Secara umum, berbagai gangguan kesehatan atau penyakit dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni penyakit menular (communicable disease) dan penyakit tidak menular (noncommunicable disease). Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menyebar dari satu orang ke orang yang lain ataupun dari hewan ke manusia.

 

Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Penyebarannya dapat melalui udara, air, kontak sentuhan, maupun kontak langsung dengan cairan tubuh. Contoh dari penyakit menular antara lain cacar air, campak, influenza, atau herpes.

 

Sementara itu, penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, serta kanker. Lantas, bagaimana halnya dengan gangguan mental? Apakah seseorang dengan masalah kejiwaan atau gangguan jiwa dapat menularkan penyakitnya tersebut kepada orang lain?

 

Kenali dulu penyebab terjadinya gangguan mental

Gangguan mental adalah kondisi terjadinya abnormalitas ketika berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gangguan ini dapat berpengaruh pada kehidupan seseorang secara signifikan, termasuk di dalamnya bagaimana menghadapi permasalahan hidup, produktivitas kerja, maupun relasi dengan orang lain.

 

Baca juga: Tips Cerdik Kelola Emosi bagi Mums

 

Berbeda dengan banyak penyakit lain yang penyebab pastinya sudah diketahui, penyebab terjadinya gangguan mental jauh lebih kompleks untuk dijelaskan. Berbagai faktor, mulai dari fisik yakni gangguan pada otak ataupun senyawa penghantar sinyal (neurotransmitter) sampai ke faktor sosial dan lingkungan, dapat memengaruhi potensi terjadinya gangguan mental pada seseorang. Selain itu, suatu pengalaman atau peristiwa dapat membawa dampak pada kepribadian dan perilaku. Manifestasi dari kombinasi berbagai faktor tersebut dapat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

 

 

Anggapan bahwa gangguan mental dapat menular itu keliru

Tidak sedikit yang beranggapan bahwa hidup berdampingan dengan orang yang mengalami gangguan mental berisiko untuk tertular gangguan yang sama. Ada penjelasan yang cukup logis mengapa paham tersebut bisa timbul.

 

Saat kita menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi ataupun hidup bersama dengan orang yang mengalami gangguan mental, status mental mereka dapat memengaruhi diri kita. Sebagai contoh, apabila kita hidup bersama dengan orang yang mengalami gangguan kecemasan, kita akan sering menyaksikan bagaimana mereka merasa sangat cemas akan hal-hal tertentu.

 

Disadari atau tidak, bisa saja kita pun terbawa untuk mencemaskan hal yang umumnya tidak menimbulkan rasa cemas berlebih. Fenomena ini dikenal dengan istilah emotional contagion atau penularan secara emosional.

 

Baca juga: Orang Introvert Lebih Rentan Sakit

 

Pertanyaannya, apakah penularan emosional pasti terjadi jika kita hidup berdampingan dengan seseorang yang mengalami gangguan mental? Jawabannya belum tentu. Setiap orang memiliki ketahanan yang berbeda dalam merespons berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.

 

Jika seseorang memiliki ketahanan emosional yang baik, mampu selalu berpikir positif, dan mengambil sikap yang tepat pada setiap peristiwa yang dilihat maupun dihadapinya, maka potensi dirinya untuk “tertular” gangguan mental menjadi relatif kecil.

 

Fakta lain yang perlu diketahui adalah gangguan mental dapat diturunkan. Terkadang dijumpai beberapa orang dalam satu keluarga yang mengalami gangguan mental serupa. Kendati demikian, bukan berarti jika memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental maka secara pasti kita akan mengalami hal yang serupa. Semuanya kembali lagi pada berbagai faktor yang memengaruhi kondisi mental seseorang.

 

Baca juga: 6 Alasan Wanita Mudah Cemas Dibanding Pria

 

Pentingnya dukungan bagi penderita gangguan mental

Dengan memahami fakta bahwa gangguan mental tidak menular seperti halnya penyakit infeksi, sudah saatnya kita menyingkirkan stigma negatif tentang mereka yang mengalami gangguan mental. Sebaliknya, orang yang mengalmi gangguan mental justru sangat membutuhkan dukungan untuk memiliki kesehatan jiwa yang baik.

 

Pandangan negatif tentang mereka justru akan semakin membuat mereka merasa terpuruk dan enggan berobat karena takut dianggap “gila”. Dukung mereka untuk berkonsultasi dengan ahlinya agar permasalahan mental mereka dapat teratasi.

 

Baca juga: Punya Gangguan Kecemasan, Shawn Mendes Pilih untuk Menerima

 

Nyinyir di Media Sosial - GueSehat.com