Pola makan vegetarian atau dikenal juga dengan sebutan vegan kerap dikaitkan dengan pola hidup sehat. Ya, semakin banyak asupan sayuran hijau dan buah maka kesehatan sesorang menjadi lebih terkontrol. Namun penelitian menemukan ada efek diet khusus ini dengan risiko kesehatan. Salah satunya vegetarian menyebabkan depresi. Bagaimana penjelasannya?

 

Pola makan vegetarian dilakukan dengan membatasi asupan protein hewani atau bahkan tidak diperbolehkan menyantapnya sama sekali. Tujuannya antara lain menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan secara lebih aman.

 

Benarkah demikian? Jawabannya tidak sepenuhnya salah Gengs. Menjaga asupan protein hewani memang bisa mencegah beragam penyakit yang berkaitan dengan kolesterol, misalnya kardiovaskular yang memicu serangan jantung, stroke, diabetes, hingga kanker.

 

Akan tetapi, perlu diingat bahwa manusia juga memerlukan asupan protein hewani tersebut dengan takaran yang tidak berlebihan. Oleh karena itu, meskipun dampak positif menjalankan hidup sebagai vegan cukup banyak, tidak semua orang dianjurkan menjalani pola makan bebas daging lho Gengs.

 

Faktanya, ada beberapa kasus orang yang mencoba menerapkan pola makan seperti ini justru memunculkan risiko depresi yan berujung kepada beragam masalah yang lebih besar.

 

Baca juga: Menjadi Vegetarian Lebih Sehat daripada Omnivora?

 

Hasil Penelitian: Vegetarian Menyebabkan Depresi

Dilansir dari penelitian yang dirilis dari Bistol University dan Institusi Kesehatan Nasional Amerika Serikat, seseorang yang menerapkan pola hidup vegan secara total sangat berisiko terkena depresi.

 

Alasannya tidak hanya karena semata-mata harus menahan nafsu makan daging hewani, tetapi lebih karena kekurangan asupan vitamin B12 dan asam lemak omega-3. Kekurangan zat gizi ini dalam jumlah signifikan bisa menimbulkan rasa cemas secara signifikan.

 

Kekurangan  nutrisi penting berupa vitamin B12 dan lemak baik omega 3, bisa mempengaruhi suasana hati menjadi tidak stabil. Para peneliti membandingkan bagaimana emosi para pemakan daging dan para vegan menggunakan skala Edinburg Postnatal Depression. Hasilnya, mereka menemukan para pelaku diet vegetarian cenderung memiliki skor lebih dari 10 yang merupakan ambang minimum kemungkinan terjadinya depresi.

 

Baca juga: Vegetarian dan Vegan, Apa Bedanya Ya?

 

Kandungan Gizi yang Hilang dalam Vegetarian

Meskipun pola makan vegetarian lebih menyehatkan, hal tersebut tetap tidak begitu ideal karena tidak memperhatikan variasi gizi. Sayur dan buah memang kaya akan ragam vitamin dan mineral penting bagi tubuh. Sayangnya, terdapat bebrapa kandungan gizi lain yang tidak ditemukan sebanyak dalam daging.

 

Kandungan lain tersebut adalah asam lemak, omega-3, protein, vitamin B-12, asam folat, dan zat besi. Fungsi dari zat gizi tersebut ialah untuk memelihara fungsi tubuh agar tetap berjalan optimal. Sejumlah nutrisi dari sumber hewani ini juga berperan menjaga kesehatan otak dan mental.

 

Kekurangan asupan omega-3 misalnya, maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan dua senyawa kimia utama dalam otak yang bertanggung jawab mengatur mood, yaitu serotonin dan dopamin. Salah satu faktor risiko depresi adalah rendahnya kadar serotonin. Kurangnya kedua senyawa ini dalam jangka waktu lama akan menimbulkan gejala depresi, termasuk mudah lelah, tidak bersemangat, dan selalu merasa sedih.

 

Begitu pula halnya dengan kurangnya vitamin B-12 dan asam folat dalam tubuh, keduanya akan berpengaruh pada produksi serotonin dan dopamin sehingga bisa memicu gejala depresi.

 

Meskipun beberapa jenis sayur dan buah mengandung zat besi, namun kualitasnya tidak sebaik yang didapat dari sumber pangan jewani. Zat besi dari sumber hewani lebih cepat dicerna oleh tubuh disbandingkan dengan sumber nabati.

 

Di dalam tubuh, zat besi berikatan dengan oksigen untuk menjaga fungsi otak agar tidak mengalami penurunan fungsi kognitif, daya ingat, dan berbagai gangguan lainnya termasuk depresi.

 

Tidak ada salahnya untuk menjadi vegan. Namun, Kamu harus tetap menerima asupan nutrisi daging ya Gengs. Sebaiknya terapkan pola half-vegan saja, supaya semua asupan nutrisi bisa didapatkan oleh tubuh. Semoga bermanfaat untuk semua Geng Sehat yang sedang berjuang diet dengan hidup vegan!

 

Baca juga: 8 Gejala Depresi yang Tidak Disangka-sangka

 

 

Referensi:

Psychologytoday.com. The baffling connection between vegetarian and depression.

Ncbi.nlm.nih.gov. Depressive Symptoms and Vegetarian Diets: Results from the Constances Cohort