Anak yang megalami katarak cenderung tumbuh dengan kepala yang lebih kecil dari pertumbuhannya. Bagi  bayi, sinar yang tembus ke mata dibutuhkan untuk merangsang syaraf si kecil, sehingga otak mendapatkan sinyal dan bisa berkembang.

Jika saat kelahiran bayi orang tua merasa ragu, periksakan mata si kecil ke dokter spesialis mata anak untuk penanganan lebih lanjut. Walaupun tidak terlihat, khawatir anak-anak memiliki risiko terkena katarak yang berpotensi terjadi kebutaan.

 

Bagaimana Penanganan Katarak?

Pada awal pemeriksaan, biasanya dokter akan melihat apakah katarak yang diderita anak berpotensi mengalami kebutaan sehingga harus dilakukan operasi, atau hanya katarak biasa yang perlu dilakukan pemeriksaan berkala. Pada anak yang menderita katarak serius, biasanya dokter akan melakukan beberapa tahapan.

Baca juga: Cek Kesehatan Mata Agar Tetap Selalu Sehat

 

  1. Pemeriksaan pre-operasi

Pada tahapan awal ini, dokter akan melihat derajat berat katarak yang ada di mata bayi, jenis katarak apa yang dialami, dan kelainan mata lainnya seperti low vision atau  mata malas. Jika anak tersebut positif mengalami katarak, penanganannya pun berbeda-beda.

  • Diameter kurang dari 3 mm, anak akan diberikan kacamata yang sesuai dengan mata dan doo observasi secara berkala
  • Diameter 3 mm keatas, anak bisa diindikasi operasi
  • USG mata, untuk melihat apakah saraf retina pasien secara anatomis melekat di tempatnya
  • Work up, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu mengalami penyakit infeksi TORCH, metabolik, sistemik, lahir prematur, atau yang lainnya sehingga menularkannya pada anak
  • Pada anak dibawah 7 tahun, pemeriksaan dilakukan dengan bius umum sebelum operasi
  • Pada anak usia 7 tahun keatas, pemeriksaan yang dilakukan untuk fungsi saraf dan lensa tanam

 

  1. Pemeriksaan dokter spesialis anak

Pada tahapan ini, setelah semua pemeriksaan telah dilakukan, dokter spesialis anak mengkonfirmasi kondisi seluruh organ dan sistem tubuhnya, apakah anak tersebut dapat dilakukan operasi katarak dalam bius umum. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan rontgen dada. Setelah semuanya baik dan siap, barulah dokter melakukan operasi.

 

Penanganan Pasca Operasi

Setelah selesai operasi, ada beberapa tahapan yang anak lakukan sebagai pemulihan pasca operasi, diantaranya:

  • Terapi ambliopia

Menstimulasi tumbuh kembang tajam penglihatan anak dengan kacamata atau kontak lens yang sesuai dengan kelainan refraksinya. Semakin mata anak berkembang, kacamata yang digunakan juga berbeda ketebalannya. Jika anak sudah bisa melihat dengan benar, kacamata sudah tidak lagi digunakan

 

  • Lensa tanam

Salah satu bagian mata yang normal ditutup dengan kain kasa atau plester yang berfungsi untuk merangsang penglihatan mata

Terapi ini akan berhasil jika pasien atau anak patuh menjalani terapi ini. Peran orang tua juga sangat penting dalam membantu keberhasilan anak untuk melihat. Usahakan anak tidak mengucek mata, kepalanya terantuk, dan lainnya. (AD/AS)