Vaksin pneumokokus adalah salah satu vaksin pilihan yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan pada anak guna mencegah penyakit-penyakit pneumokokal. Penyakit pneumokokal sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, atau yang biasa disebut bakteri pneumokokus.

 

Infeksi bakteri pneumokokus dapat menyerang daerah telinga, menyebabkan infeksi sinus, pneumonia atau radang paru-paru, meningitis, dan sepsis. Dari data yang dipaparkan di situs resmi IDAI, disebutkan bahwa pada tahun 2015 penyakit pneumonia sendiri menyebabkan kematian pada sekitar 20 ribu anak Indonesia yang berusia kurang dari 5 tahun. Bahkan di Indonesia sendiri, penyakit pneumonia menempati peringkat ke-5 sebagai penyebab kematian utama pada anak berusia kurang dari 5 tahun!

Baca juga: Imunisasi dan Vaksinasi Itu Berbeda, Lho

 

Data di atas menunjukkan bahwa suatu pencegahan terhadap penyakit pneumonia mutlak diperlukan, terutama bagi anak berusia kurang dari lima tahun. Salah satunya adalah dengan pemberian vaksin pneumokokus, yang bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap bakteri tersebut. Jangan salah, pemberian vaksin pneumokokus tidak hanya direkomendasikan bagi anak-anak saja, namun juga untuk orang dewasa!

 

Vaksin pneumokokus yang beredar di pasaran sendiri terdiri dari dua jenis, yang berbeda dari sisi komposisi, pemberian, serta fungsinya. Berikut penjelasannya:

 

Vaksin Pneumokokus PCV13

Vaksin pneumokokus jenis yang pertama disebut dengan pneumococcal conjugate vaccine atau PCV. Vaksin ini akan memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae. Ketiga belas strain ini adalah yang paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia. Saat ini, di dunia, termasuk di Indonesia, vaksin PCV13 beredar dengan merek dagang Prevnar®.

 

Vaksin PCV13 mulai dipasarkan sekitar tahun 2010. Kehadirannya menggantikan vaksin PCV7 yang sudah beredar sejak tahun 2000. Vaksin PCV13 memberikan kekebalah terhadap 7 strain yang dimiliki oleh vaksin PCV7, ditambah 6 strain pneumokokus baru, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap 13 strain pneumokokus.

 

Vaksin PCV13 ditujukan untuk bayi dan anak-anak berusia kurang dari 2 tahun, dewasa usia lebih dari 65 tahun, serta usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud antara lain memiliki penyakit anemia sickle cell, terinfeksi HIV, atau memiliki penyakit jantung dan paru-paru yang bersifat kronis.

 

Untuk bayi dan anak berusia kurang dari 2 tahun, rekomendasi yang diberikan oleh IDAI adalah tiga dosis primer pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Prinsipnya, vaksin PCV13 diberikan tiga kali dimulai dari usia bayi 2 bulan, dengan pemberian selanjutnya dengan interval 4 hingga 8 minggu.

Baca juga: Pada Usia Berapa Vaksin Hepatitis A Bisa Diberikan Pada Anak?

 

Sesuai namanya, vaksin PCV13 adalah jenis vaksin yang dibuat dengan metode konjugasi, yaitu bagian dari bakteri pneumokokus digandengkan dengan suatu molekul protein, untuk meningkatkan kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin saat diberikan.

 

Vaksin Pneumokokus PPSV23

Tipe kedua dari vaksin pneumokokus yang beredar saat ini adalah vaksin PPSV23, atau pneumococcal polysaccharide vaccine. Sesuai namanya, vaksin ini memberikan proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus. Di pasaran, vaksin ini tersedia dengan nama dagang Pneumovax 23®.

 

Berbeda dengan vaksin PCV13 yang merupakan vaksin konjugasi, yakni bakteri digandengkan dengan protein untuk meningkatkan efek kekebalan yang dihasilkan, pada vaksin PPSV23 ini molekul polisakarida didesain sedemikian rupa agar menyerupai bagian dari bakteri pneumokokus. Sehingga diharapkan dapat menginduksi terjadinya kekebalan dengan lebih baik.

 

Jika vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun, vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. Mereka adalah orang dewasa usia 65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus seperti yang telah disebutkan. Vaksin ini juga disarankan untuk diberikan pada dewasa usia 19 hingga 64 tahun yang memiliki kebiasaan merokok.

 

Vaksin PPSV23 ditujukan untuk pemberian single dose alias satu kali pemberian saja. Biasanya sebelum pemberian vaksin PPSV23 ini, diberikan terlebih dahulu satu dosis vaksin PCV13. Hal ini untuk mengoptimalkan kekebalan tubuh yang dihasilkan.

 

Efektivitas Vaksin Pneumokokus

Mungkin Kamu bertanya-tanya, apakah vaksin pneumokokus seperti yang telah diuraikan di atas mampu memberikan kekebalan yang diinginkan? Sudah dilakukan beberapa penelitian mengenai efektivitas vaksin pneumokokus, baik jenis PCV13 maupun PPSV23. Hasilnya, vaksin PCV13 diklaim mampu mencegah terjadinya penyakit-penyakit pneumokokus yang bersifat invasif pada 8 dari 10 bayi yang menerima vaksinasi ini.

 

Sedangkan vaksin PPSV23, mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit pneumokokus invasif pada 75 persen pasien usia 65 tahun ke atas. Selain itu, dapat pula mencegah terjadinya pneumonia atau radang paru pada 45 persen populasi umur tersebut.

Baca juga: Bahaya Tidak Melakukan Vaksinasi

 

Di Indonesia sendiri vaksin pneumokokus memang masih merupakan vaksin pilihan. Namun berita yang dimuat di situs resmi IDAI menyebutkan bahwa pemerintah berencana untuk membuat vaksin pneumokokus ini menjadi program nasional, yang berarti nantinya vaksin ini dapat diperoleh secara gratis bagi seluruh anak Indonesia.

 

Itulah dua jenis vaksin pneumokokus yang beredar saat ini. Baik vaksin PCV13 maupun PPSV23 memiliki fungsinya masing-masing dan sasaran pemberiannya pun berbeda. Namun keduanya sama-sama bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, seperti radang paru serta infeksi telinga dan hidung. Salam sehat!