Sulfadizine

Obat Apa Itu Sulfadiazine?

Nama Paten :

Sulfadiazin

Penggunaan

Sulfadiazine adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan bakteri. Beberapa infeksi yang bisa diobati menggunakan obat ini adalah saluran kemih, infeksi telinga, meningitis, malaria, toxolasmosis dan lainnya.

 

Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Antibiotik

Cara Kerja Obat

Sulfadiazine termasuk antibiotik dari golongan sulfonamida. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri. Seperti antibiotik lainnya, sulfadiazine tidak bisa mengobati infeksi akibat virus, seperti demam atau flu.

Efek Samping

Bersamaan dengan efek yang dibutuhkan, obat ini juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping ini dapat terjadi dan tidak semua orang merasakannya, jika terjadi tetap harus membutuhkan penanganan medis. Hal ini kususnya berlaku pada efek samping yang berat. Mual, muntah, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, kehilangan keseimbangan, mati rasa, perasaan terbakar pada tangan dan kaki, insomnia, serta mood yang menurun adalah efek samping umum dari Sulfadiazine.

 

Baca juga: Mengenal Infeksi yang Berasal dari Rumah Sakit

Pemakaian Obat

Konsumsi sulfadiazine sesuai dengan instruksi dokter. Jangan mengonsumsinya terlalu berlebihan dan terlalu sering, jangan pula mengonsumsinya lebih dari jangka waktu yang sudah ditentukan. Tetap konsumsi obat, meskipun Kamu sudah merasa sembuh. Jangan berhenti hingga diperintahkan dokter. Sebaiknya, konsumsi Suladiazine dengan segelas air putih untuk memastikan ginjal anda bekerja dengan baik. Jangan bagikan obat Kamu dengan orang lain, meskipun memiliki gejala yang sama.

Konsumsi sulfadiazine tidak diperbolehkan pada wanita hamil saat trimester terakhir. Obat ini juga tidak boleh digunakan pada wanita menyusui. Jangan gunakan sulfadiazine pada anak di bawah usia 2 bulan tanpa persetujuan dokter. Untuk penyimpanannya sendiri, simpan sulfadiazine dalam suhu kamar. Hindari penyimpanan di suhu lembab, terpapar cahaya, dan panas

Dosis

Dosis sulfadiazine pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.

Jumlah dosis sulfadiazine yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu konsumsi setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus dikonsumsi, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.

Dosis sulfadiazone dalam bentuk oral:

1. Untuk mengobati infeksi. dosis permulaan adalah 2-4 gram diikuti dengan 2-4 gram per hari dibagi dalam 3-6 dosis bagi. Durasi maksimal 7 hari.
2. Untuk mencegah demam reumatik, dosisnya disesuaikan dengan berat badan. Kalau berat badan pasien kurang atau sama dengan 30 kilogram, dosisnya 0.5 gram 1 kali sehari. Untuk orang dengan berat badan lebih dari 30 kilogram, dosisnya 1 gram 1 kali sehari.
3. Untuk mengobati toxoplasmosis, diberikan bersama dengan pyrimethamine, dosisnya4-6 gram per hari dibagi dalam 4 dosis terbagi selama lebih dari sama dengan 6 minggu kemudian dilanjutkan 2-4 gram per hari.

Interaksi

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap sulfadiazine. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu konsumsi, sebelum mengonsumsi sulfadiazine.

Mengonsumsi sulfadiazine dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.

1. Sulfadiazine dapat meningkatkan efek hipoglikemia (penurunan gula dalam darah) dari sulfonilurea.
2. Sulfadiazine memiliki sifat yang berkebalikan (antagonis) dengan obat PABA, anestesi prokain.
3. Sulfadiazine menaikkan efek antikoagulan (penghambatan pembekuan darah) dari warfarin, methotrexate, phenytoin, anestesi thiopentone.
4. Sulfadiazine menurunkan jumlah siklosporin dalam darah.
5. Sulfadiazine meningkatkan risiko toksisitas dengan adanya aspirin.
6. Sulfadiazine meningkatkan risiko munculnya kristal dalam urin (kencing) dengan adanya obat diuretik.
7. Sulfadiazine menurunkan efek dari estrogen.
8. Sulfadiazine berpotensi fatal meningkatkan risiko agranulositosis (penurunan jumlah sel darah putih neutrofil) ketika diberikan dengan clozapine.

 

Baca juga: Apakah Kita Benar-benar Membutuhkan Antibiotik?

 

Sumber:

pionas.pom.go.id Sulfadiazin

mims.com Sulfadiazine

drugs.com Sulfadiazine

 

Rekomendasi Artikel

Resistensi Obat Bahaya Banget, Tanyakan Hal ini ke Dokter Terkait Pemberian Antibiotik!

Resistensi Obat Bahaya Banget, Tanyakan Hal ini ke Dokter Terkait Pemberian Antibiotik!

Pasien ICu rentang mengalami Antimicrobial resistance/AMR, suatu kondisi di mana bakteri, virus, jamur atau mikroba lainnya sudah kebal dengan obat. Begini mencegahnya!

Ana Yuliastanti

07 September 2023

Infeksi Berbahaya bagi Ibu Hamil, Ini Langkah Pencegahannya!

Infeksi Berbahaya bagi Ibu Hamil, Ini Langkah Pencegahannya!

Penting bagi kita semua untuk mengetahui apa saja infeksi berbahaya bagi ibu hamil dan menerapkan langkah-langkah pencegahan supaya tidak terkena infeksi!

Eka Amira

17 June 2022

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini Fakta Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini Fakta Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Tdak perlu panik dengan temuan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Vaksinasi dikatakan bisa melindungi jika pun terinfeksi. Inilah fakta subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Ana Yuliastanti

12 June 2022

Mengenal Bakteremia, Kondisi Saat Aliran Darah Terinfeksi Bakteri

Mengenal Bakteremia, Kondisi Saat Aliran Darah Terinfeksi Bakteri

  Bakteremia merupakan kondisi di mana terdapat bakteri di aliran darah. Istilah lain yang mungkin yang digunakan untuk menyebut bakteremia adalah sepsis.

Eka Amira

14 May 2022

Vaksin untuk Mencegah Demam Tifoid Bagi yang Suka Jajan Makanan

Vaksin untuk Mencegah Demam Tifoid Bagi yang Suka Jajan Makanan

Makanan yang tercemar dan tidak bersih adalah salah satu sumber penularan penyakit. Bagi yang suka jajan, sebaiknya segera vaksin untuk mencegah demam tifoid.

Ana Yuliastanti

15 November 2021

Jangan Lupakan 3 Vitamin Penting Selama Isoman

Jangan Lupakan 3 Vitamin Penting Selama Isoman

Banyak hoax yang beredar seputar pengobatan Covid-19, yang belum terbukti kebenarannya. Tidak perlu berlebihan, kamu cukup mengonsumsi 3 vitamin ini selama isoman

Ana Yuliastanti

08 August 2021

Penjelasan Mengapa Saturasi Oksigen Pasien COVID-19 Turun

Penjelasan Mengapa Saturasi Oksigen Pasien COVID-19 Turun

Saturasi oksigen turun atau hiposia menjadi sangat menakutkan pada pasien Covid-19. Penelitian berhasil menemukan penyebab saturasi oksigen turun dan pengobatannya!

Ana Yuliastanti

10 July 2021

Taat Prokes, Hindari 7 Kesalahan Ini dalam Menggunakan Masker

Taat Prokes, Hindari 7 Kesalahan Ini dalam Menggunakan Masker

Kasus Covid-19 sedang naik tajam, jangan sampai Kamu membuat kesalahan dalam menggunakan masker. Masker akan melindungi Kamu dan keluarga dari penularan.

Riani Hapsari

30 June 2021

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...