Depresi bukan hanya penyakit yang menyerang mental. Depresi bisa berdampak pada fisik dan bahkan menyebabkan penyakit. Tanpa sepengetahuan banyak orang, penyakit atau rasa sakit pada fisik yang mereka rasakan disebabkan oleh depresi. Penyakit atau gejala di fisik akibat depresi bisa menyerang bagian tubuh manapun. Yuk, kenali gejala penyakit fisik yang kemungkinan ada kaitan dengan depresi.

 

 

Depresi Menyebabkan Gangguan Psikosomatik 

Penyebab depresi sangat multifaktor atau banyak hal, seperti faktor keturunan, faktor biologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, atau bahkan terkait religi. Misalnya tekanan ekonomi, kehilangan pasangan, masalah di tempat kerja, atau akibat interaksi dengan keluarga atau lingkungan yang tidak sehat.

 

Wujud dari penyakit mental seperti depresi ini bisa berdampak langsung pada gangguan fisik. Hal tersebut biasanya disebut gangguan psikosomatik. Psikis berarti didasari oleh psikis, namun dampak atau ujungnya adalah somatik atau fisik.

 

Paling sering contohnya adalah sakit maag atau sakit lambung. Beberapa orang mengalami kenaikan tekanan darah saat depresi atau gatal-gatal di kulit misalnya Namun jika ditelusuri penyebabnya, tidak ditemukan masalah atau penyakit. Itulah yang disebut psikosomatik.

 

Berikut ini beberapa keluhan fisik yang bisa jadi dipengaruhi oleh depresi:

 

1. Gangguan metabolisme

Saat Kamu depresi atau stres berlebihan, secara fisik ataupun psikologis, tubuh akan menganggapnya sebagai suatu ancaman. Oleh sebabnya, tubuh akan bereaksi dengan memfokuskan sumber energinya untuk melawan ancaman tersebut.

 

Sistem saraf akan mengirim sinyal ke kelenjar adrenal untuk mengeluarkan adrenalin dan kortisol. Kedua hormon tersebut menyebabkan detak jantung Kamu berdetak lebih kencang, meningatkan tekanan darah, dan mengubah proses pencernaan. Hal tersebut juga meningkatkan kadar glukosa di dalam darah.

 

2. Otot dan persendian

Ketika Kamu depresi, otot-otot tubuh akan menegang. Kalau depresi yang Kamu rasakan tidak kunjung berhenti dan tidak diobati, kontraksi otot juga akan berkepanjangan. Kontraksi otot yang berkepanjangan bisa memicu sakit kepala tensi, migren, dan penyakit otot sendi lainnya. 

 

3. Gangguan Pernapasan

Depresi dan stres bisa membuat Kamu sulit bernapas dan menyebabkan napas menjadi cepat dan tidak teratur atau yang disebut hiperventilasi. Pada beberapa kasus hiperventilasi bisa menyebabkan serangan janung lho!.

 

4. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Depresi atau stres akut menyebabkan meningkatnya detak jantung dan memperparah kontraksi otot jantung. Pembuluh darah yang mengarahkan darah ke otot-otot besar dan ke jantung berdilatasi atau melebar, meningkatkan jumlah darah yang dipompa ke bagian-bagian di dalam tubuh tersebut. Jika hal ini sering terjadi, inflamasi di dalam arteri koroner jantung bisa terjadi. Hal tersebut bisa menyababkan serangan jantung.

 

5. Kekacauan hormon

Saat depresi, otak akan mengirim sinyal dari hipotalamus, menyebabkan korteks adrenal memproduksi kortisol dan menyebabkan medulla adrenal memproduksi epinephrine, atau yang disebut hormon stres. SKetika kortisol dan epinephrine dikeluarkan, hati memproduksi lebih banyak glukosa. Hal ini tentunya berbahaya pada penderita diabetes.

 

6. Gangguan pencernaan 

Depresi bisa menyebabkan nafsu makan Kamu meningkat atau menurun dari biasanya. Kalau Kamu lebih banyak makan atau lari ke konsumsi alkohol dan rokok, Kamu bisa terkena heartburn atau refluks asam.

Lambung menjadi sasaran berikutnya. Lambung akan memproduksi asam berlebihan saat depresi menyebabkan sakit lambung. Depresi juga bisa memengaruhi saluran cerna bagian bawah dan mengganggu penyerapan nutrisi. Gejalanya antara lain diare atau konstipasi.

 

7. Gangguan menstruasi dan kehidupan seksual

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, depresi bisa menyebabkan produksi hormon kortisol secara berlebihan. Pada pria, jumlah hormon kortisol yang terlalu banyak bisa memengaruhi fungsi normal sistem reproduksi. Depresi akut bisa merusak testosteron dan produksi sperma atau bahkan menyebabkan kemandulan. 

 

Pada wanita, depresi dan stres akut biasanya bisa menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau menstruasi yang lebih sakit. Depresi juga bisa menurunkan gairah seksual yang berdampak pada kehidupan dengan pasangan

 

Jadi, depresi sama bahayanya dengan penyakit fisik. Bahkan, depresi sama bahayanya dengang penyakit kronis jika tidak diobati. Oleh sebab itu, Kamu perlu menyadari apakah gejala di fisik yang Kamu rasakan berkaitan dengan masalah pada kesehatan mental. Segera cari bantuan ke profesional.