Ratu Elizabeth II ternyata dilaporkan telah menjalani operasi katarak pada Mei lalu, menjelang pernikahan Prince Harry dan Meghan Markle, seperti dilansir dari Daily Mail. Lalu, apa penyebab dan bagaimana pengobatan penyakit yang merupakan penyebab utama kebutaan di dunia ini? Dikutip dari laman nei.nih.gov, yuk kenali penyakit mata katarak!

 

Apa sih Katarak Itu?

Katarak merupakan kondisi gangguan pada lensa mata, yang menyebabkan penglihatan kabur. Katarak menyebabkan protein pada mata berkurang, sehingga membuat lensa mata tidak dapat meneruskan cahaya sebagaimana mestinya. Sedangkan pada lensa normal, cahaya menembus hingga ke bagian belakang mata.

Baca juga: Indonesia Waspada Katarak pada Anak

 

Apa Penyebab Katarak?

Katarak pada mata bisa disebabkan oleh beberapa faktor nih, Gengs. Namun, usia atau penuaan merupakan faktor penyebab yang paling umum. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, protein mata semakin berkurang, sehingga menciptakan titik putih pada mata.

 

Katarak akibat penuaan dapat terjadi karena protein menggumpal pada lensa mata, yang menyebabkan benda terlihat kurang jelas. Katarak bisa menyebabkan lensa yang jernih secara perlahan berubah warna menjadi kuning kecokelatan.

 

Lensa mata terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel. Hal itulah yang menyebabkan gumpalan protein dan mengurangi cahaya masuk ke retina. Selain penuaan, sejumlah faktor lain dapat menyebabkan katarak pada mata, di antaranya:

  • Riwayat cedera atau luka pada mata.
  • Riwayat peradangan mata seperti glaukoma.
  • Penggunaan obat-obat tertentu, seperti kortikosteroid ataupun obat-obatan phenothiazine lainnya.
  • Kebiasaan minum alkohol secara berlebihan.
  • Radiasi sinar ultraviolet (UV).
Baca juga: Glaukoma, Penyebab Kebutaan Kedua Setelah Katarak

 

Apa Gejala dari Mata Katarak?

Orang dengan mata katarak memiliki tanda atau gejala berikut ini:

  • Penglihatan kabur atau berkabut. Penglihatan yang kabur ini juga bisa hanya di beberapa titik pandangan.
  • Penglihatan dibayangi oleh bintik-bintik kecil.
  • Penglihatan menjadi memburuk ketika berada di tempat dengan penerangan yang redup atau saat malam hari.
  • Penglihatan memburuk saat berada di ruangan dengan cahaya lampu yang sangat terang.
  • Kesulitan dalam membedakan warna.
  • Sering mengganti ukuran kacamata.

 

Bagaimana Katarak Dideteksi?

Katarak dideteksi melalalui pemeriksaan mata komprehensif, meliputi:

  • Tes ketajaman mata. Tes grafik mata ini mengukur seberapa baik penglihatan pada berbagai jarak.

Pemeriksaan pelebaran mata. Akan diberikan tetes mata untuk melebarkan pupil. Lalu, dokter spesialis mata akan menggunakan lensa pembesar khusus, untuk memeriksa retina dan saraf optik. Ini berguna untuk melihat tanda-tanda kerusakan dan masalah mata lainnya.

  • Pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Selain itu, dokter juga dapat melakukan serangkaian tes lainnya, untuk mempelajari lebih lanjut tentang struktur dan kesehatan mata.
Baca juga: Bayi Juga Bisa Mengalami Katarak Selayaknya Anak Kedua Asri Welas

 

Bagaimana Katarak Dapat Diobati?

Gejala-gejala katarak dini dapat diatasi dengan kacamata baru, pencahayaan yang lebih terang, kacamata antisilau, atau lensa pembesar. Namun jika cara tersebut tidak membantu, operasi merupakan cara yang paling umum dilakukan, untuk mengatasi katarak yang sudah parah. Selain itu, katarak juga perlu dihilangkan jika sudah terasa begitu mengganggu penglihatan.

 

Beberapa orang masih percaya kalau obat-obatan alami dapat mengobati penyakit katarak. Padahal, menurut Dokter Spesialis Mata di RS Mata Primasana Tanjung Priok, Jakarta Utara, dr. Cosmos O. Mangunsong, Sp.M, penyakit katarak hanya disembuhkan dengan operasi. “Obat-obatan alami tidak dapat menyembuhkan katarak, tetapi hanya dapat memperlambat proses penebalan katarak. Saya pernah memiliki pasien yang mencoba pengobatan alami, yang pada akhirnya dioperasi juga untuk mengobati katarak,” terang dr. Cosmos.

 

Setelah melakukan operasi katarak, ada beberapa hal yang harus dilakukan dan tidak boleh untuk dilakukan, di antaranya:

  • Jangan lupa menggunakan obat tetes mata sesuai rekomendasi dokter spesialis mata.
  • Jangan langsung lakukan aktivitas yang berat, kalau bisa beristirahatlah.
  • Gunakanlah pelindung mata dan hindari tidur menyamping.
  • Tutup mata saat mandi jika takut bekas operasi terkena air.
  • Jangan dulu menggunakan make up pada bagian mata.
  • Berkonsultasilah dengan dokter jika ada tanda atau gejala yang membuat khawatir.

 

Semoga cepat pulih, Gengs! (TI/AS)