Sangat banyak miskonsepsi tentang tekanan darah tinggi yang beredar di masyarakat. Kebanyakan orang mengira bahwa ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah, ia akan mengalami sejumlah gejala, seperti gelisah, berkeringat, sulit tidur, dan wajah memerah.

 

Padahal, sebenarnya naiknya tekanan darah atau hipertensi sering kali disebut-sebut sebagai 'silent killer' atau pembunuh diam-diam. Pasalnya, kondisi berbahaya tersebut pada umumnya tidak menunjukkan gejala apapun sebelum sampai menyebabkan serangan jantung atau stroke.

 

Tekanan darah tinggi adalah penyebab nomor satu penyakit jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal stadium akhir. Selain itu, tekanan darah tinggi juga sangat memengaruhi mortalitas penderita diabetes. Oleh sebab itu, naiknya tekanan darah harus diwaspadai dan tidak bisa dibiarkan begitu saja dalam jangka panjang. Berikut penjelasan lebih lengkap tentang gejala naiknya tekanan darah, seperti dilansir dari Everyday Health.

Baca juga: Yuk, Lebih Mengenal Hipertensi!
 

Kondisi Medis yang Tidak Menunjukkan Gejala Tertentu

Pada umumnya, naiknya tekanan darah atau hipertensi sama sekali tidak menunjukkan gejala tertentu. Biasanya, orang mengetahui bahwa ia mengalami kenaikan tekanan darah karena kebetulan. Misalnya, ketika seseorang pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan fisik, nyeri punggung, demam, atau flu, tekanan darahnya akan dicek.

 

Pada umumnya, orang-orang akan terkejut ketika mengetahui mereka mengalami kenaikan tekanan darah. Sangat jarang ada kasus seseorang mengalami gejala hipertensi dan pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Namun, gejala naiknya tekanan darah bisa muncul ketika kondisi tubuh sudah mulai parah dalam jangka waktu yang lama. Ketika kenaikan tekanan darah berada pada titik yang berbahaya, kondisinya harus segera ditangani.

Baca juga: Kesalahpahaman Tentang Tekanan Darah Tinggi

 

 

Gejala yang Sering Muncul ketika Tekanan Darah Naik

Pada kasus tekanan darah tinggi yang parah, gejala-gejala tertentu bisa muncul. Beberapa gejala tersebut di antaranya:

  • Kebingungan atau gejala neurologis lainnya.
  • Mimisan.
  • Kelelahan.
  • Penglihatan buram.
  • Nyeri dada.
  • Detak jantung tidak normal.

 

Pada umumnya, gejala nyeri dada, sakit kepala parah, dan gejala lain yang menandakan kondisi stroke atau serangan jantung adalah penyebab utama orang memeriksakan diri ke dokter. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan bahwa hipertensi yang dialami sudah berlangsung cukup lama, sehingga jantung, otak, atau mata sudah terkena dampak kerusakannya.

 

Biasanya, gejala-gejala tersebut muncul sebagai konsekuensi dari dampak kenaikan darah pada organ-organ tertentu, misalnya seperti kerusakan pada ginjal atau masalah jantung. Oleh sebab itu, meskipun tekanan darah tinggi menjadi penyebab gejalanya, biasanya dokter fokus pada organ yang terkena dampaknya terlebih dahulu. Setelah itu, dokter akan memberikan pengobatan jangka panjang hipertensi untuk mencegah stroke, serangan jantung, dan kondisi kesehatan lainnya.

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Bisa Terjadi Pada Anak, lho
 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada umumnya kenaikan tekanan darah tidak menunjukkan gejala khusus, kecuali jika kondisinya sudah berlangsung cukup lama. Namun pada beberapa kasus, kenaikan tekanan darah yang belum rumit menyebabkan sejumlah gejala, seperti pusing, penglihatan buram, dan napas pendek.

 

Kalau Kamu mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Jika naiknya tekanan darah terdeteksi sejak awal, ditangani dengan cepat, dan selalu dimonitor, konsekuensi dari kondisi tersebut bisa dihindari. Pastikan Kamu tahu berapa tekanan darahmu. Jangan melakukan diagnosis sendiri. Diagnosis klinis hanya boleh dilakukan oleh dokter.

 

Oleh sebab itu, rutinlah melakukan skrining tekanan darah. Hindari gaya hidup berisiko tinggi, seperti merokok, tidak mengontrol makanan, dan jarang berolahraga, untuk mencegah naiknya tekanan darah secara terus-menerus. (UH/AS)