Anak yang sudah mulai bisa berbicara akan sangat cerewet dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan 'ajaib' yang sering kali membuat orang tua bingung. Tak pelak, orang tua sering gelagapan dan tidak tahu bagaimana menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan dari sang Anak.

 

Salah satu pertanyaan yang membuat orang tua mati kutu adalah pertanyaan tentang dari mana bayi berasal. Biasanya, orang tua langsung panik dan berbohong untuk menjawabnya. Orang tua menganggap bahwa memberikan edukasi tentang seks adalah hal yang tabu. Padahal, memberikan edukasi tentang seks pada anak sedini mungkin adalah hal yang sangat penting.

 

Sudah banyak kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak terjadi di Indonesia maupun di negara lainnya. Kebanyakan dari anak tersebut tidak melawan atau merasa hal tersebut adalah hal yang normal lantaran tidak tahu apa-apa. Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia tanggal 20 November, Guesehat ingin membahas bagaimana cara yang tepat bagi orang tua untuk menyampaikan edukasi seks kepada anak.

Baca juga: Cara Mengembangkan 8 Jenis Kecerdasan Anak

 

Mengapa Edukasi Seks dari Orang Tua Sangat Penting?

Berbicara pada anak tentang seks kadang membuat orang tua merasa malu, canggung, dan tidak nyaman dalam menyampaikannya. Namun, tidak menyampaikan edukasi seks pada anak sejak kecil dapat menyeret anak ke dalam masalah yang serius, termasuk hamil muda dan penyakit seks menular lainnya, ujar psikoanalis dan profesor psikiatri di New York-Presbyterian Hospital/Weill Cornell School of Medicine.

 

Kebanyakan dari orang tua masih berjuang keras untuk mencari cara bagaimana menyampaikan edukasi tentang seks kepada anak mereka dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti atau mudah dipahami, tanpa membahasnya terlalu jauh. Tidak pernah ada kata terlalu cepat untuk menyampaikan pendidikan tentang seks pada anak.

 

Berbicara tentang seks, anggota tubuh, dan jenis kelamin anak sedini mungkin dapat membantu anak lebih memahami bahwa seks dan anggota tubuhnya adalah sebuah privasi. Perlu diingat bahwa edukasi seks bukan hanya semata hubungan seksual, melainkan juga mengenal anggota tubuh masing-masing.

 

Kapan Anak Mulai Dikenalkan pada Edukasi Seks?

Jika orang tua ingin memberikan edukasi seks pada anak, ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum memulainya. Pertama, jelaskan kepada anak ketika mereka sudah dapat memahami maksud dari setiap kata yang dilontarkan. Kemudian, bicaralah yang jujur seputar apa yang orang tua ketahui dan jangan menjelaskan sesuatu yang tidak ditanyakan anak.

 

Biasanya, anak akan penasaran terhadap anggota tubuh manusia atau mengalami ketertarikan terhadap bayi dan anak kecil. Usahakan selalu menggunakan bahasa yang sederhana dan sering digunakan dalam sehari-hari, misalnya dada, bokong atau mulut.

 

Bagaimana Cara Memulai Pembicaraan Tentang Seks?

Pada saat anak mulai bertanya tentang anggota tubuh maupun dari mana bayi berasal, saat itulah orang tua  sudah dapat memulai memberi jawaban yang jujur dan mudah dimengerti anak. Selain itu, ada beberapa tips untuk memberikan edukasi seks kepada anak.

 

1. Lakukan sedini mungkin secara perlahan

Anak usia 2-5 tahun pada umumnya sudah menanyakan anggota tubuhnya dan seputar kehadiran bayi. Inilah saat yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selain itu, orang tua dapat menjelaskannya saat anak sedang berpakaian dengan menunjukkan anggota tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan yang mana yang tidak boleh.

Baca juga: Ini Dampak Jika Orang Tua Memaksakan Kehendak Anak
 

2. Jangan mengubah istilah

Saat menjelaskan tentang anggota tubuh, misalnya alat kelamin, jangan menggantinya dengan ‘woo-woo’ atau ‘di bawah sana’. Istilah-istilah pengganti ini akan membuat anak bingung. Mereka akan kesulitan saat sudah beranjak besar dan berbicara kepada dokter atau orang lain jika organ-organ tubuh yang vital sakit atau disentuh oleh orang asing. Tidak apa-apa untuk menggunakan istilah yang sebenarnya, misalnya vagina, bokong, penis, atau payudara.

 

3. Jadikan situasi sebagai kesempatan

Misalnya saat orang tua melihat anak bermain, kemudian anak tersebut memegang anggota tubuh temannya yang tidak pantas, orang tua bisa menjadikan itu kesempatan untuk menjelaskan bahwa anggota tubuh tersebut bukanlah hal yang boleh disentuh sembarangan.

 

Jika anak sudah memasuki usia sekolah dasar, orang tua bisa menjelaskan lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi jika anak memegang anggota tubuh orang lain, misalnya ia akan diomeli dan dianggap tidak sopan.

 

4. Bicarakan tentang tipe-tipe seks

Jika anak sudah memasuki usia remaja, saat orang tua menganggap ia sudah bisa diajak berdiskusi lebih jauh, maka jelaskan beberapa tipe hubungan seks, contohnya oral seks dan penetrasi pada umumnya, dengan bahasa yang mudah dimengerti. Karena, sering kali anak menganggap oral seks bukanlah bagian dari hubungan seks.

 

5. Kenali semua pada anak

Saat anak sudah mengetahui semua tentang anggota tubuh dan seks, serta cukup umur, jelaskan apa kerugian melakukan hubungan seks bebas. Ingatlah bahwa bagaimanapun juga anak akan memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya. Orang tua bisa menjelaskan kepada anak sudah memasuki usia pubertas. Berikan contoh yang masuk akal, misalnya jika melakukan hubungan seksual tanpa kesiapan mental dan umur, akan membahayakan kesehatannya dan lain sebagainya.

Baca juga: Yuk, Bantu Anak Menemukan Bakatnya Melalui Hobi

 

Sebelum anak mengetahui anggota tubuh dan seks dari orang lain, internet, maupun sekolah, sebaiknya orang tua sudah membekali anak dengan edukasi seks. Jawablah dengan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dipahami. Bekali pula apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri ketika ada seseorang mengajaknya ke tempat sepi atau memegang anggota tubuh yang seharusnya tidak boleh dipegang. (AD/AS)