Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh inflamasi atau peradangan pada hati. Penyebabnya adalah virus hepatitis, baik itu hepatitis A, B, maupun C. Virus ini bisa menular lewat darah atau cairan tubuh lainnya. Penyakit hepatitis bisa dicegah dengan vaksin. Sayangnya untuk saat ini baru tersedia vaksin hepatitis B. Belum ada vaksin hepatitis A maupun C.

 

Di awal terinfeksi hepatitis B, mungkin penderita tidak merasakan gejala apapun. Bahkan pada sebagian besar kasus, infeksi hepatitis B bisa sembuh dengan sendirinya, tanpa diobati. Namun sebagian kecil kasus menjadi kronis, dan menyebabkan sirosis hati bahkan kanker hati. Penyakit hepatitis B kronis membutuhkan pengobatan yang intensif.

 

Karena penyakit hepatitis B ini bisa berkembang sangat membahayakan dan menular, maka pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Untuk mencegah penyakit ini, diperlukan vaksin hepatitis B. Untuk tahu lebih jauh tentang vaksin hepatitis B, Geng Sehat baca penjelasan di bawah ini, ya!

 

Baca juga:Kenapa Imunisasi Hepatitis A Penting Diberikan kepada Anak?

 

Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang aman. Vaksin Hepatitis B diberikan begitu bayi dilahirkan. Hal ini untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayi yang dilahirkan melalui vagina (persalinan normal).

 

Setelah itu vaksin hepatitis B diulang pada saat bayi berusia 1 - 2 bulan, dan 4 - 6 bulan. Pemberian vaksin saat bayi jauh lebih efektif dibandingkan jika diberikan saat dewasa. Namun orang dewasa pun bisa tetap mendapatkan vaksin ini, tentunya setelah melalui pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu. 

 

Jangan takut mendapatkan vaksin hepatitis B karena efek sampng atau risiko yang terkait dengan pemberian vaksin hepatitis B sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Vaksin hepatitis B bahkan aman diberikan untuk anak-anak dan wanita hamil.

 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Vaccine yang mempelajari efek samping vaksin hepatitis A atau B pada orang dewasa pada 2001 - 2003 menunjukkan, selain efek samping yang ringan, tidak tampak efek samping yang serius. Hanya pada sebagian kecil orang yang alergi saja yang akan menunjukkan reaksi syok anafilaktik. Namun kasusnya sangat jarang.

 

Efek Samping Ringan Pasca Suntik Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B hanya menyebabkan efek samping ringan pada 1 dari setiap 10 orang. Sedangkan efek samping yang tidak biasa hanya ditemukan pada 1 dari setiap 100 orang. Sementara itu, untuk efek samping yang serius tergolong langka, karena hanya dialami 1 dari setiap 1000 orang yang menerma vaksin hepatitis B. 

 

Untuk efek samping umum vaksin hepatitis B yang dimaksud adalah:

  • Ketidaknyamanan di sekitar area suntikan selama beberapa jam atau hari setelah menerima vaksinasi
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Suhu tubuh tinggi
  • Kelelahan
  • Nyeri perut

 

Efek samping yang tidak biasa setelah suntik vaksin hepatitis B adalah:

  • Gejala yang menyerupai flu
  • Nyeri otot
  • Pusing

 

Berikut ini adalah efek samping yang sangat jarang dari vaksin hepatitis B:

  • Nyeri sendi
  • Kesemutan
  • Pembengkakan
  • Ruam kulit
  • Tekanan darah rendah atau hipotensi

 

Dengan kata lain, vaksin hepatitis B sangat aman. Sama seperti vaksin lainnya, manfaat vaksin jauh lebih besar daripada efek sampingnya.

 

Baca juga: Ini Hubungan antara Hepatitis C dengan Diabetes!

 

 

Jadwal Pemberian Vaksin Hepatitis B pada Bayi dan Anak-anak

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang diwajibkan pada bayi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar semua anak menerima vaksinasi vaksinasi hepatitis B dosis pertama beberapa saat setelah lahir dan melengkapi dosisnya pada usia 6 - 18 bulan. 

 

Wanita hamil bisa menularkan virus hepatitis B kepada anaknya saat proses melahirkan karena penyakit ini ditularkan lewat darah dan cairan tubuh. Bayi juga bisa terkena hepatitis B lewat darah dan cairan tubuh orang lain. Apalagi, bayi tidak memiliki kekebalan tubuh yang sempurna, sehingga sangat mudah tertular infeksi.

 

 Seperti dijelaskan di atas, jadwal dosis vaksin hepatitis B adalah di bulan 0, 1 - 2 bulan, dan 4 - 6 bulan. Namun bagi bayi yang belum mendapatkan vaksin hepatitis B, ada fleksibilitas untuk jadwalnya.

 

Namun ada aturan jarak minimum vaksinasi antara dosis, setidaknya empat minggu antara dosis #1 dan #2, setidaknya delapan minggu antara dosis #2 dan #3, atau setidaknya 16 minggu antara dosis #1 dan #3. 

 

Jadi, direkomendasikan agar semua bayi menerima vaksin hepatitis B beberapa saat setelah lahir. Ini sangat penting, karena semakin muda bayi terinfeksi virus hepatitis B, semakin tinggi risikonya terkena hepatitis B kronik. Menurut penelitian, 90% bayi yang terinfeksi virus hepatitis B akan terkena hepatitis B kronik, yang merupakan penyakit seumur hidup.

 

Setelah pemberian dosis pertama beberapa saat setelah lahir, bayi membutuhkan  dua dosis vaksin hepatitis B lagi untuk perlindungan yang maksimal. Konsultasikan dengan dokter anak untuk waktu pemberian vaksinasi selanjutnya.

 

Baca juga: Pada Usia Berapa Vaksin Hepatitis A Bisa Diberikan Pada Anak?

 

Vaksin Hepatitis B pada Orang Dewasa

Bagaimana pemberian vaksin hepatitis B pada orang dewasa? Menurut rekomendasi CDC, orang dewasa yang berusia 18 tahun atau kurang bisa mendapatkan vaksin hepatitis B, atau mereka yang sudah berusia 19 tahun dan lebih dan ingin terlindungi dari infeksi hepatitis B.

 

Orang dewasa yang berisiko tertular infeksi hepatitis B, wajib memeriksakan diri. Jika belum terinfeksi, bisa mendapatkan vaksin hepatitis B untuk perlindungan. Berikut ini adalah mereka yang berisiko:

  • Orang yang pasangan seksualnya memilki statusHBsAg, artinya sudah positif terinfeksi hepatitis B.
  • Orang yang aktif secara seksual dan bergangi-ganti pasangan.
  • Orang yang menjalani pengobatan atau pemeriksaan untuk penyakit menular seksual
  • Pria yang berhubungan seksual dengan sesama jenis
  • Pengguna narkoba suntik dan menggunakan jarum bergantian.
  • Pekerja medis yang sering terpapar darah atau cairan tubuh pasien hepatitis B. 
  • Orang yang memiliki penyakit ginjal stadium akhir, termasuk yang menjalani dialisis.

 

Baca juga: Wabah Hepatitis A di Pacitan, Pentingnya Perilaku Hidup Bersih! 

 

Vaksin Hepatitis B untuk Wanita Hamil

Kebanyakan data menunjukkan bahwa vaksin hepatitis B aman untuk wanita hamil. Penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin hepatitis B tidak memiliki dampak negatif pada perkembangan janin ataupun ibu yang mengandungnya.

 

Sangat penting untuk mencegah infeksi virus hepatitis selama hamil, karena penyakit ini berbahaya untuk wanita hamil dan janin yang dikandungnya. Jadi, wanita hamil tidak perlu ragu melakukan vaksinasi hepatitis B.

 

Ahli merekomendasikan agar setiap wanita hamil melakukan skrining hepatitis. Skrining ini bisa membantu mengidentifikasi mereka yang memiliki risiko terkena virus hepatitis B, contohnya orang yang secara rutin menerima suntikan. Dengan melakukan skrining, dokter mengetahui orang-orang yang sangat membutuhkan perlindungan vaksin hepatitis B.

 

 

Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi lain yang lebih serius jka tidak segera diobati. Penyakit ini juga sangat menular dan sangat mudah untuk ditularkan. Jadi, adanya vaksin hepatitis B sangat efektif untuk mencegah penyebaran vaksinnya.

 

Semua penelitian dalam beberapa dekade belakangan ini menunjukkan bahwa vaksin hepatitis B aman untuk digunakan, termasuk pada wanita hamil dan anak-anak. Untuk efek sampinya yang ringan, cukup umum dialami beberapa orang. Namun, untuk efek samping yang lebih serius, biasanya langka. 

 

Baca juga: Imunisasi TT pada Ibu Hamil, Penting Tidak, Ya?

 

Sumber:

Medical News Today. What are the possible side effects of the hepatitis B vaccine?. Januari 2019.

Immunization Action Coalition. Hepatitis B Vaccination for Adults — Who Needs It and When?. Oktober 2016.

Centers for Disease Control and Prevention. Best at Birth: Get Your Baby the Hepatitis B Vaccine. April 2019.