Belum lama ini, kita mendapatkan berita kematian penulis komik terkenal, Stan Lee. Ia merupakan pencipta karakter-karakter superhero seri Marvel. Mungkin Geng Sehat familier dengan superhero cipataannya, antara lain Spiderman, Hulk, Captain America, dan masih banyak lagi. Stan Lee meninggal di usianya yang sudah tua, yaitu pada usia 95 tahun. Stan Lee disebut-sebut meninggal akibat infeksi paru, yakni pneumonia.

 

Sebenarnya, apa sih pneumonia itu?

Pneumonia merupakan peradangan pada jaringan paru. Peradangan ini dapat terjadi di bagian kecil paru maupun di seluruh bagian. Besarnya peradangan akan memengaruhi beratnya gejala yang dialami oleh penderita. Pada penderita pneumonia dengan peradangan di seluruh lobus paru, mungkin akan mengalami gagal napas hingga membahayakan nyawa.

 

Baca juga: Jangan Remehkan Penyakit, Seorang Ibu Meninggal Hanya karena Flu!

 

Peradangan paru ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Pada umumnya, saat kita mengalami infeksi di saluran pernapasan, tubuh akan memberikan perlawanan utama berupa batuk. Namun jika batuk dan pembersihan jalan napas sudah tidak bisa melawan infeksi kuman yang masuk, mereka akan masuk ke jaringan paru dan terjadi peradangan. Pneumonia pun bisa terjadi.

 

Siapa saja bisa menderita penyakit ini?

Sayangnya, pneumonia bisa terjadi pada semua kalangan. Pneumonia bisa terjadi di segala usia, baik ketika bayi baru lahir sampai usia lansia. Tidak jarang, saya melihat bayi-bayi baru lahir dengan keadaan napas yang kurang baik dan terdapat riwayat infeksi pada sang Ibu. Setelah ditelusuri, ternyata hal tersebut disebabkan oleh pneumonia.

 

Pneumonia bisa terjadi pada bayi yang sebelumnya sehat, tetapi mengalami sesak napas setelah menderita batuk pilek. Bisa juga terjadi pada usia sekolah, dengan paparan infeksius yang mungkin lebih tinggi pada usia tersebut. Selain itu, pneumonia bisa terjadi di kawasan lingkungan kesehatan, seperti di rumah sakit dan ruang perawatan intensif. Biasanya ini terjadi pada pasien yang mengalami tirah baring (harus selalu berbaring di atas tempat tidur) dalam waktu cukup lama dan sudah tidak memiliki refleks batuk. Jadi, kuman dapat masuk dengan mudah ke jaringan paru.

 

Baca juga: Kenali 2 Tipe Vaksin Pneumokokus

 

Bagaimana mengenali gejalanya?

Tiga gejala utama yang perlu diingat untuk mengenali pneumonia adalah adanya batuk, sesak, dan demam. Jika mengalami keadaan tersebut, disarankan untuk segera ke rumah sakit. Bahkan pada tingkat kesehatan di puskesmas, sesak sudah menjadi lampu merah untuk menjadi tanda-tanda pneumonia.

 

Geng Sehat bisa mengamati sesak dengan adanya tarikan napas di antara dada dan perut, sekitar otot leher, dan antara tulang rusuk. Bahkan pada lansia, gejala batuk dan sesak jarang terlihat dan lebih ke gejala lemas saja. Jika ragu, jangan lupa untuk mendapatkan evaluasi tenaga kesehatan secepatnya!

 

Baca juga: Batuk Kambuh saat Musim Hujan, Mengapa?

 

Apakah semua sesak merupakan pneumonia?

Pneumonia hanyalah salah satu penyebab sesak yang jarang terjadi. Asma, bronkiolitis, dan keadaan jantung juga dapat menjadi penyebab sesak. Bahkan saat asam lambung meningkat, Kamu juga bisa merasakan sensasi sesak.

 

Apa yang bisa dilakukan untuk menangani pneumonia?

Pada evaluasi awal, dapat diberikan tambahan oksigen untuk memperbaiki kadar oksigen dalam darah. Jika diperlukan, akan dilakukan ronsen dada dan pemeriksaan darah. Pada umumnya, terapi pneumonia membutuhkan antibiotik dan berbagai obat suportif lainnya untuk meringankan gejala batuk dan sesak. Pada keadaan pneumonia yang parah, mungkin dibutuhkan alat bantu napas yang lebih invasif seperti slang pernapasan. Semoga bermanfaat!

 

Baca juga: Kenali 7 Jenis Batuk dan Cara Mengobatinya