Baru-baru ini selebriti Indonesia, Asri Welas, tengah berbahagia karena dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Rayyan Gibran Ridharaharja. Putra yang dilahirkannya pada 12 April 2017 itu, lahir dengan berat 3 kg dan panjang 47 cm. Penantian selama delapan tahun untuk memberikan adik bagi jagoan pertamanya, Ibam, ternyata tidak sia-sia.

 

Namun setelah Rayyan berusia 5 bulan, Asri dan keluarga harus dirundung kesedihan yang luar biasa. Pasalnya, buah cintanya divonis mengalami katarak di kedua matanya. Asri mencoba mengingat apakah ada sesuatu yang terjadi pada mata Mas Ibran, nama panggilan anak keduanya, sebelum usia si Kecil memasuki 5 bulan.

 

Asri mengungkapkan bahwa ada titik putih kecil pada mata anaknya sejak berusia 3 bulan, kemudian mulai berkembang saat memasuki usia 5 bulan. Saat menyusui, Asri juga menyadari bahwa mata Ibran tidak pernah melihat ke arah Asri, malah mengikuti arah  sumber cahaya. Kemudian Asri mulai mengkonsultasikannya ke ahli mata.

Baca Juga : Apa Itu Penyakit Mata Ablasio Retina?

 

Profesor Rita, ahli mata yang menangani Ibran, mengatakan bahwa Ibran mengalami katarak pada kedua matanya sejak berusia 3 bulan. Namun katarak yang diderita Ibran tidak terlalu parah, karena ia masih dapat fokus mencari sumber cahaya.

 

Ibran mulai melakukan operasi di mata kanannya, yang terdapat titik putih pada bagian tengah mata. Dua minggu kemudian, operasi dilanjutkan pada mata kirinya. Kedua mata Ibran berhasil dioperasi, hanya saja ia perlu menggunakan kacamata +16 untuk membantu retinanya berkembang biak dengan baik sampai kembali normal.

 

Asri juga mengungkapkan bahwa Ibran  sangat bersemangat saat dipakaikan kacamata. Setelah kacamata mulai dipasang, ia bergerak-gerak seolah ingin melompat karena dapat melihat sang Ibu, warna, dan bentuk-bentuk lainnya.

 

Apa Itu Katarak Kogentinal?

Selama ini Kamu mugkin merasa bahwa katarak hanya terjadi pada orang yang sudah tua saja. Tapi, ternyata katarak juga bisa terjadi pada bayi yang baru lahir. Katarak pada bayi dapat dimulai dari munculnya titik abu-abu agak keputihan, yang menutupi area mata yang berwarna hitam. Kondisi ini disebut dengan katarak kogenital. Pada beberapa kasus, katarak kogenital tidak berdampak parah pada bayi. Namun jika katarak semakin parah, maka akan menyebabkan kebutaan pada bayi.

 

Katarak dapat terjadi karena lensa mata yang keruh, sehingga masuknya cahaya retina jadi terhalang. Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek pernah mengatakan bahwa katarak dapat terjadi akibat Ibu mengalami penyakit toksoplasma, sehingga bayi dapat menerima cairan protozoa selama berada di dalam kandungan.

 

Dalam kasus yang dialami Asri, ia tidak mengalami toksoplasma, rubella, maupun penyakit lainnya. Asri juga masih menunggu hasil tes dari Malaysia tentang penyebab terjadinya katarak pada Ibran. Katarak yang terjadi pada anak disebut katarak kogential.

 

Katarak kogentinal adalah kondisi gangguan penglihatan pada bayi. Biasanya katarak kogentinal disebabkan oleh keturunan, masalah metabolik, infeksi, trauma, inflamasi, atau reaksi dari obat. Obat yang mengandung antibiotik tetrasiklin biasanya digunakan untuk mengobati infeksi pada ibu hamil. Tapi, obat ini dapat menyebabkan katarak pada bayi yang baru lahir. Sebaiknya ibu hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter jika ingin mengonsumsi obat tertentu, agar tidak berdampak buruk pada bayi yang masih berada di dalam kandungan.

 

Ibu hamil juga rentan mengalami infeksi, seperti campak atau rubella, cacar air, herpes simplex, herpes zoster, rubeola, sifilis, influenza, poliomyelitis, dan toksoplasmosis. Penyakit-penyakit tersebut dapat disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh ibu, sehingga ikut memengaruhi mata bayi.

Baca Juga : Jangan Salah, Herpes Simplex dan Herpes Zoster Ternyata Berbeda!

 

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Jika ibu sudah mengetahui kalau bayi mengalami katarak sejak baru lahir atau seiring waktu pertumbuhannya, Mums harus segera membawa bayi ke dokter dan melakukan operasi katarak. Biasanya bayi sudah boleh dioperasi ketika memasuki usia 6 minggu hingga 3 bulan. Operasi ini harus dilakukan sedini mungkin. Sebab jika penanganannya terlambat, dapat mengganggu penglihatan anak dan menyebabkan kebutaan.

 

Setelah operasi, segera gunakan lensa tambahan atau kacamata yang berguna mengembalikan kondisi retina pada bayi. Ibu juga harus berhati-hati terhadap tindakan operasi yang akan dijalankan bayi, jika terjadi kesalahan dalam operasi dapat menyebabkan bayi mengalami glaukoma atau tekanan mata yang terlalu tinggi.

 Baca Juga : Glaukoma, Penyebab Kebutaan Kedua Selain Katarak

 

Itulah beberapa hal yang perlu Mums ketahui tentang penyakit yang menyerang buah hati Asri Welas. Semoga ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kondisi si Kecil. Jika merasa ada yang ganjil, ikuti insting Mums dan segera bawa ia ke dokter. Sebab, biasanya insting ibu sangat kuat dan hampir selalu benar.