Dermatitis popok atau ruam popok adalah segala kondisi yang menyebabkan munculnya ruam pada kulit daerah yang tertutup popok, yakni daerah sekitar alat kelamin, bokong, paha, dan perut bagian bawah. Dermatitis popok sering terjadi pada bayi hingga usia 2 tahun, dengan puncak usia 3 - 6 bulan.

 

Penggunaan popok sekali pakai untuk bayi sangat membantu dalam hal kebersihan dan juga kemudahan perawatan. Namun demikian, masalah ruam popok menjadi sebuah masalah yang sering terjadi. Kendati tidak memicu penyakit serius, kemerahan yang terjadi tentu membuat si Kecil merasa tak nyaman karena perih dan gatal.

 

Pada beberapa kasus, ruam popok juga dapat terjadi pada orang dewasa atau geriatri dengan inkontinensia atau paralisis yang mengharuskan penggunaan popok. Faktor risiko yang berperan pada ruam popok, antara lain sawar kulit bayi yang imatur, kebiasaan penggunaan popok yang tidak baik, seperti jarang mengganti popok, serta kurang menjaga higienitas kulit area popok.

 

Apa Penyebab Rumah Popok pada Bayi?

Adapun penyebab yang dapat menimbulkan dermatitis popok antara lain :

  • Penggunaan popok dengan daya serap rendah
  • Gesekan terhadap popok
  • Iritasi karena urin atau feses, hal ini terjadi apabila popok tidak segera diganti setelah buang air besar/kecil.
  • Suhu dan kelembaban yang tinggi akibat oklusi oleh popok
  • Infeksi akibat Candida albicans atau Staphylococcus aureus (pada anak yang lebih besar).

 

Apa gejala yang timbul bila terjadi dermatitis popok?

  • Kemerahan, luka, bengkak pada paha, pangkal paha dan alat vital.
  • Bintik-bintik merah muda dan kulit yang tidak rata.
  • Adanya sikap bayi yang tidak biasa karena merasa tidak nyaman atau kesakitan, seperti gelisah, menangis ketika disentuh atau dimandikan, serta sering terbangun di malam hari.
  • Jika sudah lebih parah, terkadang dapat ditumbuhi luka lepuh, menggelembung, bernanah dan diiringi dengan demam

 

Bagaimana perawatan dermatitis popok?

Penatalaksanaan dermatitis popok sebenarnya dapat dimulai dari mengganti pola frekuensi dan cara penggunaan popok. Edukasi akan orang tua atau yang mengurus anak penting yaitu mengganti popok setidaknya 2 jam sekali atau lebih awal jika popok basah untuk mengurangi waktu paparan kulit terkena feses dan urin. Hindari juga penggunaan popok yang terlalu ketat.

 

Bagaimana Pencegehan dermatitis popok?

Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk mencegah dermatitis popok, antara lain :

  • Hindari penggunaan bedak karena dapat memicu iritasi kulit
  • Sesuaikan ukuran popok bayi.
  • Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi yang dapat memicu iritasi kulit.
  • Oleskan krim yang mengandung bahan zinc oxide untuk mencegah ruam popok setiap mengganti popok.
  • Gunakan popok dengan satu ukuran lebih besar selama menjalani masa penyembuhan.

 

Kapan perlu ke dokter?

Mengingat bahwa ruam popok pada bayi adalah kondisi yang umum terjadi dan dialami banyak ibu dan dapat dirawat dengan salep popok bayi. Namun, jika setelah pemberian salep popok bayi tidak ada perubahan atau bahkan semakin parah, menjalar, menjadi luka, berair dan disertai demam, ada baiknya untuk segera berkonsultasi ke dokter anak karena bisa jadi itu merupakan tanda infeksi.

 

Tiga jenis radang kulit yang berkaitan dengan penggunaan popok meliputi dermatitis chafing, dermatitis kontak, dan diaper kandidiasis. Diagnosa dokter dapat membantu mengetahui penyebab kenapa ruam popok bertambah parah dan memberikan pengobatan ruam popok yang terbaik.

 

Ruam popok juga disebabkan oleh perubahan pola makan pada bayi. Jika orang tua merasa penyebab ruam popok berasal dari makanan tertentu, dokter dapat membantu memberikan konsultasi guna mengobati ruam popok karena hal tersebut.