Pengelihatan adalah salah satu indera yang sangat vital. Bahkan, secanggih apapun kehebatan kamera atau smartphone, tidak ada yang bisa mengabadikan suatu gambar sebaik apa yang dilhat oleh mata kita sendiri. Namun sayangnya,saat ini angka kebutaan di Indonesia sangat tinggi. Indonesia menjadi negara ke-2 di dunia dengan jumlah kebutaan akibat katarak terbesar, bahkan nomer 1 terbanyak di Asia Tenggara.

 

Ditemui pada acara jumpa pers di Jakarta Eye Center belum lama ini, Ketua Umum PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia), Aria Indrawati, SH mengatakan bahwa angka kebutaan di Indonesia sejak tahun 2012 sekitar 1,5% dan saat ini kemungkinan telah mencapai 4% dari jumlah penduduk Indonesia. Aria juga menambahkan bahwa setiap 4 detik ada orang yang mengalami katarak di Indonesia.

Baca juga: Awas, Tertular Sakit Mata!

                                                                                                    

Lebih dari 50% kebutaan di Indonesia dan di dunia disebabkan oleh katarak, yaitu suatu kondisi di mana lensa mata menjadi keruh karena proses degeneratif atau karena pertambahan usia. Tak heran kasusnya meningkat terus seiring dengan meningkatnya warga lanjut usia. WHO memperkirakan terdapat 285 juta orang di seluruh dunia yang mengalami gangguan pengelihatan dan low vision yang sebagian besar berada di negara berkembang seperti Indonesia.

 

Meski katarak umumnya dialami oleh warga usia lanjut, namun pada beberapa kasus katarak juga dapat diderita oleh bayi dan anak. Untuk mengetahui mengapa katarak juga bisa diderita oleh anak-anak dan bayi, Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM (K), MmedEdu, spesialis Oftalmologi Pedriatik dan Strabismus akan menjelaskan penyebab, gejala, dan bagaimana mengatasi katarak pada anak.

 

Apa Penyebab Katarak pada Anak?

Katarak adalah kondisi dimana terjadi keruhan pada lensa mata yang terletak di bagian belakang iris dan pupil yang menyebabkan terganggunya pengelihatan. Penyakit katarak bisa terjadi pada salah satu mata atau keduanya.  Penyebab katarak pada anak umumnya karena infeksi atau malnutrisi ketika bayi berada di dalam kandungan.

 

Ada beberapa macam penyebab seorang anak mengalami katarak, diantaranya karena keturunan, infeksi, masalah metabolik, diabetestrauma, inflamasi, dan reaksi obat. Selain itu, penyebab katarak paling umum dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Bilateral katarak , yaitu katarak yang terjadi karena berhubungan dengan penyakit atau sindrom lain, seperti:

  • Down syndome
  • Alport syndrome : penyakit genetik yang meyebabkan kerusakan pada ginjal
  • Lowe Oculocerebrorenal syndrome : kelainan resesif yang menyebabkan katarak
  • Marfan syndrome : jaringan ikat yang mengganggu struktur tubuh
  • Rubella syndrome : kondisi ini adalah penyebab paling umum yang paling sering menyerang Ibu hamil sehingga melahirkan anak dengan penyakit katarak. Rubella juga dapat mengakibatkan penyakit jantung kogentinal dan kelainan mata seperti katarak, glaukoma, retinopati, myyopia berat, dan mikroftamalia.

Baca juga: Bayi Juga Bisa Mengalami Katarak selayaknya Anak Kedua Asri Welas

 

Pada ibu yang baru saja melahirkan anak, melakukan deteksi dini terhadap mata adalah hal yang wajib dilakukan. Walaupun pada awal kelahiran mata bayi terlihat  normal, namun ibu bisa melihat perbedaan mata bayi jika:

  • Terlihat di pupil anak, ada bayangan berwarna putih (leukokoria)
  • Bola mata terlihat bergerak-gerak dengan atau tanpa juling
  • Pada anak yang usianya 2 – 3 bulan, orang tua bisa memeriksanya dengan memberikan stimulasi dengan mainan yang tidak bersuara yang memiliki warna menyala atau mencolok. Jika bayi tidak memberikan respon dan tidak tertarik melihat, orang tua harus membawanya ke dokter. (AD/AY)