Tak bisa dipungkiri, seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami perubahan, termasuk kinerja sel-sel yang ada di dalamnya. Perubahan tersebut tak jarang memicu timbulnya gangguan-gangguan kesehatan, karena fungsi organ yang mulai melemah. Salah satu organ yang kerap mengalami kondisi ini adalah organ mata.  Nah, berikut ini ada 6 jenis gangguan mata yang kerap terjadi pada lanjut usia, seperti dilansir dari Huffingtonpost.

 

Baca juga: Cek Kesehatan Mata Agar Tetap Selalu Sehat

 

1. Katarak

Penyakit katarak merupakan salah satu gangguan yang paling banyak diderita oleh orang-orang berusia 50 tahun ke atas. Gangguan mata ini ditandai dengan kondisi penglihatan yang semakin kabur, mata menjadi lebih sensitif, dan terbentuknya bayangan saat melihat objek. Dalam kondisi parah, katarak bisa membuat warna di sekitar lensa mata berubah menjadi kuning atau cokelat.

 

Katarak bisa menjadi akibat dari cedera atau kerusakan protein dari waktu ke waktu, yang akhirnya menyebabkan penggumpalan pada lensa mata. Apabila tidak segera ditangani, katarak bisa menyebabkan kehilangan penglihatan. Langkah pengobatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi kondisi katarak adalah dengan melakukan operasi.

 

Meski umum dialami oleh usia lanjut, bukan berarti katarak tidak bisa dicegah. Katarak dapat dicegah dengan cara mengontrol faktor risiko pemicunya, seperti melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet terlalu lama, mempertahankan kadar gula darah dalam rentang yang normal (karena katarak  lebih cepat berkembang jika kadar gula darah tinggi), menggunakan pencahayaan yang baik, serta rutin memeriksakan kondisi mata ke dokter mata.

 

2. Keratokonus

Keratokonus merupakan kondisi ketika bagian kornea mengalami perubahan bentuk atau menipis secara bertahap, hingga akhirnya menyerupai kerucut. Mengerucutnya kornea ini akan menyebabkan pandangan menjadi kabur serta meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya.

 

Pada gangguan keratokonus, biasanya penderita akan mulai mengalami beberapa gejala, seperti pandangan yang kabur atau buram, sensitif terhadap cahaya, hingga munculnya bercak atau semburat cahaya putih di mata. Keratokonus disebabkan oleh berkurangnya antioksidan yang melindungi kornea. Antioksidan yang kurang atau habis, membuat kolagen melemah dan mengakibatkan kornea menonjol ke luar.

 

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya keratokonus di antaranya riwayat keluarga, kebiasaan mengucek atau menggosok mata terlalu keras, dan kondisi kesehatan tertentu, seperti retinitis pigmentosa, sindrom Down, sindrom Ehlers-Danlos, dan asma. Keratokonus harus segera ditangani. Apabila tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan penglihatan hingga membutuhkan transplantasi kornea.

 

 

3. Retinopati diabetik

Penyakit mata diabetes yang umum terjadi ini disebabkan oleh perubahan pembuluh darah pada retina. Kondisi gula darah yang tinggi terkait dengan penyakit diabetes tipe 1 dan 2 dapat menyebabkan kerusakan parah pada struktur mata, seperti perdarahan karena pecahnya atau penyumbatan pembuluh darah retina.

 

Pada awalnya, retinopati diabetik sering kali hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun jika kondisi ini tidak segera ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, sebaiknya penderita diabetes melitus rutin melakukan pemeriksaan mata setidaknya satu kali dalam setahun, meskipun tidak merasakan keluhan yang berarti.

 

Baca juga: 10 Tips Melindungi Mata untuk Penderita Diabetes

 

4. Degenerasi makula

Degenerasi makula atau age-related macular degeneration (AMD) merupakan kondisi ketika penglihatan pusat, yakni kemampuan memandang lurus ke depan, mengalami penurunan. Degenerasi makula merupakan penyebab gangguan penglihatan paling umum di sejumlah negara maju. Di Asia sendiri, sekitar 6 dari 100 orang ditemukan mengalami degenerasi makula.

 

Beberapa faktor yang dapat memicu perkembangan degenerasi makula antara lain jenis kelamin (wanita lebih berisiko), usia di atas 50 tahun, etnis kaukasia (kulit putih), kebiasaan merokok, obesitas, menderita penyakit jantung dan darah tinggi, riwayat keluarga, serta paparah sinar ultraviolet yang berlebihan.

 

5. Presbiopi

Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap untuk melihat objek-objek dalam jarak dekat. Presbiopi sebenarnya berkembang secara bertahap, karena itu kebanyakan orang baru menyadari gejalanya setelah melewati usia 40 tahun.

 

Penyebab dari presbipo sendiri adalah karena otot di sekitar lensa mata kehilangan elastisitasannya dan mengeras. Akibatnya, lensa menjadi kaku dan tidak bisa berubah bentuk, sehingga cahaya yang masuk ke retina tidak fokus.

 

Beberapa gejala yang umum dialami penderita presbiopi antara lain cenderung memegang objek lebih jauh, kesulitan membaca huruf yang kecil, penglihatan menjadi kabur pada jarak normal, hingga mengalami sakit kepala atau mata menegang setelah membaca dalam jarak dekat.

 

6. Glaukoma

Glaukoma merupakan jenis gangguan mata yang terjadi akibat kerusakan pada saraf optik, karena tekanan di dalam mata. Tekanan ini bisa terjadi akibat produksi cairan mata yang berlebihan atau terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di seluruh dunia setelah katarak.

 

Beberapa gejala yang kerap timbul pada seorang penderita glaukoma antara lain nyeri pada mata, sakit kepala, mata memerah, mual atau muntah, mata berkabut, dan penglihatan makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat objek sama sekali.

 

Kerusakan mata akibat glaukoma memang tidak dapat diobati, tetapi pengobatan bisa mengurangi tekanan di dalam mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata. Secara umum, glaukoma bisa ditangani dengan menggunakan obat tetes mata, obat-obatan oral, terapi laser, hingga operasi.

 

Seiring bertambahnya usia, permasalahan pada fisik dan kinerja organ tubuh memang tidak bisa dihindari. Namun, Kamu masih bisa mencegahnya dengan cara menghindari faktor-faktor risiko yang ada, serta menerapkan gaya hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kondisi mata. (BAG/AS)

 

Baca juga: Hati-Hati, 10 Penyakit Ini Bisa Menyerang Mata Kamu!

 

Makanan untuk Kesehatan Mata -GueSehat.com