Glukoma adalah penyebab kebutaan kedua tertinggi di dunia. Selain mengancam penglihatan, pengobatan glaukoma juga mahal, apalagi untuk glaukoma yang sulit diobati. Dokter spesialis mata yang sehari-hari menangani pasien glaukoma di Indonesia, sering menemui bagaimana pasien glaukoma terkendala biaya saat harus menjalani pemasangan implan.



Namun kini pasien glaukoma di Indonesia dapat bernapas lega. Alat implan glaukoma buatan anak bangsa, bisa didapatkan dengan harga lebih terjangkau. Dr. dr. Virna Dwi O. A., spesialis mata dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berhasil mengembangkan implan untuk glaukoma. Bahkan alatnya diberi nama Virna Glaucoma Implant.

 

Bagaimana perjalanan penemuan alat medis yang sangat bermanfaat ini? 

 

Baca juga: 6 Gangguan Mata yang Umum Dialami Orang Lanjut Usia


Mengapa Pasien Glaukoma Membutuhkan Implan?

Glaukoma sering disebut pencuri penglihatan karena penyakit ini kadang tidak bergejala. Tahu-tahu penderitanya mengalami kebutaan total. Glaukoma ditandai dengan tekanan pada bola mata yang tinggi sehingga merusak saraf mata. Tekanan bola mata yang tinggi akibat cairan bola mata yang sulit disalurkan ke luar bola mata. 



Seperti penyakit pada umumnya, glaukoma mengenal jenis dan staging (derajat keparahan). Pada kasus glaukoma ringan hingga sedang, pengobatan yang diberikan adalah pengobatan standar menggunakan obat-obatan, laser maupun operasi. Tujuan operasi adalah membuat saluran untuk mengeluarkan cairan bola mata.

 

Tetapi pada kasis glaukoma yang sulit, atau disebut glaukoma refrakter, satu-satunya pilihan terapi adalah menggunakan implan. Glaukoma refrakter biasanya glaukoma yang terjadi pasca operasi retina maupun kornea, atau terkait dengan diabetes

 

Implan glaukoma diberikan pada pasien yang sudah diberikan obat-obatan maupun operasi tetapi gagal atau tidak memberikan hasil yang diharapkan. "Sayangnya, kebanyakan implan masih produk impor sehingga mahal. Maka kita mengembangkan implan dengan kualitas baik dan mudah diaplikasikan," jelas dr. Virna dalam acara peluncuran Virna Glaucoma Implant di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu, 26 Juni 2016.

 

Baca juga: Kenali 3 Penyebab Kebutaan Utama di Indonesia
 

Perjalanan Pengembangan Virna Glaucoma Implant

Menurut dr. Virna, ia mulai mengembangkan Virna Glaucoma Implant sudah lama tepatnya sejak 2010. Namun baru mulai dikerjakan di tahun 2015, saat implannya diujicobakan pada kelinci. Apa sih keunggulan implan ini?

 

Menurut dr. Virna, implannya dibuat dari material PMMA (Poly(methyl methacrylate). "PMMA dipilih karena kami memang mencari bahan implan yang memadai, murah, bisa didesain sesuai kebutuhan dan dapat ditempatkan di mata pasien dengan mudah. Karena banyak implan yang tersedia saat ini ukurannya terlalu besar," jelas dr. Virna.



Keunggulan PMMA dibandingkan silikon adalah permukaan lebih licin sehingga meminimalisir peradangan. Hasil ujicoba pada kelinci tahun 2015, menunjukkan hasil yang menjanjikan, sehingga dilanjutkan ke ujicoba pada manusia. Diawali dari 2 pasien dulu yang dievaluasi selama setahun. Setelah terbukti aman, kemudian ditingkatkan pada 100 pasien.

 

Pengembangan implan ini hingga ujicoba dilakukan dengan menggandeng laboratorium IPB (uji coba pada kelinci) dan dibantu pakar dari sebuah universitas dari Australia. Setelah implan ini menjadi suatu produk yang siap dipasarkan, Virna Glaucoma Implant diproduksi oleh Rohto, perusahaan farmasi asal Jepang. 

 

Baca juga: Atasi Masalah Glaukoma dengan Cara Ini!



Cara Kerja Implan pada Glaukoma

Implan bekerja untuk mempermudah proses pengeluaran cairan dari bola mata. Di ujung implan ada selang untuk mengeluarkan cairan. Cairan dari bola mata akan dialirkan dan diserap jaringan di luar mata.


Dari sekitar 200 pasien yang sudah menggunakan Virna Glaucoma Implant, hampir tidak yang mengalami ekstrusi atau penolakan. "Implan ini dapat bertahan seumur hidup dan tidak perlu diganti," jelas dr. Virna.



Proses pemasangan implan jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman hanya memakan waktu sekitar 30-45 menit. "Hasil evaluasi penggunaan Virna Glaucoma Implant menunjukkan tekanan bola mata turun dari 40 mmHg menjadi 10-20 mmHG atau kisaran normal," jelas dr. Virna lagi.



Selain menurunkan tekanan bola mata, penggunaan obat-obatan juga berkurang. Namun bagaimanapun waspada glaukoma sejak awal selalu lebih baik. Ingat bahwa, glaukoma tidak selalu bergejala. Namun pada sebagian pasien, keluhan pertama adalah pusing yang tidak sembuh dengan pengobatan.



Menurut Virna, cara terbaik mendeteksi glaukoma adalah cek kesehatan mata secara rutin. Jika ada anggota keluarga yang menderita glaukoma, sebaiknya seluruh keluarga juga menjalani skrining untuk glaukoma.

 

Baca juga: Fakta Gangguan Mata yang Perlu Kamu Ketahui!