiruan pada bibir dan kuku jari.

 

Jika pneumonia menyerang area bawah paru-paru di dekat perut, anak mungkin menderita demam dan sakit perut yang disertai gejala muntah-muntah. Meski begitu, tidak ditemukan gelagat sesak napas. 

 

Apa Penyebab Pneumonia?

Pneumonia disebabkan oleh kuman, virus, bakteri, jamur, dan parasit. Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, seperti adenovirus, rhinovirus, virus influenza, virus pernapasan syncytial (RSV), dan virus parainfluenza.

Baca juga: Bekali Kesehatan Anak dengan 3 Imunisasi Dasar Ini

 

Bagaimana si Kecil Bisa Terdiagnosis Pneumonia?

Dokter biasanya bisa mendiagnosis pneumonia setelah selesai melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan mengecek tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak, pola pernapasan, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan tekanan darah, dan mendengarkan bunyi abnormal dari paru-paru anak. Dokter juga akan melakukan rontgen dada dan tes darah, agar lebih yakin dengan diagnosis yang disimpulkan.


Bagaimana Menyembuhkan Pneumonia?

Pada kebanyakan kasus, pneumonia disebabkan oleh virus yang tidak memerlukan antibiotik. Namun, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri harus diobati dengan pemberian antibiotik. Jenis antibiotik yang digunakan tergantung pada jenis bakteri yang diduga menyebabkan pneumonia.

 

Anak-anak mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit jika pneumonia mencetuskan demam tinggi dan masalah pernapasan. Pengobatan di rumah sakit dapat mencakup pemberian antibiotik intravena (IV) dan terapi pernapasan. Untuk kasus pneumonia yang lebih parah, tim medis akan menganjurkan rawat inap di unit perawatan intensif (ICU). Dokter juga akan merekomendasikan terapi oksigen, jika terdeteksi infeksi paru-paru telah menyebar ke aliran darah.

 

Apakah Pneumonia Menular?

Melakukan kontak fisik dengan anak yang mengidap pneumonia tidak membuat Kamu tertular. Namun, siapapun dapat tertular bila terpapar udara, napas, batuk, dan bersin orang yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab pneumonia. Berbagi gelas, peralatan makan, dan saputangan orang yang terinfeksi juga dapat menyebarkan pneumonia. Jadi, sebaiknya jauhkan si Kecil dari orang dengan gejala infeksi saluran pernapasan ya, Mums.

 

Berapa Lama Biasanya Masa Pemulihan untuk Pneumonia?

Perawatan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri umumnya dapat disembuhkan dalam waktu 1-2 minggu. Sementara pneumonia yang disebabkan oleh virus membutuhkan masa pemulihan sekitar 4-6 minggu untuk si Kecil sembuh total.

 

Apa yang Bisa Mums Lakukan untuk Mempercepat Masa Penyembuhan si Kecil?

Mums bisa menjadi penguat si Kecil untuk melewati masa pemulihan pneumonia. Lakukan tips berikut agar ia lekas pulih!

  • Pastikan si Kecil beristirahat dengan cukup.
  • Cukupi kebutuhan cairan si Kecil dengan banyak memberikan air putih, agar tubuhnya bekerja lebih optimal untuk melawan infeksi.
  • Berikan obat sesuai jadwal dan dosis yang telah diresepkan oleh dokter. Pemberian obat dengan teratur tidak hanya membantu si Kecil pulih lebih cepat, melainkan juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran infeksi ke anggota keluarga lain.
  • Mums bisa menggunakan nebulizer atau inhaler untuk meredakan sesak napas yang dialami si kecil. Namun, upayakan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter tentang terapi ini.
  • Cek suhu tubuh si kecil dengan rutin setiap pagi dan malam hari. Hubungi dokter jika temperatur tubuh Si Kecil mencapai suhu 38,9°C.
  • Periksa bibir dan kuku si Kecil secara berkala, untuk memastikan warnanya tetap kemerahan atau merah muda. Hubungi dokter jika bibir dan kukunya menunjukkan warna kebiruan atau abu-abu. Ini merupakan indikasi bahwa paru-paru tidak mendapatkan cukup oksigen.

 

Deteksi Dini Pneumonia pada Anak

Tingginya risiko terjadinya pneumonia membuat IDAI merekomendasikan para ibu mengenai pentingnya untuk melakukan deteksi dini pneumonia pada balita dan anak-anak. Metode ini dapat dilakukan dengan menghitung napas anak. Caranya, letakkan tangan Mums di atas dada si Kecil, kemudian hitunglah gerak napasnya dalam 1 menit. Napas anak dikatakan cepat apabila:

  • Frekuensi napas terjadi lebih atau sama dengan 60 kali per menit, pada anak berusia kurang dari 2 bulan.
  • Frekuensi napas terjadi lebih atau sama dengan 50 kali per menit, pada anak berusia 2 bulan hingga 11 bulan.
  • Frekuensi napas terjadi lebih atau sama dengan 40 kali per menit, pada anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun.

 

Bila napas anak terdengat cepat, disertai dengan tarikan pada dinding dada, gerakan kepala seperti mengangguk-angguk saat bernapas, dan bibir tampak membiru, maka Mums perlu curiga bahwa ia mengalami sesak napas. Periksakan segera kondisi ini pada dokter anak untuk mengantisipasi gejala pneumonia sedini mungkin.

 

Waspadai selalu gejala pneumonia, terutama jika si Kecil memiliki riwayat penyakit gangguan pernapasan kronis, asma, dan jantung. Salah satu upaya yang dapat Mums lakukan adalah dengan memberikan imunisasi influenza. Bila ada anggota keluarga di rumah yang menderita infeksi saluran pernapasan atau infeksi tenggorokan, usahakan agar gelas dan peralatan makannya dibersihkan secara terpisah. Jangan lupa untuk rajin-rajin mencuci tangan ya, Mums! (TA/AS)

Baca juga: Ini Penyebab Sulitnya Pneumonia Dideteksi, Seperti yang Terjadi pada Anak Kim Kardashian