Streptomycin

Streptomycin Obat Apa?

Nama Paten :

Streptomycin sulfat, streptomycin sulphate meiji (http://pionas.pom.go.id/monografi/streptomisin)

Penggunaan

Streptomycin adalah antibiotik dalam bentuk suntikan yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri sedang atau parah di berbagai bagian tubuh. Obat ini termasuk ke dalam kelas obat antibiotik aminoglikosid. Cara kerja obat ini adalah membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhannya. Namun, Streptomycin tidak bisa mengobati infeksi virus seperti demam atau flu.

Suntikan streptomycin biasanya digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Namun, obat ini biasanya juga menjadi pilihan dokter untuk mengobati infeksi bakteri serius yang tidak mempan diobati oleh obat lain. Streptomycin hanya bisa digunakan atas dasar izin dokter dan hanya boleh disuntikkan oleh tenaga medis resmi atau dokter.

 

Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Antibiotik

Cara Kerja Obat

Efek Samping

Bersamaan dengan efek yang diinginkan, setiap obat pasti juga memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Meskipun risikonya cenderung kecil dan tidak semua orang akan merasakan efek sampingnya, Kamu tetap harus hati-hati. Jika Kamu terkena efek sampingnya, segera periksakan ke dokter. Segera periksa ke dokter kalau Kamu terkena efek samping dari Streptomycin berikut:

Efek samping yang umum setelah pemberian streptomycin adalah :

  • BAB hitam
  • Sensasi terbakar, gatal, mati rasa, atau kesemutan
  • Nyeri dada
  • Menggigil
  • Ceroboh
  • Batuk
  • Pusing
  • Demam
  • Bentol-bentol besar di wajah, kelopak mata, bibir, lidah, teggorokan, tangan, kaki, atau organ genital
  • Mual
  • Nyeri atau sulit buang air kecil
  • Napas pendek
  • Sakit tenggorokan
  • Pembengkakan pada kelenjar
  • Pendarahan atau memar yang tidak biasa
  • Muntah

 

Efek samping yang cukup jarang:

  • Gusi berdarah
  • Urin berdarah
  • Penglihatan kabur
  • Ketulian
  • Sulit bernapas
  • Sulit menelan
  • Mulut kering
  • Detak jantung cepat
  • Pembengkakan pada tubuh
  • Sakit kepala
  • Bentol-bentol
  • Kehilangan napsu makan
  • imisan
  • Nyeri di punggung bagian bawah
  • Kulit pucat
  • Noda merah di kulit
  • Pembengkakan pada kelopak mata atau daerah di sekitar mata, wajah, bibir, atau lidah
  • Kehausan
  • Sesak napas
  • Kulit atau mata menguning

Efek samping yang jarang:

  • Perubahan frekuensi urin
  • Kehilangan kesadaran
  • Kehausan yang semakin parah

 

Beberapa efek samping ini biasanya tidak perlu ditangani secara medis. Efek sampingnya juga biasanya hanya terjadi saat pengobatan karena tubuh Kamu beradaptasi dengan obatnya. Selain itu, dokter biasanya juga akan menginformasikan pencegahan atau cara meredakan gejala efek sampingnya.

Pemakaian Obat

Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Keputusannya akan dibuat oleh dokter dan pasien. Untuk streptomycin, biasanya dokter akan melarang konsumsi kafein sebelum dan sesudah penggunaannya. Wanita hamil juga dilarang menggunakan obat ini karena bisa membahayakan janin.

Obat ini juga tidak boleh digunakan melebihi yang disarankan. Selain itu, kondisi-kondisi di bawah ini juga perlu dipertimbangkan:

  • Alergi. Informasikan ke dokter kalau Kamu pernah memiliki reaksi alergi terhadap obat ini ataupun obat lain. Beritahukan juga dokter kalau Kamu punya alergi terhadap makanan, binatang, dan sebagainya.
  • Pasien anak. Penelitian yang sudah dilakukan belum menemukan masalah spesifik atas penggunaan obat ini terhadap anak-anak. Hasilnya tidak membatasi penggunan suntikan Streptmycin ini pada anak. Namun, obat ini harus digunakan secara hati-hati pada bayi.
  • Pasien geriatrik atau lansia. Tidak ada informasi yang tersedia terkait hubungan antara usia dan efek suntikan Streptomycin pada pasien geriatrik atau lansia. Namun, orang lanjut usia biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi terkena masalah ginjal. Oleh sebab itu, dosisnya harus disesuakian secara hati-hati.
  • Ibu menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa ada risiko penggunaan streptomycin pada wanita menyusui terhadap bayi.

 

Baca juga: Pilihan Obat yang Aman Dikonsumsi Ibu Hamil

Dosis

Dokter atau tenaga medis yang akan memberikan obat ini kepada Kamu. Cara penggunaan streptomycin adalah dengan menyuntikkannya ke otot (biasanya di bokong, paha bagian tengah, atau lengan atas).

Dosis awal untuk tuberkulosis adalah 15 mg/kg (dosis tunggal), untuk dosis maksimalnya adalah 1g per hari. Untuk infeksi sedang hingga berat dan untuk penggunaan bersama dengan obat lainnya adalah 1 - 2 gram per hari dalam dosis terbagi 6 - 12 jam. Dosis maksimalnya 2 gram per hari.

Untuk mengobati tularaemia, dosis yang dianjurkan adalah 1 - 2 gram per hari dalam dosis terbagi 7 - 14 hari, hingga pasien tidak demam selama 5 - 7 hari. Steptomycin untuk mengobati plak diberikan sebanyak 2 gram per hari, dibagi dalam dua dosis minimal 10 hari.

Dosis awal untuk streptococcal endokarditis bakteri adalah 1 g dua kali sehari selama 7 hari. Setelah itu, diberikan 500 mg 2 kali sehari di minggu kedua dengan kombinasi penisilin. Untuk enterococcal endocarditis, dosis yang diberikan adalah 1 gram dua kali sehari selama 2 minggu. Kemudian, 500 mg dua kali sehari selama 4 minggu dikombinasikan dengan penisilin.

Interaksi

Meskipun obat-obat tertentu tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan, pada beberapa kasus dua obat yang berbeda bisa dikonsumsi bersama, meskipun risiko interaksi tetap ada. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan mengubah dosisnya sehingga aman dikonsumsi pasien.

Sebelum menggunakan streptomycin, penting bagi dokter untuk mengetahui jika Kamu mengonsumsi salah satu atau sejumlah obat yang disebutkan di bawah ini. Pasalnya, tidak direkomendasikan menggunakan Streptmycin dengan obat lain yang disebutkan di bawah ini.

Streptomycin akan meningkatkan risiko kerusakan saraf dan ginjal jika pasien juga menggunakan neomycin, kanamycin, gentamicin, cefaloridine, paronomycin, viomycin, polymyxin B, colistin, tobramycin, dan ciclosporin. Obat ini juga akan meningkatkan risiko gangguan pendengaran dan ginjal jika digunakan dengan asam etakrinik, manitol, dan furosemid.

Jangan menggunakan streptomycin dengan neuromuskular bloker karena akan meningkatkan respon depresan. Obat ini juga akan meningkatkan risiko gangguan ginjal jika digunakan dengan sefalosoprin. Selain itu, streptomycin juga menurunkan eksresi (keluarnya obat dari dalam tubuh) jika dikonsumsi bersamaan dengan NSAID.

Selain obat yang disebutkan di atas, penggunaan sterptomycin dengan obat-obat di bawah ini juga meningkatkan risiko efek sampingnya:

  • Ataluren
  • Alcuronium
  • Ascorbic Acid
  • Atracurium
  • Cholera Vaccine, Live
  • Cidofovir
  • Cisatracurium
  • Colistimethate Sodium
  • Decamethonium
  • Doxacurium
  • Ethacrynic Acid
  • Fazadinium
  • Foscarnet
  • Furosemide
  • Gallamine
  • Hexafluorenium
  • Lysine
  • Metocurine
  • Mivacurium
  • Pancuronium
  • Pipecuronium
  • Rapacuronium
  • Rocuronium
  • Succinylcholine
  • Tubocurarine
  • Vecuronium
  • Bumetanide

 

 

Sumber:

mims.com Streptomycin

 

Rekomendasi Artikel

Resistensi Obat Bahaya Banget, Tanyakan Hal ini ke Dokter Terkait Pemberian Antibiotik!

Resistensi Obat Bahaya Banget, Tanyakan Hal ini ke Dokter Terkait Pemberian Antibiotik!

Pasien ICu rentang mengalami Antimicrobial resistance/AMR, suatu kondisi di mana bakteri, virus, jamur atau mikroba lainnya sudah kebal dengan obat. Begini mencegahnya!

Ana Yuliastanti

07 September 2023

Infeksi Berbahaya bagi Ibu Hamil, Ini Langkah Pencegahannya!

Infeksi Berbahaya bagi Ibu Hamil, Ini Langkah Pencegahannya!

Penting bagi kita semua untuk mengetahui apa saja infeksi berbahaya bagi ibu hamil dan menerapkan langkah-langkah pencegahan supaya tidak terkena infeksi!

Eka Amira

17 June 2022

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini Fakta Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini Fakta Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Tdak perlu panik dengan temuan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Vaksinasi dikatakan bisa melindungi jika pun terinfeksi. Inilah fakta subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Ana Yuliastanti

12 June 2022

Mengenal Bakteremia, Kondisi Saat Aliran Darah Terinfeksi Bakteri

Mengenal Bakteremia, Kondisi Saat Aliran Darah Terinfeksi Bakteri

  Bakteremia merupakan kondisi di mana terdapat bakteri di aliran darah. Istilah lain yang mungkin yang digunakan untuk menyebut bakteremia adalah sepsis.

Eka Amira

14 May 2022

Vaksin untuk Mencegah Demam Tifoid Bagi yang Suka Jajan Makanan

Vaksin untuk Mencegah Demam Tifoid Bagi yang Suka Jajan Makanan

Makanan yang tercemar dan tidak bersih adalah salah satu sumber penularan penyakit. Bagi yang suka jajan, sebaiknya segera vaksin untuk mencegah demam tifoid.

Ana Yuliastanti

15 November 2021

Jangan Lupakan 3 Vitamin Penting Selama Isoman

Jangan Lupakan 3 Vitamin Penting Selama Isoman

Banyak hoax yang beredar seputar pengobatan Covid-19, yang belum terbukti kebenarannya. Tidak perlu berlebihan, kamu cukup mengonsumsi 3 vitamin ini selama isoman

Ana Yuliastanti

08 August 2021

Penjelasan Mengapa Saturasi Oksigen Pasien COVID-19 Turun

Penjelasan Mengapa Saturasi Oksigen Pasien COVID-19 Turun

Saturasi oksigen turun atau hiposia menjadi sangat menakutkan pada pasien Covid-19. Penelitian berhasil menemukan penyebab saturasi oksigen turun dan pengobatannya!

Ana Yuliastanti

10 July 2021

Taat Prokes, Hindari 7 Kesalahan Ini dalam Menggunakan Masker

Taat Prokes, Hindari 7 Kesalahan Ini dalam Menggunakan Masker

Kasus Covid-19 sedang naik tajam, jangan sampai Kamu membuat kesalahan dalam menggunakan masker. Masker akan melindungi Kamu dan keluarga dari penularan.

Riani Hapsari

30 June 2021

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...