Ada banyak hal yang dipertimbangkan seseorang saat melakukan diet, mulai dari menurunkan berat badan hingga menjaga tubuh tetap bugar. Akan tetapi, bagaimana jika Kamu memiliki gangguan pencernaan?

 

Tentu melakukan sembarang diet bukan pilihan yang bijak, ya. Salah menerapkan metode diet, bisa berujung pada gangguan pencernaan yang lebih serius. Nah, untuk membantu Kamu menentukan jenis diet apa yang tepat, berikut ada beberapa pilihan diet bagi penderita gangguan pencernaan yang bisa Kamu terapkan.

 

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan

 

1. Diet Rendah FODMAP

Jenis diet ini mungkin masih terdengar asing. Namun, sekitar 3/4 orang dengan IBS (Irritable Bowel Syndrome) dapat mengurangi gejala gangguan pencernaan mereka dengan menerapkan metode diet ini selama 7 hari atau lebih.

 

Diet rendah FODMAP adalah metode diet yang menganjurkan seseorang untuk menghindari makanan yang mengandung sumber karbohidrat dengan struktur kimia yang pendek. FODMAP sendiri merupakan akronim dari jenis karbohidrat yang perlu dihindari, yaitu Fermentable Oligo-, Di-, Monosaccharides dan Poliol.

 

Perlu diketahui bahwa karbohidrat berantai pendek ini merupakan jenis karbohidrat yang sulit dicerna oleh sebagian orang. Karbohidrat yang tidak mudah dicerna ini dapat menarik banyak cairan serta memicu bakteri di usus besar melakukan fermentasi. Kondisi ini akhirnya menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, diare, dan banyak lagi.

 

Beberapa daftar makanan yang perlu dihindari dalam diet rendah FODMAP:

1. Fruktosa yang terdapat dalam:

- buah-buahan seperti apel pir, mangga, serta semangka.

- pemanis buatan

- makanan dengan kandungan sirup jagung yang tinggi

 

2. Fruktan yang terdapat dalam:

- sayuran, seperti brokoli, asparagus, dan bawang-bawangan

- berbagai jenis gandum

 

3. Galaktan yang terdapat dalam:

- kacang-kacangan, seperti kacang merah atau kacang kedelai

- sayuran, seperti brokoli, kembang kol, dan kol

 

4. Laktosa, seperti susu sapi, keju, yoghurt, dan jenis produk susu lainnya

 

5. Poliol yang terdapat dalam:

- buah-buahan, seperti aprikot, semangka, atau apel

- pemanis buatan yang mengandung sorbitol, manitol, dan xylitol

- Sayuran, seperti kembang kol dan jamur.

 

2. Diet Bebas Gluten

Bagi Kamu yang memiliki penyakit celiac, menerapkan diet bebas gluten adalah suatu keharusan. Pasalnya, ketika seorang pengidap penyakit celiac yang merupakan penyakit autoimun mengonsumsi gluten (yang ditemukan dalam biji-bijian), tubuh mereka dapat bereaksi 'menyerang' diri mereka sendiri.

 

Beberapa orang yang tidak terbukti positif mengalami celiac, mungkin juga ada yang mengalami intoleransi gluten. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba menerapkan metode diet ini.

 

Studi dalam Jurnal Gastroenterology menemukan bahwa 8% orang yang memiliki intoleransi gluten merasakan adanya perubahan yang lebih baik setelah mereka menyesuaikan jumlah gluten yang dikonsumsi.

 

Baca juga: Apa Itu Diet Bebas Gluten?

 

3. Diet Paleo

Diet paleo merupakan metode diet yang menganjurkan seseorang untuk mengonsumsi makanan laut, daging yang berasal dari hewan pemakan rumput, buah-buahan, dan sayuran. Biji-bijian, susu, kacang-kacangan, atau kentang merupakan jenis panganan yang perlu dihindari.

 

Tidak ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa diet paleo dapat membantu meringankan gejala IBS secara spesifik. Akan tetapi, ini dapat membantu menghindari jenis makanan olahan yang umumnya tidak sehat dan memudahkan penderita diabetes untuk mengontrol gula darahnya.

 

4. Autoimun paleo (AIP)

Autoimun paleo sebenarnya hampir mirip dengan metode diet paleo. Segala jenis makanan yang perlu dihindari dalam diet paleo, juga harus dihindari dalam metode diet yang satu ini.

 

Namun, dalam metode AIP, seseorang juga perlu membatasi konsumsi alkohol, pemanis buatan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, serta beberapa jenis sayuran yang tergolong nightshades seperti tomat dan paprika. Diet ini mungkin layak dicoba jika gangguan pencernaan yang dialami disebabkan oleh kondisi autoimun, seperti penyakit crohn, celiac, atau kolitis ulserativa.

 

5. Diet karbohidrat spesifik

Metode diet ini diperuntukkan bagi orang-orang dengan penyakit crohn, celiac, radang usus besar, fibrosis kistik, diare kronis, atau divertikulitis. Menurut sebuah studi dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics, diet ini terbukti 91% efektif dalam mengendalikan gejala pada gangguan-gangguan pencernaan tersebut.

 

Menerapkan diet memang tidak ada salahnya, Gengs. Namun, pastikan Kamu menerapkan metode yang tepat dan tidak sembarangan, terlebih jika Kamu memiliki gangguan pencernaan. Kelima metode diet bagi penderita gangguan pencernaan di atas bisa menjadi pilihan yang bisa Kamu terapkan, Gengs.

 

Selamat mencoba dan jangan lupa bagikan pengalamanmu dengan cara menuliskan artikel melalui Fitur Tulis Artikel di Website atau Aplikasi GueSehat! (AS)

 

Baca juga: Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Diet

 

 

Sumber

Reader's Diggest. "8 Diets to Consider if You Have Digestive Problems."