Menjadi ibu adalah peran yang mulia. Tapi mengapa pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga justru membuat banyak wanita merasa kesepian, terisolasi, dan depresi? Jika perasaan yang sama juga sedang Mums alami, inilah jawaban yang Mums cari.

 

Kenapa Hal Ini Terjadi?

Menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dengan beragam tugas dan tanggung jawabnya, adalah hal yang mulia. Seorang ibu juga memiliki ikatan yang sangat dalam dengan buah hatinya, sehingga menjadi pihak utama untuk merawat dan mengasuh anak. Inilah yang umumnya menjadi alasan mengapa wanita memutuskan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya dan meninggalkan karier yang sebelumnya dijalani.

 

Jika Mums adalah seorang ibu yang sepanjang hari tinggal di rumah, Mums pasti memahami bagaimana rasanya dikelilingi oleh si Kecil sepanjang hari, namun masih merasakan kerinduan memiliki kontak dengan manusia. Bukan berarti si Kecil tidak cukup baik. Tetapi, bagi banyak ibu yang tinggal di rumah, kesibukan mengurus si Kecil justru menjadi alasan mengapa banyak ibu merasa kesepian. Dengan kata lain, Mums tidak pernah sendirian sejak memiliki anak karena ia akan selalu mengikuti ke mana pun Mums pergi, tapi di saat yang sama juga merasa kesepian dan terisolasi dari dunia luar.

 

Tak mudah untuk menjalani ini, namun lebih sulit lagi untuk memahami kenapa ini terjadi. Tenangkan diri Mums dulu ya, dan tak perlu menyalahkan diri sendiri karena merasakan ini. Nyatanya, ada banyak kemungkinan alasan mengapa Mums merasa kesepian dan terisolasi setelah menjadi ibu. Di antaranya adalah:

 

 

  • Pergeseran dari Bekerja menjadi Diam di Rumah

 

Umumnya, orang dewasa berinteraksi sosial di tempat bekerja. Jika Mums sebelumnya bekerja dan kini berada di rumah, Mums telah kehilangan dosis reguler waktu sosial yang sebelumnya tidak perlu diupayakan ekstra. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa kebanyakan wanita yang memutuskan untuk tinggal di rumah mengurus anak, mengakui bahwa kesepian sebagai salah satu aspek tersulit. 

 

Perlu dicatat, tidak hanya ibu rumah tangga yang bisa mengalami perasaan terisolasi ini. Bahkan untuk Mums yang hanya menjalani cuti melahirkan selama kurang lebih 3 bulan, atau berada di rumah selama enam hingga delapan minggu pascapersalinan, tetap bisa merasakan minggu-minggu di rumah sangat panjang dan sepi.

 

 

 

Menyusui adalah sebuah profesi penuh waktu (full time job) yang akan sangat menyita waktu serta tenaga, terutama di minggu-minggu awal. Bayi baru lahir pun akan sangat sering menyusui setiap satu hingga dua jam. Belum lagi jika Mums berkomitmen untuk menyusui secara eksklusif dan langsung, ini berarti Mums tidak dapat benar-benar jauh dari si Kecil lebih dari satu setengah jam. 

 

Bukannya ini hal yang buruk, tidak sama sekali. Namun perlu diketahui, menjadi ibu baru dan langsung menjalani tanggung jawab sebesar ini tanpa persiapan mental serta dukungan dari sekitar, cepat atau lambat akan membuat Mums merasa kesepian dan murung.

 

 

  • Rutinitas yang monoton

 

Tak hanya minim interaksi sosial, menjadi ibu rumah tangga benar-benar melelahkan secara fisik dan mental karena Mums menghabiskan hari-hari dengan melakukan hal yang sama setiap hari. Daftar tugas itu tidak pernah berakhir dan tidak memuaskan.

 

Menurut analisis Gallup 2012 yang melibatkan lebih dari 60.000 wanita di Amerika Serikat, ibu rumah tangga dilaporkan merasa lebih sedih, stres, marah, khawatir, dan depresi daripada ibu yang bekerja. Jajak pendapat juga menyimpulkan bahwa ibu yang tinggal di rumah tidak merasakan banyak emosi bahagia. Mereka lebih sedikit tersenyum, belajar lebih sedikit, dan mengalami penurunan kenikmatan.

 

 

  • Keterbatasan dana

 

Seiring dengan bertambahnya anggota keluarga, maka bertambah pula pengeluaran rumah tangga. Ditambah lagi, terjadi perubahan pendapatan karena Mums sedang cuti atau memutuskan berhenti bekerja. Padahal, berinteraksi sosial seperti makan di restoran atau jalan-jalan, membutuhkan biaya. Hilangnya satu sisi yang tadinya Mums miliki tersebut, cepat atau lambat bisa membuat tak berdaya dan menimbulkan  perasaan cemas sekaligus kehilangan.

 

 

Baca juga: Anak Takut Main Perosotan, Apa yang Salah ya?

 

 

 

 

 

Mums Tak Sendirian!

Dengan banyaknya perasaan yang berkecamuk di benak Mums, sayangnya seorang ibu dinilai tak baik jika menyampaikan keluhannya, karena dianggap sudah memiliki kehidupan yang dijalani patut disyukuri, mudah, dan bebas stres. Belum lagi adanya sosok ibu di media sosial yang menggambarkan bahwa ibu rumah tangga terlihat mudah dan menyenangkan, sehingga membuat ibu lainnya terus-menerus membandingkan diri dengan mereka. Stigma tersebut pun membuat Mums merasa bersalah atas perasaan depresi yang dirasakan dan semakin merasa terisolasi. Tapi jangan khawatir: Mums tidak sendirian.

 

Ketahuilah, bahwa apa yang Mums rasakan ini valid dan tidak ada yang salah merasa seperti itu. Perasaan ini juga tak mengurangi nilai Mums sebagai seorang ibu dan istri, karena Mums masih melakukan yang terbaik untuk keluarga.

 

Sementara itu, tak berarti Mums harus tertinggal di dalam perasaan sepi ini. Mums tetap berdaya untuk meraih kembali rasa bahagia dan “hidup” itu dengan cara yang mudah. Yuk, coba beberapa cara berikut ini:

 

 

  • Merawat diri

 

Tahukah Mums, bahwa salah satu penyebab kesepian yang dirasakan ibu rumah tangga adalah mengabaikan perawatan diri. Begitu sibuknya memfokuskan waktu dan tenaga untuk keluarga, tak jarang para ibu lupa bahwa agar bisa tetap sehat dan bahagia, maka diri sendiri harus diutamakan terlebih dulu. Maka dari itu, luangkanlah waktu setiap hari atau setiap minggu untuk melakukan sesuatu yang Mums inginkan. Baik itu luluran, berdandan, maskeran, potong rambut, bahkan keramas, lakukanlah!

 

 

 

Baca juga: Kapan Bisa Hamil Lagi Setelah Lepas Spiral?

 

 

 

 

  • Menulis jurnal

 

Ya, menulis buku atau jurnal harian adalah obat pelepas rasa kesepian yang cukup ampuh. Terkadang, Mums tidak selalu memiliki seseorang untuk diajak bicara. Dan ada kalanya apa yang Mums katakan tidak akan dipahami oleh orang lain. Di saat seperti ini, mulailah membuat jurnal. Tuliskan apa yang Mums rasakan dan pikirkan. Dan jika Mums tidak terlalu suka menulis tangan, tulislah di komputer atau ponsel. 

 

Keuntungan lain dari menulis jurnal adalah Mums tidak perlu meminta seseorang untuk membacanya, tetapi Mums masih tetap merasa bisa berbicara dan mengeluarkan semua uneg-uneg yang berkumpul di dada. 

 

 

  • Turunkan standar dan berdamailah

 

Menjadi ibu rumah tangga kerap kali diasosiasikan sebagai pengurus rumah tangga yang sempurna. Berhasil atau tidaknya seorang ibu sering dinilai dari seberapa rapi tugas rumah tangga bisa diselesaikan. Hentikan pemikiran itu dan pahami bahwa nilai Mums lebih dari itu. 

 

Mums memiliki suami sebagai partner untuk berbagi tugas rumah tangga. Mums masih memiliki hari lain untuk menyelesaikan tugas jika saat ini merasa lelah. Mums masih berhak memiliki waktu untuk diri sendiri sehingga tak apa jika tidak semua bisa diselesaikan di hari yang sama. 

 

Yang terpenting, ingatlah bahwa ini bukan akhir dari kehidupan Mums. Semua yang Mums rasakan saat ini adalah masa transisi dan perubahan. Percayalah, semua akan membaik. (IS)



 

Baca juga: Haruskah Bercerai Jika Pasangan Selingkuh?

 

 

 

Referensi:

VeryWell Family. Feeling Isolated As A New Mom

Parents. Stay-at-Home-Mom Depression

Psycom. Stay-at-Home-Mom So Sad

Mastering Mom Life. Mom Loneliness