Pastinya Kamu sudah dengar kan kabar bahwa Kylie Jenner tengah hamil? Sejumlah kantor berita mengabarkan bahwa anak bungsu dari keluarga The Kardashian ini tengah menanti kelahiran anak pertamanya bersama sang Pacar, Travis Scott.

 

Berita ini menuai banyak kontroversi. Pasalnya, banyak orang yang menganggap adik bungsu Kim Kardashian ini masih terlalu muda untuk hamil. Sekarang, umur Kylie memang masih 20 tahun. Lalu, apa benar hamil di usia 20 tahun terlalu muda? Pada usia berapa tepatnya wanita bisa hamil? Berikut penjelasannya!

Baca juga: Sulit Hamil, Program Hamil Apa yang Harus Dilakukan?

 

Kelebihan Hamil di Usia 20 Tahun

Ahli berpendapat, rata-rata fertilitas wanita mulai meningkat di awal umur 20-an. Jadi, sebenarnya dari perspektif biologis umur 20-an adalah waktu yang terbaik untuk mencoba hamil.

 

Ketika sudah memasuki masa pubertas, sel telur Kamu akan berjumlah sekitar 300.000 hingga 500.000. Namun, rahim hanya akan memproduksi sekitar 300 di masa reproduktif. Semakin tua umur, maka semakin menurun juga kualitas sel telur yang diproduksi oleh rahim.

 

Oleh sebab itu, sel telur wanita yang lebih muda memiliki risiko yang lebih kecil mengandung ketidaknormalan genetik. Ketidaknormalan genetik bisa menyebabkan down syndrome dan cacat lahir lainnya.

 

Risiko keguguran juga jauh lebih rendah. Pada wanita berusia 20-an, risiko keguguran hanya sekitar 10 persen. Sementara itu pada wanita di awal 30-an, risiko keguguran meningkat menjadi 12 persen. Dan di akhir umur 30-an, risikonya semakin meningkat menjadi 18 persen. Pada wanita yang sudah berusia 40 tahun, risiko keguguran meningkat menjadi 34 persen. Lalu di usia 45 tahun, risiko keguguran bertambah menjadi 53 persen. 

 

Secara fisik, kehamilan lebih mudah dilalui oleh wanita berusia 20 tahun, karena rendahnya risiko komplikasi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Kamu juga memiliki risiko yang lebih rendah terkena masalah kandungan, seperti uterine fibroids. Hamil di usia 20 tahun juga mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau kelahiran prematur. 

 

Kelebihan lainnya adalah kondisi tubuh lebih fleksibel, sehingga memudahkan Kamu untuk melahirkan dan merawat anak. Menikah di usia mudah juga memberikan Kamu banyak ruang untuk belajar merawat anak. 

Baca juga: Coba 5 Posisi Seks Ini Agar Cepat Hamil

 

Kekurangan Hamil di Usia 20 Tahun 

Usia 20 tahun masih termasuk remaja menjelang dewasa. Oleh sebab itu, di usia 20 tahun Kamu perlu menentukan jalan karier dan masa depan yang ingin dibangun. Kalau di saat ini Kamu sudah memiliki anak, pikiran dan keputusan yang Kamu ambil bisa terganggu. 

 

Bahkan, wanita yang langsung bekerja setelah melahirkan secara statistik sering kali mendapatkan pendapatan yang lebih rendah ketimbang wanita seusianya yang belum memiliki anak. Oleh sebab itu, wanita yang baru memiliki anak ketika usianya lebih tua memiliki pendapatan hidup yang lebih tingi ketimbang ibu yang muda.

 

Memiliki anak di usia 20 tahun juga membuat finansial menjadi tidak terlalu optimal. Elise Stevenson, seorang penasihat keuangan,  mengatakan kalau kliennya yang berusia 20–30 tahun dan sudah memiliki anak lebih memiliki banyak utang. Oleh sebab itu, memiliki anak di usia ini akan lebih sulit, terutama jika Kamu tidak terjamin secara finansial.

 

Dari sisi psikologis, psikoterapis Leah Seidler menuturkan bahwa pasangan muda yang memiliki anak sering kali mengalami banyak masalah. Pasalnya, pasangan yang masih muda belum memiliki pengalaman hidup yang cukup. Ibu muda sering kali merasa depresi, sementara pasangannya merasa terabaikan.

 

Pada pasangan yang baru berusia 20 tahun, kebanyakan dari mereka masih belum siap menjadi orang tua. Merawat dan membesarkan anak itu menguras tenaga fisik dan emosional, terutama pada pasangan yang baru berusia 20 tahun. Banyak yang belum menyadari ada hal-hal yang perlu dikorbankan jika sudah menjadi orang tua.

 

Bagaimana dengan Fertilitas Seiring Usia?

Di usia 20 tahun, fertilitas Kamu sangat tinggi. Sebagai wanita yang subur dan sehat, Kamu memiliki kesempatan sekitar 33 persen untuk hamil di setiap siklus, kalau Kamu berhubungan seks 1–2 hari sebelum masa ovulasi. Sedangkan di usia 30 tahun, kesempatan Kamu untuk hamil adalah 20 persen di setiap siklus.

 

Hanya sedikit persentase wanita berusia 20 tahun yang mengalami infertilitas. Sementara itu, sekitar 2 per 3 wanita berusia lebih dari 40 tahun memiliki masalah infertilitas. Wanita berusia 20 tahun memiliki risiko tidak bisa hamil hanya sekitar 6 persen. Sedangkan wanita berusia 40 tahun memiliki risiko tidak bisa hamil sekitar 64 persen.

 

Selain itu, persentase melahirkan anak down syndrome pada wanita berusia 20 tahun adalah 1 dari 2.000. Risikonya meningkat menjadi 1 dari 900 jika Kamu sudah berusia 30 tahun, dan 1 dari 100 pada wanita berusia 40 tahun.

Baca juga: 5 Cara Jitu Hamil Anak Laki-Laki

 

Jadi pada intinya, kesempatan Kamu untuk hamil di usia muda memang lebih tinggi. Namun, ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan, seperti finansial dan kesiapan secara fisik dan mental untuk mengandung dan membesarkan anak. Tapi kalau Kamu merasa siap dan memiliki finansial yang cukup, Kamu juga bisa memutuskan untuk hamil di usia muda! (UH/OCH)