Saat ini Kementerian Kesehatan tengah melakukan penyelidikan terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit hepatitis A yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Seperti yang diketahui, hingga saat ini hampir 1.000 orang di Pacitan terkena hepatitis A.

 

Dilansir oleh CNN Indonesia, Kementerian Kesehatan membutuhkan waktu dua bulan untuk mencabut status KLB penyakit di Pacitan. Maka itu, status KLB di daerah tersebut akan bertahan hingga dua bulan kemudian.

 

Kementerian Kesehatan memutuskan menetapkan status KLB di Pacitan karena penyakit hepatitis A ini sudah mewabah sekitar satu bulan terakhir. Peningkatan kasusnya yang signifikan dan jauh lebih banyak dari sebelumnya membuat pemerintah menetapkan status hepatitis A di Pacitan menjadi KLB.

 

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Wiendra Waworuntu, ada dugaan penularan penyakit hepatitis A di Pacitan berasal dari sungai Sukarejo. Memang banyak masyarakat yang mengonsumsi air di sungai Sukarejo sehari-hari. Air sungai tersebut biasanya didistribusikan menggunakan mobil tangki, lalu dijual ke warga setempat.

 

Lalu, apakah penyebaran hepatitis A hanya bisa disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang tercemar? Apa saja gejala hepatitis A yang perlu diwaspadai? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Setalah Hepatitis A Sampai E, Sekarang Muncul Hepatitis G

 

Gejala Hepatitis A 

Hepatitis A adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyakit ini bisa menular melalui makanan dan minuman, ataupun kontak langsung pada kulit. Hepatitis A ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual, baik anal ataupun oral.

 

Menurut Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penyebab utama penluaran virus hepatitis A adalah lewat makanan dan minuman. Oleh sebab itu, virus hepatitis A biasanya ditemukan pada feses pasien yang sudah terinfeksi.

 

Adapun untuk kasus KLB hepatitis A, seperti yang terjadi di Pacitan, kemungkinan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Pasalnya, virus hepatitis A sebenarnya tidak mudah menular dari satu orang ke orang lain.

 

Karena kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang hepatitis A, kebanyakan yang sudah terinfeksi baru ke memeriksakan ke dokter dengan keluhan gejala yang sudah lanjut, seperti mengalami penyakit kuning dan urin yang berwarna seperti teh.

 

Gejala hepatitis A bisa ringan hingga berat. Bahkan, gejalanya bisa sangat berat dan menyebabkan hepatitis fulminan. Hepatitis fulminan adalah kerusakan hati yang terjadi dengan cepat dan parah akibat virus hepatitis A.

 

Oleh sebab itu, sebaiknya kalau Kamu memiliki gejala hepatitis A, segera periksakan ke dokter. Gejala awal hepatitis A yang perlu diwaspadai adalah gejala flu, nyeri badan, mual yang terkadang disertai muntah, nafsu makan menurun, dan lemas.

 

Gejala lain dari hepatitis A adalah nyeri pada perut kanan atas. Pasalnya, hati berada di perut kanan bagian atas. Penyakit ini menyebabkan hati meradang, sehingga bisa menimbulkan nyeri.

 

Untuk diagnosisnya sendiri, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa tes darah yang menunjukkan kadar bilirubin, SGOT, dan SGPT. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A untuk memastikan jika pasien benar-benar terkena infeksi hepatitis A.

 

Baca juga: 8 Fakta Penting Seputar Hepatitis

 

Masa Inkubasi dan Pengobatan Hepatitis A

Masa inkubasi adalah waktu sejak masuknya penyakit hingga timbulnya gejala. Masa inkubasi biasanya berlangsung sekitar 2 - 6 minggu. Hepatitis A bisa disembuhkan secara total, namun pasien harus diobati dengan cepat dan istirahat total.

 

Adapun untuk obat yang diberikan, biasanya hanya untuk meredakan gejalanya saja. Sebagai contoh, jika Kamu mengalami gejala diare, maka dokter akan memberikan obat anti diare. Jika Kamu merasa lemas, dokter akan memberikan vitamin.

 

Dokter juga bisa memberikan obat suplemen hati untuk meredakan peradangan pada organ tersebut. Untuk perawatannya sendiri, biasanya pasien akan dirawat di ruang isolasi, terpisah dari pasien lain dan orang sehat. Di dalam ruang isolasi, biasanya orang yang ingin menengok tidak boleh masuk.

 

Untuk perawatannya sendiri, penderita hepatitis A memang tidak harus selalu dirawat di rumah sakit. Namun, jika gejala yang dirasakan parah atau jika pasien mengalami mual disertai muntah dan penurunan nafsu makan, maka sebaiknya dirawat di rumah sakit supaya mendapatkan cairan infus.

 

Pencegahan Hepatitis A

Virus hepatitis A berbeda dengan virus hepatitis B. Jadi, kalau Kamu sudah melakukan vaksinasi hepatitis B, bukan berarti Kamu sudah pasti terhindar dari hepatitis A.  Oleh sebab itu, vaksinasi hepatitis A sebaiknya dilakukan, khususnya kalau Kamu akan berkunjung ke suatu tempat yang sedang terjangkit KLB hepatitis A. Vaksinasi dilakukan sebaiknya 2 minggu sebelum mengunjungi tempat tersebut.

 

Hepatitis A juga tidak bisa berkembang menjadi hepatitis B. Namun, satu orang bisa saja terkena dua macam infeksi, yaitu hepatitis B dan hepatitis A. Jadi, Kamu perlu mewaspadainya.

 

Untuk pencegahannya sendiri, tentunya yang terpenting adalah menjalani gaya hidup sehat. Konsumsilah makanan bergizi, tidurlah yang cukup, dan banyaklah mengonsumsi buah serta sayuran.

 

Kamu juga harus menjalani gaya hidup bersih. Biasakan mencuci tangan pakai sabun setiap sebelum dan sesudah makan. Selalu cuci tangan setelah keluar dari toilet. Pasalnya, penyakit ini umumnya menular lewat makanan dan minuman. (UH)

 

Baca juga: Tips dan Aturan Makan untuk Penderita Hepatitis

 

 

Sumber:

Rilis dari Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

WebMD. Hepatitis A.