Keringat umumnya tidak berwarna. Bagaimana kalau keringat yang keluar bercampur darah dan berwarna merah? Tentu menyeramkan ya Gengs! Tetapi ini fakta, bukan film horor. Dalam dunia kedokteran ada suatu kelainan yang menyebabkan keringat keluar bercampur darah. Kondisi ini termasuk langka, disebut hematidrosis atau hematohidrosis.

 

Hematohidrosis merupakan kondisi kesehatan yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat darah, tanpa disertai adanya luka atau cedera. Penyakit langka ini sudah ditemukan sejak lama. Menurut sejarah, pelukis legendaris Leonardo da Vinci pernah melukis seorang prajurit yang mengeluarkan keringat darah setelah ikut serta dalam peperangan.

 

Begitu langkanya nih Gengs, dalam abad ini hanya beberapa kasus yang sudah dikonfirmasi oleh dunia medis. Supaya Geng Sehat tahu lebih banyak tentang penyakit ini, berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Beda Tipe Anemia, Beda Pula Penanganannya!

 

Gejala Hematidrosis

Orang dengan hematidrosis mengeluarkan keringat darah dari kulitnya. Keringat darah tersebut biasanya keluar dari kulit di sekitar wajah, namun juga bisa keluar dari kulit di dinding bagian dalam tubuh, seperti di dalam hidung, mulut, atau perut. Pada bagian kulit dimana keringat darah keluar juga umumnya terjadi pembengkakan, meskipun sifatnya hanya sementara.

 

Darah tidak hanya keluar dari pori-pori. Kadang penderita juga mengeluarkan darah melalui saluran air mata, atau dalam istilah medisnya disebut hemoklaria, serta pendarahan dari liang telinga, yang disebut dengan otorea darah. Cairan yang dikeluarkan pada kondisi hematidrosis bisa berupa darah, keringat bercampur darah, atau keringat yang mengandung tetesan darah. Keringat yang keluar dengan warna lain, seperti kuning, biru, hijau, atau biru, merupakan kondisi berbeda, yang biasa disebut kromhidrosis.

 

Meskipun menyeramkan, pendarahan dalam hematidrosis biasanya akan berhenti dengan sendirinya, dan tidak akan menyebabkan kematian. Paling, penderitanya rentan mengalami  dehidrasi

 

 

 

Penyebab Hematidrosis

Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab dan pemicu hematidrosis. Pasalnya, kondisi kesehatan ini sangat langka. Menurut beberapa ahli, kemungkinan besar hematidrosis berhubungan dengan respon 'fight or flight' tubuh. Respon 'fight or flight' tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah kecil pecah. Darah di dalamnya bisa keluar lewat kelenjar keringat. 

 

Siapa yang Berisiko Terkena Hematidrosis?

Hematidrosis juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain, misalnya seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan gangguan pembekuan darah. Kondisi kesehatan ini juga bisa terjadi pada wanita ketika sedang menstruasi.

 

Terkadang, hematidrosis juga bisa disebabkan oleh rasa takut atau tekanan ekstrem, seperti saat menjelang kematian, mengalami penyiksaan, atau menjadi korban kekerasan, baik fisik ataupun seksual.

 

Baca juga: Cegah Stroke dengan Cek Tekanan Darah Rutin di Rumah

 

 

Dokter akan memastikan diagnosis dari gejala, termasuk berapa lama keringat darahnya berlangsung, serta kapan dan seberapa sering kondisinya terjadi. Dokter juga akan menanyakan tentang kesehatan pasien secara umum, termasuk riwayat kesehatan di keluarga. Kadangkala, dokter juga akan menanyakan tentang gaya hidup dan aktivitas pasien sehari-hari.

 

Untuk mendeteksi apa yang menyebabkan hematidrosis, kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan darah, hati dan ginjal. Adapun pemeriksaan yang dilakukan, seperti CT scan atau ultrasound, tergantung dengan letak pendarahannya. Dokter yang memeriksa hematidrosis umumnya yang memiliki spesialisasi di bidang darah atau kulit.

 

Pengobatan Hematidrosis

Kalau dokter sudah mendiagnosis hematidrosis, langkah selanjutnya adalah mengobati masalah atau penyebab kondisi tersebut, sebagai pencegahan. Biasanya dokter juga akan memberikan sejumlah obat, seperti:

  • Beta-blocker atau vitamin C untuk menurunkan tekanan darah
  • Antidepresan, obat anti-kecemasan, terapi untuk meredakan stres emosional tinggi
  • Obat untuk membantu mengentalkan darah atau menghentikan pendarahan

 

Baca juga: Manfaat Daun Jambu Biji untuk Meningkatkan Trombosit

 

Hematidrosis memang bukan kondisi kesehatan biasa, sangat langka, namun bukan penyakit yang mengancam jiwa. Namun, Geng Sehat tetap perlu mengenal dan mewaspadainya. Kalau Geng Sehat atau kerabat terdekat mengalami gejala yang menyerupai hematidrosis, segera periksakan ke dokter. (UH/AY)

 

Gejala tekanan darah tinggi yang sering disepelekan

Sumber:

Indian Journal of Dermatology. "Hematohidrosis -- A Rare Clinical Phenomenon."

Genetic and Rare Diseases Information Center. "Hematohidrosis."

Blood. "Hematidrosis: blood sweat."

Patterson, J. Weedon's Skin Pathology. Churchill Livingstone. 2016.

Medscape. "Chromhidrosis."

American Journal of Otolaryngology. "Blood otorrhea: blood stained sweaty ear discharges: hematohidrosis; four case series (2001-2013)."

American Journal of Dermatopathology. "Hematidrosis: a pathologic process or stigmata. A case report with comprehensive histopathologic and immunoperoxidase studies."

Indian Journal of Psychological Medicine. "An interesting case report of hematohidrosis."

Journal of Medicine. "Blood, sweat and fear. 'A classification of hematidrosis'."

Case Reports in Dermatological Medicine. "Child Who Presented with Facial Hematohidrosis Compared with Published Cases."

Indian Journal of Dermatology, Venereology and Leprology. "Letter to the Editor: Hematohidrosis."

GE Portuguese Journal of Gastroenterology. "Hematidrosis, Hemolacria, and Gastrointestinal Bleeding."