Halo semua! laughing Pada kesempatan ini, saya mau membagikan pengalaman hidup saya yang mengajarkan bahwa kesehatan mental itu sangatlah penting. Mengapa penting? Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan kita, mulai dari hubungan bersosialisasi sampai menghadapi situasi-situasi sulit dan bagaimana menanganinya. 

 

Ini berdasarkan pengalaman saya yang terlahir dari keluarga yang selalu menekan sedari kecil. Mereka terus mendorong saya menjadi anak yang pintar. Pokoknya tidak boleh kalah dari yang lain. Saya tahu benar jika setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya menjadi yang terbaik. Namun, saya merasa apa yang orang tua saya lakukan terlalu menyakitkan bagi saya, terutama mama saya.

 

Mungkin anak-anak lain biasanya bilang papa yang lebih galak, tetapi berbeda dengan saya. Jadi waktu saya SD, tiap saya mau ulangan, pasti selalu dites lisan sama mama. Jika saya tidak bisa, selalu saja ada perlakuan kasar yang dilakukan, seperti melempar buku ke arah kepala saya, memukul pakai kemoceng atau sapu lidi, menjambak rambut, dan lain-lain. Ini membuat saya menangis dan memendam emosi.

 

Baca juga: Selalu Nyinyir di Media Sosial Tanda Kelainan Mental!
 

Hingga saat ini, memang sudah berkurang perlakuan fisik yang saya terima. Entah mungkin karena sudah sadar bahwa itu salah atau ada alasan lain yang saya tidak tahu. Namun yang sekarang masih sering dilakukan ialah membandingkan saya, entah dengan adik ataupun teman-teman saya.

 

Padahal, saya selalu berusaha menjadi yang terbaik. Saya selalu mempertahankan nilai agar tetap bagus, karena saya masih punya papa yang sayang sama saya. Entah kenapa saya merasa segala usaha saya tidak pernah dihargai apalagi dipuji.

 

Saya merasa lelah, sehingga membuat mental saya down sedari dulu. Terbentuklah pribadi yang tertutup dan benar-benar tidak percaya diri untuk melakukan banyak hal, terutama di depan umum. Saya merasa takut melakukan kesalahan, mudah baperan (terbawa perasaan), egois, dan banyak sifat buruk lainnya yang terbentuk. Namun seiring waktu, saya bersyukur bisa berubah. Apa yang menyebabkan saya bisa berubah?

 

Di sini, saya benar-benar bersyukur karena memiliki Tuhan yang selalu menyertai saya. Allah yang tidak membiarkan saya berjalan sendirian di tengah kekelaman. Saya yakin, orang-orang di sekitar yang menyadarkan pentingnya mengasihi sesama, sekalipun orang itu sering menyakiti. Misalnya teman-teman yang pernah mengalami perselisihan dengan saya, karena mental saya rapuh. Semuanya ini berkat anugerah-Nya.

 

Meskipun terkadang kita merasa dunia ini tidak adil, tidak ada yang mengerti perasaan kita, atau bertanya-tanya kenapa beban saya lebih berat dari orang lain, percayalah kalau semua ujian hidup menjadikan kita menjadi pribadi yang kuat. Saya pun percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan lebih dari kemampuan saya, karena Tuhan sayang kepada saya.

 

Baca juga: Lebih Dari Sekadar Pelukan
 

Saya pernah mendengar bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan itu memang benar sekali. Pengalaman banyak mengajarkan kita untuk mengambil hikmah di balik semua kejadian, entah itu menyenangkan ataupun buruk.

 

Oleh karena itu, saya meyakini dan tetap mensyukuri atas apa yang telah dialami, sekalipun saya tahu ini berat dan rasanya ingin terus mengeluh. Perlahan, saya mencoba untuk bangkit dan intropeksi diri apa yang salah dari diri saya, baik dengan cara merenung atau bertanya kepada sahabat saya. Sejak saat itu, saya meberanikan diri untuk membuka mata pada dunia dan melakukan apa saja yang saya bisa lakukan agar kembali bangkit.

 

Kuncinya adalah kita harus peka terhadap ujian yang Tuhan berikan, karena pasti bertujuan untuk mendekatkan kita kepada-Nya dan terus bersandar kepada-Nya. Kita juga harus mau mendengarkan pendapat orang lain, yang mungkin menyinggung perasaan tetapi demi kebaikan kita. Dan yang terakhir, saya membagikan ini agar Geng Sehat yang membaca merasa diberkati. Bersyukur atas apa yang dimiliki dan tak ada yang perlu disesali atas apa yang telah terjadi.

 

Saya juga ingin berpesan supaya kita peka terhadap lingkungan sekitar, yang membutuhkan kepedulian kita. Belajar untuk menghargai, mendengarkan, dan memberi solusi yang membangun. Bukan mengkritik atau mem-bully, karena hal itu bisa merusak mental dan perlahan 'membunuh' jiwa orang lain. Terima kasih, sampai jumpa! 

 

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Depresi Melalui Film Hereditary