Menjadi orang tua berarti bersedia memberikan yang terbaik. Namun, menyediakan yang terbaik bukan sebatas memberikan nutrisi terbaik, membelikannya mainan terbaik, atau merencanakan pendidikan terbaik, ya, Mums. Si Kecil juga berhak mendapat perlindungan penuh dengan imunisasi. Dan, salah satu imunisasi penting yang harus ia dapatkan adalah imunisasi hepatitis A.

 

Imunisasi meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara membentuk zat antipenyakit (antibodi), yang memiliki kadar protektif (kadar zat antipenyakit) untuk melindungi tubuh dari penyakit tertentu. Khusus untuk imunisasi hepatitis A, ini dibuat dari virus hepatitis A (HAV) yang dikembangbiakkan dalam sel diploid manusia dan diinaktivasi dengan formaldehid.

 

Untuk bisa terlindungi sepenuhnya dari penyakit, imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan. Ada yang cukup 1 kali imunisasi, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi, dan perlu diulang pada umur tertentu.

 

Jadwal imunisasi yang disusun oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan menjadi acuan umum untuk pemberian imunisasi di negara ini dibuat berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO dan organisasi profesi yang berkecimpung dalam imunisasi setelah melalui uji klinis. Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal atau imunisasi tertunda, segeralah diberikan atau dikejar, Mums.

 

Baca juga: Ini 5 Wanita Hebat di Balik Penemuan Obat dan Vaksin!

 

Kenapa imunisasi hepatitis A penting untuk si Kecil?

Sebelum membahas lebih jauh tentang imunisasi hepatitis A, Mums perlu tahu bahwa jumlah korban meninggal terbanyak yang disebabkan oleh penyakit hepatitis A adalah anak-anak.

 

Lebih mengejutkannya lagi, ternyata hanya 30% penderita hepatitis A berusia di bawah 6 tahun yang mengalami gejala-gejala hepatitis parah. Sisanya, hanya memiliki gejala ringan, sehingga membuat penyakit hepatitis sulit terdeteksi. Perlu diketahui, masa inkubasi hepatitis A (masa masuknya penyakit sampai timbul gejala) berlangsung antara 2-6 minggu.

 

Pemberian imunisasi hepatitis A sangat efektif untuk mencegah infeksi virus HVA. Untuk mendapatkan perlindungan maksimal, imunisasi hepatitis A perlu diberikan sebanyak 2 kali. Vaksin pertama bisa mulai diberikan pada anak usia 2 tahun. Sedangkan vaksin kedua atau penguatnya (booster), diberikan dalam interval 6 hingga 12 bulan sejak dosis pertama.

 

Bagaimana jika pemberian imunisasi hepatitis A kedua terlambat diberikan atau di atas 6 bulan sejak penyuntikan pertama? Mums sebaiknya segera menjadwalkan imunisasi lanjutan untuk si Kecil, tanpa perlu mengulang dari awal. Yang pasti, lakukan pemberian imunisasi hepatitis A lengkap.

 

Imunisasi hepatitis A sebaiknya juga sebaiknya diberikan jika Mums akan berkunjung ke daerah yang sedang terjangkit Kasus Luar Biasa (KLB) hepatitis A, minimal 2 minggu sebelum berada di lokasi terjadinya KLB.

 

Baca juga: 10 Ancaman Kesehatan Global Tahun 2019 versi WHO, Salah Satunya Anti Vaksin!

 

Imunisasi hepatitis A dan gejala hepatitis A

Gejala ringan hepatitis A yang sering disalahartikan adalah common cold, seperti gejala flu, badan nyeri, mual dan kadang disertai muntah, nafsu makan menurun, serta lemas. Gejala lainnya adalah perut kanan atas terasa nyeri akibat peradangan lever, yang terletak di perut kanan atas.

 

Karena sering disalahpahami sebagai penyakit biasa, pasien dengan hepatitis A biasanya datang dalam kondisi sudah kuning akibat adanya penyumbatan pembuluh darah oleh bilirubin dan urine seperti air teh.

 

Jika sudah sampai di kondisi ini, pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan adanya peningkatan pada kadar bilirubin, enzim SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase). Lalu, dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A (anti HAV) untuk memastikan bahwa orang tersebut terjangkit infeksi hepatitis A.

 

Kabar baiknya, penderita tak perlu dirawat di rumah sakit dan penyakit ini bisa sembuh total, asalkan pasien beristirahat total. Pasien perlu dirawat di rumah sakit hanya jika sulit makan dan terus mengalami mual-muntah, supaya mendapatkan asupan cairan dan makanan melalui infus.

 

Obat-obat yang diberikan selama pengobatan pun sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul. Misalnya, jika diare diberikan obat antidiare, kalau mual diberikan antimual, jika demam diberikan obat antidemam, dan jika lemas diberikan vitamin beserta perbaikan pola makan. Obat suplemen hati bisa pula diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi. Selama dirawat, pasien wajib diisolasi dan dilarang tidur sekamar dengan orang sehat. Sama halnya jika dirawat di rumah sakit, pasien akan dipisah dengan pasien lain. 

 

Baca juga:  8 Fakta Penting Seputar Hepatitis

 

Setelah imunisasi hepatitis A

Setelah imunisasi hepatitis A dilakukan, lazim terjadi beberapa gejala, seperti rasa nyeri di tempat penyuntikan, eritema (kulit kemerahan dan ruam), indurasi (kulit di bekas suntikan menebal dan menonjol), demam, dan sakit kepala. Gejala yang lebih serius mungkin muncul tetapi sangat jarang terjadi. 

 

Pemberian imunisasi hepatitis A ini juga memerlukan perhatian khusus. Jika si Kecil sedang demam atau kekebalan tubuhnya menurun, sebaiknya tidak diberikan. Selain itu, jika pada imunisasi pertama anak mengalami alergi, maka pemberian kedua (booster) tidak harus diberikan kembali. 

 

Perlu diingat, imunisasi hepatitis A saja tidak cukup untuk melindungi si Kecil dari penyakit hepatitis lainnya. Pasalnya, jenis virus hepatitis beragam, mulai dari A hingga E. Secara urutan pemberian, si Kecil akan lebih dulu diberikan imunisasi hepatitis B di 12 jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan dengan imunisasi hepatitis B lanjutan di usia 2, 3, dan 4 bulan.

 

Dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, imunisasi hepatitis A pertama diberikan pada anak saat berusia 2 tahun, dilanjutkan dengan vaksin kedua dalam interval 6 hingga 12 bulan sejak dosis pertama.

 

Sementara itu, imunisasi hepatitis C belum ada hingga saat ini. Sehingga, cara pencegahan penularan hepatitis C dilakukan dengan cara:

  1. Memastikan jarum suntik yang akan dipakai untuk kegiatan medis adalah jarum baru dan steril.
  2. Tidak berbagi alat-alat pribadi dengan orang lain, seperti sikat gigi, gunting kuku, pisau cukur, sisir, dan lain-lain, yang mudah tercemar dengan darah.
  3. Memilih tempat yang bersih dan terjamin kehigienisannya jika ingin membuat tato atau tindik.
  4. Melakukan hubungan seksual secara sehat.

 

Baca juga: Tips dan Aturan Makan untuk Penderita Hepatitis

 

Cerita di balik imunisasi hepatitis A

Imunisasi bertujuan tak hanya untuk melindungi 1 jiwa, melainkan juga sekelompok masyarakat terhadap suatu penyakit. Pasalnya jika 1 orang terlindungi dari sebuah penyakit, maka kemungkinan penyakit tersebut menular akan semakin berkurang. Alhasil, tercapai tujuan akhir imunisasi, yaitu pemberantasan penyakit di dunia.

 

Kejadian Luar Biasa akibat penyakit hepatitis A belum lama ini terjadi di sembilan kecamatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu, menyebut total jumlah hepatitis A di daerah itu mencapai 1.102 kasus.

 

Sementara Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, menduga air minum yang tercemar menjadi sumber penularan penyakit hepatitis A di Pacitan. 

 

Cara penularan infeksi hepatitis A tersebut dibenarkan oleh akademisi dan praktisi kesehatan, Prof. Ari F. Syam. Virus hepatitis A ditularkan dari media utama, yaitu makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran orang terinfeksi HAV.

 

Dan, virus HAV sebenarnya tidak mudah ditularkan dari 1 orang ke orang lain hanya karena bertemu sepintas. Jadi jika kasus hepatitis A berkembang menjadi KLB, biasanya berhubungan dengan makanan atau minuman yang tercemar. 

 

Pencegahan hepatitis A yang terpenting adalah dengan mendapatkan imunisasi hepatitis A, lalu didukung dengan gaya hidup sehat dan bersih, seperti mencuci tangan pakai sabun, terutama setelah menggunakan toilet.

 

Sementara jika sedang mengurus anggota keluarga yang sakit hepatitis A, Mums harus menjaga daya tahan tubuh dengan baik. Bila perlu dibantu dengan mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral. 

 

Baca juga: Hati-Hati, Bayi Anda Terkena Vaksin Palsu!

 

 

Sumber

CDC. Hepatitis A.

CNN Indonesia. Hepatitis A di Pacitan.