Setiap orang tua pasti menginginkan agar buah hatinya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Dan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan Si Kecil adalah dengan rutin memberikan vaksin sejak dini. Dari sekian banyaknya jenis vaksin, ada 3 jenis vaksin wajib yang harus diterima oleh anak sejak mulai dilahirkan, yakni vaksin Hepatitis B (HB), DPT, dan HiB. Lalu apa saja kegunaan dari ketiga vaksin ini? Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.

 

Vaksin Hepatitis B (HB)

Vaksinasi hepatitis B atau HB merupakan salah satu jenis vaksinasi wajib yang harus diberikan kepada bayi yang baru lahir. Adapun tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk menangkal infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Selain itu, vaksin ini juga dimaksudkan untuk mencegah berbagai akibat yang dapat ditimbulkan infeksi hepatitis B, seperti kanker hati dan sirosis.

Selain diberikan secara tunggal, vaksin hepatitis B juga dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin lain. Jenis vaksin ini dapat melindungi anak dari infeksi hepatitis B dalam jangka panjang, bahkan seumur hidupnya. Agar anak mendapatkan kekebalan yang sempurna terhadap penyakit hepatitis B, setidaknya dibutuhkan minimal 3 kali dosis penyuntikan vaksin dengan jangka waktu tertentu yaitu sekitar 6 bulan.

Umumnya, dosis pertama akan diberikan pada saat bayi telah lahir dan berusia 12 jam. Untuk proses pemberian dosis pertama ini, biasanya akan diawali dengan pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Selanjutnya, dosis kedua akan diberikan pada saat bayi sudah berusia 1-2 bulan. Sedangkan dosis ketiga atau dosis terakhir akan diberikan saat bayi sudah menginjak usia 6-18 bulan. Meski secara umum dosis yang diberikan pada bayi adalah sebanyak 3 kali, namun sebagian bayi ada yang menerima vaksinasi hepatitis B sebanyak 4 dosis jika menggunakan vaknisasi hepatitis kombinasi.

Walaupun hepatitis B sangat rentan menyerang bayi dan juga anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa tidak bisa terjangkit virus yang satu ini. Orang dewasa yang sama sekali belum pernah menerima vaksin hepatitis B, ternyata juga berisiko terhadap penyakit ini. Maka dari itu, apabila orang dewasa belum pernah menerima vaksin hepatitis B, jangan ragu untuk segera melakukan vaksin ini sesegera mungkin.

Pemberian vaksinasi hepatitis B pada orang dewasa sebenarnya tidak berbeda dengan pemberian vaksin hepatitis B pada bayi, yakni sebanyak 3 kali dosis. Dosis pertama dan kedua akan diberikan dengan jeda waktu sekitar 4 minggu. Selanjutnya akan disusul dosis terakhir dengan jeda waktu 5 bulan setelahnya. Untuk lebih jelasnya, orang dewasa yang ingin melakukan vaksinasi hepatitis B, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait dosis khusus berdasar kondisi diri.

Baik pemberian vaksin pada bayi ataupun orang dewasa, vaksinasi hepatitis B biasanya akan menimbulkan beberapa reaksi ringan seperti rasa nyeri ketika disentuh pada bagian yang disuntik serta demam. Namun tidak perlu khawatir karena reaksi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi Hepatitis B Bagi Masa Depan si Kecil

Vaksin DPT

Vaksinasi DPT diberikan untuk mencegah risiko terhadap tiga jenis penyakit sekaligus yang disebabkan oleh bakteri yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Ketiga jenis penyakit ini sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Vaksinasi DPT biasanya akan diberikan pada anak dengan dosis sebanyak 5 kali sejak anak berusia 2 tahun hingga 6 tahun. Tiga dosis vaksin pertama akan diberikan saat diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Sedangkan untuk pemberian dosis ke-4 akan diberikan saat anak sudah menginjak usia 18-24 bulan. Selanjutnya, pemberian terakhir akan dilakukan pada anak dengan usia yang sudah mencapai 5 tahun. Adapun dosis yang diberikan adalah sebanyak satu kali suntikan pada setiap jadwal vaksinasi. Setelah semua dosis vaksin ini diberikan, selanjutnya dianjurkan untuk melakukan booster TD (imunisasi ulang Tetanus Difteri) setiap 10 tahun.

Seperti vaksinasi pada umumnya, pemberian vaksin DPT juga akan menimbulkan beberapa efek samping pada anak seperti demam ringan, kulit bekas suntikan yang memerah, bengkak dan nyeri pada bagian suntikan, serta anak yang terlihat lelah.

Meski menimbulkan efek samping, namun orang tua tidak perlu khawatir karena biasanya efek ini hanya akan terjadi selama 1-3 hari setelah pemberian vaksin. Namun, jika anak menjadi rewel karena efek yang timbul, orang tua bisa mengatasinya dengan memberikan ibuprofen atau acetaminophen (parasetamol) untuk meredakan demam anak. Tapi hindari pemberian obat yang mengandung aspirin karena pada sebagian kasus, hal ini justru dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang bisa mengancam nyawa anak, yaitu kerusakan hati dan juga otak.

Apabila setelah imunisasi anak mengalami demam tinggi, tidak berhenti menangis setidaknya selama 3 jam, atau mengalami kejang dan pingsan, maka segera hubungi dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Baca juga: Cegah 3 Penyakit Mematikan Ini dengan Imunisasi DPT!

Vaksin HiB

Vaksinasi HiB diberikan pada anak dengan tujuan untuk mencegah anak dari risiko infeksi penyakit seperti meningitis dan pneumonia. Tidak hanya itu, pemberian vaksinasi HiB juga berfungsi untuk mencegah segala infeksi mematikan yang disebabkan oleh bakteri haemophilus influenza tipe B. Beberapa kondisi parah lain yang dapat disebabkan oleh virus HiB ini adalah septic arthritis (radang sendi), pericarditis (radang kantong jantung), radang epligotis (kerongkongan), dan keracunan darah (septicaemia).

Vaksinasi HiB dapat diberikan kepada bayi yang masih berusia di bawah 1 tahun secara berkala sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 15 hingga 18 bulan dengan cara disuntikkan ke dalam otot yang berada di sekitar paha. Umumnya, vaksinasi HiB akan diberikan bersamaan dengan vaksin dasar lain, seperti vaksin DPT, dan biasanya disebut dengan DPTT/HiB.

Perlu diketahui pula jika anak yang berusia di atas 5 tahun sebenarnya tidak perlu mendapatkan vaksin HiB. Namun dalam kondisi tertentu, vaksinasi HiB ini perlu diberikan, terutama pada penderita sickle cell, HIV, pengangkatan limpa, transplantasi sumsum tulang, atau penderita kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi. Efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin HiB juga bersifat ringan, seperti demam, bengkak dan nyeri pada tempat penyuntikan yang akan hilang dengan sendirinya setelah 2-3 hari.

Baca juga: Ketahui Pentingnya Imunisasi HiB Bagi Anak!

 

Memberikan vaksinasi pada anak adalah kewajiban dari setiap orang tua. Dengan memberikan vaksinasi yang lengkap pada anak, itu berarti orang tua telah memberikan perlindungan pada anak terhadap sejumlah penyakit berbahaya.