Mata merupakan salah satu alat indra yang penting bagi manusia. Tanpa mata, mungkin dunia tidak akan terlihat sebagaimana mestinya. Banyak hal yang harus dilakukan dengan bantuan mata. Lalu, bagaimana jika ada yang bermasalah pada bagian mata? Mungkin sekali waktu Anda pernah mengalami padangan mata yang kabur, ada bintik-bintik yang mengganggu pandangan, atau seperti ada kilatan yang terlihat. Jika iya, patutnya Anda harus waspada terhadap penyakit ablasio-retina. Salah satu penyakit mata ini menyerang bagian retina mata yang berfungsi untuk menangkap sinar cahaya yang masuk ke mata. Ketahui selengkapnya mengenai ablasio retina di bawah ini:

 

Definisi Ablasio Retina

Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). Ablasio merupakan jenis masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semua usia, walaupun lebih sering terjadi pada usia setengah baya atau lebih tua. Ablasio retina lebih mudah terjadi pada penderita rabun jauh (miopia) dan pada Anda yang memiliki riwayat keluarga pernah mengalami ablasio retina. Selain itu, jenis penyakit mata ini bisa disebabkan oleh tumor, peradangan hebat, trauma atau komplikasi diabetes. Apabila tidak segera dilakukan tindakan lebih lanjut, ablasio retina bisa menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan permanen. Berdasar proses terjadinya, ablasio retina dapat dikelompokan dalam 3 jenis, yaitu ablatio retina regmatogen yang terjadi karena adanya robekan/lubang pada retina, ablatio retina traksional yaitu jenis ablasio yang terjadi karena tarikan terhadap retina, dan ablatio retina aksudatif yang terjadi akibat komplikasi penyakit lain, seperti tumor, hipertensi, peradangan, dan lain-lain.

 

Penyebab Penyakit Mata Ablasio Retina

Adapun penyebab ablasio retina antara lain adalah sebagai berikut:

-Menyusutnya korpus vitreum (bahan jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah bola mata)

-Proses penuaan

-Trauma

-Diabetes berat

-Penyakit peradangan

-Retinopati akibat prematuritas (pada bayi prematur)

-Myopia (rabun jauh)

-Ada riwayat ablasio retina dalam keluarga

-Ablasio retina pada mata yang lain

-Pernah mengalami operasi mata

-Terdapat daerah retina yang tipis/ lemah yang terlihat oleh dokter mata

 

Gejala Penyakit Ablasio Retina

Beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit ablasio retina ini antara lain:

-Penglihatan samar seperti terhalang tirai dan bergelombang

-Adanya kilatan-kilatan pada pandangan mata

-Nampak ada bintik-bintik hitam yang mengapung

-Floater atau gumpalan jel kecil atau serbuk seluler dalam vitreous (cairan serupa jel) yang mengisi rongga mata.

-Terlihat seperti ada lapisan hitam yang menutupi sebagian atau seluruh pandangan

-Hilangnya fungsi penglihatan (awalnya terjadi pada salah satu bagian dari lapang pandang, tetapi kemudian menyebar sejalan dengan perkembangan ablasio)

-Penglihatan menjadi kabur

 

Diagnosa Penyakit Ablasio Retina

Diagnosis yang dilakukan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata pada dokter mata. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina antara lain:

-Oftalmoskopi direk dan indirek, yaitu pemeriksaan untuk mendapatkan bayangan retina, baik secara langsung maupun tidak.

-Ketajaman penglihatan

-Tes refraksi, yaitu tes untuk melihat pembiasan sinar-sinar yang ada di dalam mata

-Respon refleks pupil

-Gangguan pengenalan warna

-Pemeriksaan slit lamp

-Tekanan intraokuler

-USG mata

-Angiografi fluoresensi

-Elektroretinogram.

 

Pengobatan

Pengobatan untuk ablasio retina bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:

-Pembedahan laser, digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina yang biasanya ditemukan sebelum terjadi ablasio.

-Kriopeksi (pemberian rasa dingin dengan jarum es). Tindakan ini akan membentuk jaringan parut dengan melekatkan retina pada jaringan di bawahnya. Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan posisi kepala akan dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali cairan di belakangretina.

-Penempelan kembali retina melalui pembedahan dengan pembuatan lekukan pada sclera (bagian putih retina) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel.

Mulai saat ini, sebaiknya Anda mulai lebih memerhatikan kesehatan mata. Banyak bagian pada bagian mata yang harus dijaga agar tetap berfungsi dengan baik, salah satunya pada bagian retina. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Untuk itu, sebagai tindak pencegahan dari penyakit ablasio retina, bisa dilakukan dengan menggunakan kaca mata pelindung untuk mengurangi risiko terjadinya trauma pada mata dan melakukan pemeriksaan mata minimal setahun sekali (jika memiliki risiko ablasio retina). Bagi penderita diabetes, sebaiknya rutin mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.