Mayoritas masyarakat Indonesia mungkin sangat sering mendengar istilah kanker payudara ataupun kanker paru-paru. Jarang di antara kita yang pernah mendengar tentang kanker kepala dan leher. Padahal, kasus kanker kepala dan leher semakin meningkat lho, di Indonesia.

Menurut dr. Ika Dewi Mayangsari, Sp.THT-KL(K), salah satu jenis kanker kepala dan leher yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah kanker nasofaring. Secara umum, kanker nasofaring adalah jenis kanker kepala dan leher yang paling banyak ditemukan. Kanker kepala dan leher sendiri menempati urutan ke-6 sebagai kasus kanker terbanyak.

Sebelumnya, kanker nasofaring umumnya hanya ditemukan pada usia lanjut. Namun, dr. Mayang mengatakan bahwa belakangan ini, kanker nasofaring juga sering ditemukan pada usia muda dan anak-anak.

Oleh sebab itu, Kamu perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kanker kepala dan leher. Nah, bertepatan dengan Hari Kanker Kepala dan Leher yang jatuh pada hari ini, tepatnya tanggal 27 Juli, yuk tingkatkan kesadaran Kamu tentang penyakit ini!

Berikut penjelasan lengkap tentang kanker kepala dan leher, seperti yang dijelaskan oleh dr. Mayang dalam acara penyuluhan "Jauh dari Rokok, Jauh dari Kanker Kepala Leher" di SMPN 115 Jakarta.

 

Baca juga: Kanker yang Paling Sering Dialami Pria dan Wanita di Indonesia

 

Apa itu Kanker Kepala dan Leher?

Kanker kepala dan leher adalah tumor ganas yang terdapat di daerah kepala dan leher. Sebagian besar dari kanker kepala dan leher (>80%), secara histopatologi adalah karsinoma sel skuamosa, yang tumbuh pada lapisan sel skuamosa di permukaan organ kepala dan leher.

 

Apa Saja Jenis Kanker Kepala dan Leher?

Kanker kepala dan leher dibedakan berdasarkan bagian atau organ di kepala dan leher, dimana tumor ganas tersebut pertama kali tumbuh. Sejumlah jenis kanker kepala dan leher di antaranya adalah:

  • Kanker nasofaring: nasofaring adalah daerah di belakang rongga hidung.

  • Kanker rongga mulut: termasuk pada bibir, sekitar 2/3 bagian lidah, gusi, dinding dalam pipi dan bibir, dan bagian bawah mulut di bawah lidah.

  • Kanker faring: kanker pada faring (tenggorokan), yang merupakan saluran berongga sekitar 5 inci yang dimulai dari belakang hidung hingga menuju esofagus. Faring memiliki 3 bagian: nasofaring (bagian atas faring, di belakang hidung), orofaring (bagian tengah faring, termasuk bagian langit-langit lunak di belakang mulut), dan hipofaring (bagian bawah faring).

  • Kanker laring (pita suara): laring adalah jalan terusan pendek yang terbentuk dari tulang rawan di bawah faring di dalam leher. Laring mengandung pita suara dan juga memiliki jaringan kecil yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi menutupi laring untuk mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.

  • Kanker sinusSinus adalah rongga di dalam wajah yang terdapat di daerah pipi, pangkal hidung, seperti dahi.

  • Kanker kelenjar liur: kelenjar liur yang besar terletak pada bagian bawah mulut, dekat tulang rahang. Kelenjar liur memproduksi air liur. 

  • Kanker telinga: tumor ganas pada daerah telinga.

  • Kanker tiroid: tiroid adalah kelenjar yang terletak di bagian depan tengah leher.

 

 

Gejala Kanker Kepala dan Leher

Menurut dr. Mayang, gejala kanker kepala dan leher berbeda-beda, tergantung dengan organ yang terkena dampaknya. Namun, ia menjelaskan bahwa pada umumnya, ketika kanker kepala dan leher sudah berkembang lebih lanjut, akan menimbulkan gejala seperti benjolan di leher atau bahkan dapat mendesak masuk ke dalam rongga kepala dan otak, sehingga dapat menimbulkan gejala berupa sakit kepala hebat.

Sebelum kanker berkembang ke arah stadium lanjut, sebaiknya dikenali tanda atau gejalanya secara dini. Adapun gejala-gejala dini atau awal khusus dari kanker kepala dan leher adalah:

  • Kanker nasofaring: salah satu sisi telinga terasa tertutup, berdengung, nyeri. Hidung terasa tersumbat, keluar ingus bercampur darah.

  • Kanker rongga mulut: bercak merah atau putih pada gusi, lidah, atau dinding mulut. Sariawan yang tidak kunjung sembuh serta pembengkakan pada rahang dan pendarahan tidak biasa atau nyeri di dalam mulut.

  • Kanker faring: terasa ada yang mengganjal di tenggorok, sulit menelan, nyeri menelan yang tidak kunjung sembuh.

  • Kanker laring (pita suara): suara serak dan sulit menelan.

  • Kanker sinus: hidung tersumbat dan pilek yang tidak kunjung sembuh walaupun telah diberikan pengobatan, serta mimisan.

  • Kanker kelenjar liur: pembengkakan di bawah dagu atau di sekitar tulang rahang, nyeri di wajah, dagu, atau leher yang tidak kunjung sembuh.

  • Kanker telinga: keluar cairan dari telinga (congek) terus menerus yang tidak kunjung sembuh, telinga terasa tertutup.

  • Kanker tiroid: Benjolan di leher bagian depan.

 

Baca juga: Selain Kanker Serviks, HPV Menyebabkan 5 Jenis Kanker Lain

 

Hubungan Rokok dan Kanker Kepala dan Leher

Dr. Mayang mengatakan bahwa hubungan antara rokok dan kanker kepala dan leher itu sangat erat. Pasalnya, salah satu penyebab utama munculnya kanker kepala dan leher adalah paparan terhadap asap rokok.

"Ketika kita mengisap rokok atau ketika kita menghirup asap rokok sebagai perokok pasif, asap akan melewati rongga-rongga organ pernapasan, seperti hidung, nasofaring, kemudian tenggorokan, rongga mulut, hingga akhirnya ke bagian bawah menuju paru-paru," jelas dr. Mayang. Semua paparan rokok terhadap organ-organ tersebut menimbulkan risiko kanker kepala dan leher.

Sayangnya, tingkat pengguna rokok di Indonesia masih sangat banyak. Bahkan, usia tingkat pengguna rokok di Indonesia semakin muda. Sangat banyak anak sekolah yang terpengaruh pergaulan negatif, sehingga sudah mulai merokok. Padahal, salah satu cara yang paling ampuh dalam mencegah kanker kepala dan leher, adalah dengan menjauhi rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif.

 

Tingkatkan Kesadaran Akan Bahaya Rokok dengan hashtag #MotivaSign

Seperti yang dijelaskan oleh dr. Mayang, kesadaran masyarakat Indonesia tentang bahaya rokok yang bisa menyebabkan kanker kepala dan leher, masih harus ditingkatkan. Meningkatkan kesadaran tentang bahaya rokok terhadap kanker itu tidak hanya harus dilakukan oleh dokter atau pemerintah, setiap orang, termasuk kita sendiri juga bisa melakukannya, lho.

Bagaimana caranya? Di zaman teknologi ini, hampir semua orang menggunakan sosial media. Tidak ada salahnya kita memanfaatkan sosial media tersebut untuk saling mengingatkan akan bahaya rokok yang bisa menyebabkan kanker.

Lalu, bagaimana cara melakukan kampanye di sosial media untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok dan kanker kepala dan leher? Gampang kok, Kamu hanya perlu mengunggah postingan berisi tentang informasi seputar bahaya rokok dan kanker kepala dan leher di akun instagram pribadi, sambil menuliskan hashtag #MotivaSign.

#MotivaSign sendiri adalah kampanye hashtag yang diciptakan khusus untuk meningkatkan kesadaran dan mengingatkan orang lain tentang bahaya rokok serta kanker kepala dan leher.

 

Baca juga: Rokok Harus Mahal, Solusi Kurangi Perokok Pemula

 

Tunggu apalagi? Hari Kanker Kepala dan Leher ini adalah waktu yang tepat untuk Kamu mulai berpartisipasi dalam kampanye #MotivaSign ini. Ayo berpartisipasi dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Jangan lupa, ajak sanak saudara dan teman-teman Kamu juga ya, untuk berpartisipasi dalam kampanye #MotivaSign ini! (UH/OCH)