Terungkapnya kasus beredarnya vaksin palsu membuat banyak orangtua menjadi resah. Meski demikian, jangan sampai masalah ini membuat Anda ragu untuk membawa anak melakukan imunisasi, namun harus waspada akan vaksin palsu.

Vaksinasi Tetap Wajib

Vaksinasi tetap wajib diberikan kepada anak-anak untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Sekalipun anak Anda telah mendapatkan vaksin palsu, pemberian vaksin harus tetap dilakukan supaya efek vaksin tetap berfungsi pada tubuh anak. Raymond Rubianto Tjandrawinata, Ph.D., Executive Director, Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) dan Corporate Development Director Dexa Medica, menyampaikan bahwa dampak dari pemberian vaksin palsu sebenarnya adalah tidak memberikan fungsi kekebalan terhadap penyakit apapun pada tubuh penerimanya.

“Tidak ada kata terlambat untuk memberikan vaksin pada anak. Jika anak memang sudah terlanjur mendapatkan vaksin palsu, berarti harus divaksin ulang,” kata Raymod yang ditemui di Head Office Dexa Media, Titan Center 3rd Floor Jalan Boulevard Bintaro.

Dari hasil penyelidikan sementara, vaksin palsu berisi cairan dan antibiotik gentamicin yang kadarnya sangat sedikit. Raymond pun menambahkan bahwa kerugian terbesar jika mendapatkan vaksin palsu adalah tidak kebal. Waspada vaksin palsu sangat diperlukan  karena akan sangat merugikan anak yang menerimanya, sama saja memupuskan harapan mereka untuk kebal terhadap suatu penyakit. "Misalnya divaksin palsu untuk hepatitis B, jadinya anak tidak kebal hepatitis B. Jika seperti ini kan berarti percuma dan sangat merugikan harapan ibu dan balita akan kesehatannya di masa depan," kata Raymond.

Membedakan Vaksin Yang Asli dan Palsu Tidak Mudah

Membedakan vaksin asli dengan vaksin palsu pun tidak mudah. Apalagi, biasanya pemberian vaksin langsung diberikan oleh dokter kepada anak, sehingga tidak bisa diketahui langsung secara spesifik bentuk fisik vaksin yang diberikan. Untuk meminimalkan risiko mendapatkan vaksin palsu, maka Anda perlu waspada vaksin palsu dan lebih selektif memilih tempat pemberian imunisasi. Lakukan imunisasi di tempat yang memang sudah dirujuk secara resmi oleh pemerintah, seperti puskesmas dan rumah sakit besar. Anda juga boleh meminta ditunjukkan kemasan vaksin terlebih dahulu sebelum diberikan pada anak. Pertanyakan bahwa vaksin yang diberikan memang sudah pasti asli.

Sudah hak dari pasien untuk tegas mempertanyakan keaslian dari vaksin yang diberikan.” ujar Raymond. Selain orangtua, para medis pun harus lebih jeli jika melihat ada perbedaan kualitas cetakan label di kardus maupun pada botol vaksin. Sejauh ini, produksi hingga distribusi vaksin yang sampai ke masyarakat sudah terjaga. Hanya saja, dengan adanya kasus ini, tingkat waspada terhadap vaksin palsu pun sebaiknya perlu diperketat lagi.