Kebiasaan menggigit bibir biasa dilakukan saat panik, menahan nyeri atau berpikir. Banyak orang yang kemudian terbiasa melakukan dan menjadi kebiasaan, khususnya ketika sedang khawatir. Namun, pada beberapa orang, menggigit bibir menjadi kebiasaan berlebihan yang memengaruhi kehidupan sehari-harinya.

 

Orang yang memiliki kebiasaan ini biasanya sampai mengalami nyeri, luka, dan iritasi pada bibirnya. Menggigit bibir bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan karena perilaku itu bisa menjadi bersifat otomatis atau refleks, sehingga orang tidak menyadari sedang melakukannya.

 

Kalau Geng Sehat termasuk salah satu yang memiliki kebiasaan menggigit bibir ini, tidak perlu khawatir. Ada cara untuk menghentikan kebiasaan ini. Berikut penjelasan lengkap tentang kebiasaan menggigit bibir dan cara mengatasinya!

 

Baca juga: Terapkan 6 Kebiasaan Baik Sejak Dini untuk Hindari Malnutrisi

 

Alasan di Balik Kebiasaan Menggigit Bibir

Pada beberapa kasus, kondisi fisik bisa menyebabkan seseorang menggigit bibir ketika menggunakan mulutnya untuk berbicara atau mengunyah. Pada kasus lain, penyebab kebiasaan menggigit bibir bisa berhubungan dengan masalah psikologis. Dalam hal ini, orang menggigit bibir sebagai respon fisik terhadap kondisi emosional, seperti stres, ketakutan, dan gangguan kecemasan.

 

Alasan Fisik

Beberapa penyebab fisik kebiasaan menggigit bibir meliputi:

  • Maloklusi, kondisi dimana susunan gigi tidak normal.
  • Gangguan temporomandibular, masalah pada otot yang digunakan untuk mengunyah.

 

Orang yanng memiliki kedua kondisi di atas bisa memiliki kebiasaan menggigit bibir, pipi bagian dalam, atau lidah. Dokter gigi bisa merekomendasikan pilihan pengobatan untuk hal ini, termasuk menggunakan kawat gigi atau mencabut gigi.

 

Alasan Psikologis

Kebiasaan menggigit bibir secara kronik merupakan salah satu contoh gangguan perilaku berulang yang berfokus pada tubuh atau body-focused repetitive behavior (BFRB). Kondisi ini terjadi sebagai coping mechanism atau pelampiasan ketika seseorang merasa tidak nyaman atau cemas. Orang yang memiliki BFRB merasa bahwa perilaku berulang bisa meredakan emosi yang menyakitkan.

 

Beberapa penelitian mencoba mencari tahu tentang kebiasaan menggigit bibir sebagai salah satu jenis BFRB. Namun, kebanyakan dari penelitian ini terfokus pada tiga kebiasaan yang paling umum, berikut ini yang kemungkinan memiliki kesamaan penyebab psikologis: 

  • Menarik rambut (trikotilomania)
  • Memegang atau mengelupas kulit atau jerawat (ekskoriasi)
  • Menggigit kuku (onikofagia)

 

Penelitian pada 2014 menemukan bahwa memikirkan kebiasaan-kebiasaan tersebut saja bisa memicu seseorang untuk langsung melakukannya. Jadi, hanya memikirkan tentang menggigit bibir saja bisa membuat sesorang langsung menggigit bibirnya.

 

BFRB biasanya menyerang di masa pubertas, yaitu usia 11 - 14 tahun. Penelitian menemukan bahwa orang yang memiliki keluarga dekat dengan BFRB memiliki risiko tinggi terkena masalah psikologis tersebut.

 

Dampak Akibat Kebiasaan Menggigit Bibir

Beberapa orang mungkin tidak mengalami efek samping dari kebiasaan menggigit bibir kronik, namun sebagian orang lainnya bisa mengalami efek samping atau komplikasi, seperti nyeri dan luka pada bibir, inflamasi atau bibir membengkak, dan bibir menjadi kemerahan atau mengalami iritasi.

 

Kebiasaan menggigit bibir seringkali menjadi perilaku kompulsif, sehingga seseorang kemungkinan tidak menyadari kebiasaan tersebut sampai bibir sudah mengalami kerusakan.

 

Baca juga: Hindari 6 Kebiasaan Berikut Agar Gejala Asma Tidak Semakin Parah!

 

Terapi untuk Kebiasaan Menggigit Bibir

Terapi untuk kebiasaan menggigit bibir berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh masalah fisik, maka bisa diperiksakan ke dokter gigi mengatasinya. Kalau kebiasaan menggigit bibir disebabkan oleh masalah psikologis, maka bisa diobati dengan terapi perilaku. Pengobatan untuk BFRB yang menyebabkan kebiasaan menggigit bibir di antaranya:

 

Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Orang yang memiliki BFRB bisa mengatasi kondisinya dengan melakukan terapi perilaku kognitif. Terapi perlilaku kognitif adalah pendekatan tahap demi tahap untuk mengubah perilaku tertentu dengan mengidentifikasi penyebabnya. Terapi ini juga mengajari hal-hal yang bisa membantu seseorang untuk mengubah perilaku dan pemikiran mereka untuk bisa menjadi lebih baik.

 

Pelatihan Perilaku Terbalik (HRT)

Pelatihan perilaku terbalik atau habit reversal training (HRT) adalah salah satu jenis terapi perilaku kognitif. Terapi ini khususnya sangat efektif untuk BFRB. Ada tiga tahap penting dalam terapi HRT:

  • Pelatihan kesadaran, sehingga seseorang menyadari kebiasaan tersebut ketika melakukannya
  • Menciptakan respon berlawanan, sehingga seseorang bisa melakukan hal yang berbeda ketika ia merasa ingin menggigit bibir
  • Menyediakan dukungan sosial, ini sangat penting untuk membantu seseorang mengatasi kebiasaan tersebut

 

Terapi Perilaku Dialektik (DBT)

Terapi perilaku dialektik atau dialectical behavior therapy (DBT) adalah pilihan pengobatan lain untuk BFRB, termasuk kebiasaan menggigit bibir. Orang yang memiliki BFRB membutuhkan bantuan untuk mengatur emosi seperti kecemasan. Terapi ini bisa berguna untuk mengatasi penyebab di balik kebiasaan menggigi bibir. 

 

Obat Kebiasaan Menggigit Bibir

Umumnya, terapi seperti CBT dan HRT merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk BFRB. Saat ini, tidak ada obat oral spesifik untuk menyembuhkan BFRB. Namun, beberapa orang merasa lebih baik dengan mengonsumsi antidepresan dan anti-obsessive, seperti klomipramin atau selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).

 

Obat-obat tersebut biasanya dikonsumsi oleh orang yang selain mengalami BFRB, juga mengalami gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesi kompulsif (OCD). 

 

Baca juga: 7 Kebiasaan Buruk yang Merusak Kesehatan Mata

 

 

Sumber

Medical News Today. How to stop anxious lip biting. Juni 2018.

The TLC Foundation for Body-Focused Repetitive Behaviors. Medications for Body-Focused Repetitive Behaviors.