Penggunaan
Streptomycin adalah antibiotik dalam bentuk suntikan yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri sedang atau parah di berbagai bagian tubuh. Obat ini termasuk ke dalam kelas obat antibiotik aminoglikosid. Cara kerja obat ini adalah membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhannya. Namun, Streptomycin tidak bisa mengobati infeksi virus seperti demam atau flu.
Suntikan streptomycin biasanya digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Namun, obat ini biasanya juga menjadi pilihan dokter untuk mengobati infeksi bakteri serius yang tidak mempan diobati oleh obat lain. Streptomycin hanya bisa digunakan atas dasar izin dokter dan hanya boleh disuntikkan oleh tenaga medis resmi atau dokter.
Efek Samping
Bersamaan dengan efek yang diinginkan, setiap obat pasti juga memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Meskipun risikonya cenderung kecil dan tidak semua orang akan merasakan efek sampingnya, Kamu tetap harus hati-hati. Jika Kamu terkena efek sampingnya, segera periksakan ke dokter. Segera periksa ke dokter kalau Kamu terkena efek samping dari Streptomycin berikut:
Efek samping yang umum setelah pemberian streptomycin adalah :
- BAB hitam
- Sensasi terbakar, gatal, mati rasa, atau kesemutan
- Nyeri dada
- Menggigil
- Ceroboh
- Batuk
- Pusing
- Demam
- Bentol-bentol besar di wajah, kelopak mata, bibir, lidah, teggorokan, tangan, kaki, atau organ genital
- Mual
- Nyeri atau sulit buang air kecil
- Napas pendek
- Sakit tenggorokan
- Pembengkakan pada kelenjar
- Pendarahan atau memar yang tidak biasa
- Muntah
Efek samping yang cukup jarang:
- Gusi berdarah
- Urin berdarah
- Penglihatan kabur
- Ketulian
- Sulit bernapas
- Sulit menelan
- Mulut kering
- Detak jantung cepat
- Pembengkakan pada tubuh
- Sakit kepala
- Bentol-bentol
- Kehilangan napsu makan
- imisan
- Nyeri di punggung bagian bawah
- Kulit pucat
- Noda merah di kulit
- Pembengkakan pada kelopak mata atau daerah di sekitar mata, wajah, bibir, atau lidah
- Kehausan
- Sesak napas
- Kulit atau mata menguning
Efek samping yang jarang:
- Perubahan frekuensi urin
- Kehilangan kesadaran
- Kehausan yang semakin parah
Beberapa efek samping ini biasanya tidak perlu ditangani secara medis. Efek sampingnya juga biasanya hanya terjadi saat pengobatan karena tubuh Kamu beradaptasi dengan obatnya. Selain itu, dokter biasanya juga akan menginformasikan pencegahan atau cara meredakan gejala efek sampingnya.
Pemakaian Obat
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Keputusannya akan dibuat oleh dokter dan pasien. Untuk streptomycin, biasanya dokter akan melarang konsumsi kafein sebelum dan sesudah penggunaannya. Wanita hamil juga dilarang menggunakan obat ini karena bisa membahayakan janin.
Obat ini juga tidak boleh digunakan melebihi yang disarankan. Selain itu, kondisi-kondisi di bawah ini juga perlu dipertimbangkan:
- Alergi. Informasikan ke dokter kalau Kamu pernah memiliki reaksi alergi terhadap obat ini ataupun obat lain. Beritahukan juga dokter kalau Kamu punya alergi terhadap makanan, binatang, dan sebagainya.
- Pasien anak. Penelitian yang sudah dilakukan belum menemukan masalah spesifik atas penggunaan obat ini terhadap anak-anak. Hasilnya tidak membatasi penggunan suntikan Streptmycin ini pada anak. Namun, obat ini harus digunakan secara hati-hati pada bayi.
- Pasien geriatrik atau lansia. Tidak ada informasi yang tersedia terkait hubungan antara usia dan efek suntikan Streptomycin pada pasien geriatrik atau lansia. Namun, orang lanjut usia biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi terkena masalah ginjal. Oleh sebab itu, dosisnya harus disesuakian secara hati-hati.
- Ibu menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa ada risiko penggunaan streptomycin pada wanita menyusui terhadap bayi.
Dosis
Dokter atau tenaga medis yang akan memberikan obat ini kepada Kamu. Cara penggunaan streptomycin adalah dengan menyuntikkannya ke otot (biasanya di bokong, paha bagian tengah, atau lengan atas).
Dosis awal untuk tuberkulosis adalah 15 mg/kg (dosis tunggal), untuk dosis maksimalnya adalah 1g per hari. Untuk infeksi sedang hingga berat dan untuk penggunaan bersama dengan obat lainnya adalah 1 - 2 gram per hari dalam dosis terbagi 6 - 12 jam. Dosis maksimalnya 2 gram per hari.
Untuk mengobati tularaemia, dosis yang dianjurkan adalah 1 - 2 gram per hari dalam dosis terbagi 7 - 14 hari, hingga pasien tidak demam selama 5 - 7 hari. Steptomycin untuk mengobati plak diberikan sebanyak 2 gram per hari, dibagi dalam dua dosis minimal 10 hari.
Dosis awal untuk streptococcal endokarditis bakteri adalah 1 g dua kali sehari selama 7 hari. Setelah itu, diberikan 500 mg 2 kali sehari di minggu kedua dengan kombinasi penisilin. Untuk enterococcal endocarditis, dosis yang diberikan adalah 1 gram dua kali sehari selama 2 minggu. Kemudian, 500 mg dua kali sehari selama 4 minggu dikombinasikan dengan penisilin.
Interaksi
Meskipun obat-obat tertentu tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan, pada beberapa kasus dua obat yang berbeda bisa dikonsumsi bersama, meskipun risiko interaksi tetap ada. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan mengubah dosisnya sehingga aman dikonsumsi pasien.
Sebelum menggunakan streptomycin, penting bagi dokter untuk mengetahui jika Kamu mengonsumsi salah satu atau sejumlah obat yang disebutkan di bawah ini. Pasalnya, tidak direkomendasikan menggunakan Streptmycin dengan obat lain yang disebutkan di bawah ini.
Streptomycin akan meningkatkan risiko kerusakan saraf dan ginjal jika pasien juga menggunakan neomycin, kanamycin, gentamicin, cefaloridine, paronomycin, viomycin, polymyxin B, colistin, tobramycin, dan ciclosporin. Obat ini juga akan meningkatkan risiko gangguan pendengaran dan ginjal jika digunakan dengan asam etakrinik, manitol, dan furosemid.
Jangan menggunakan streptomycin dengan neuromuskular bloker karena akan meningkatkan respon depresan. Obat ini juga akan meningkatkan risiko gangguan ginjal jika digunakan dengan sefalosoprin. Selain itu, streptomycin juga menurunkan eksresi (keluarnya obat dari dalam tubuh) jika dikonsumsi bersamaan dengan NSAID.
Selain obat yang disebutkan di atas, penggunaan sterptomycin dengan obat-obat di bawah ini juga meningkatkan risiko efek sampingnya:
- Ataluren
- Alcuronium
- Ascorbic Acid
- Atracurium
- Cholera Vaccine, Live
- Cidofovir
- Cisatracurium
- Colistimethate Sodium
- Decamethonium
- Doxacurium
- Ethacrynic Acid
- Fazadinium
- Foscarnet
- Furosemide
- Gallamine
- Hexafluorenium
- Lysine
- Metocurine
- Mivacurium
- Pancuronium
- Pipecuronium
- Rapacuronium
- Rocuronium
- Succinylcholine
- Tubocurarine
- Vecuronium
- Bumetanide
Sumber:
mims.com Streptomycin