Karena si Kecil masih anak-anak, bukan berarti organ intimnya belum dapat berfungsi. Agar tak kaget atau bingung saat menghadapi kondisi ini, baca lebih lanjut di sini, yuk!

 

Semua Laki-laki Harus Bisa “Berdiri”

Jangan keburu parno dulu jika mendengar kata “ereksi” pada anak-anak ya, Mums. Karena pada nyatanya, ereksi merupakan fungsi alami pada setiap laki-laki yang sehat. Perlu Mums ketahui, seorang bayi laki-laki dapat mulai mengalami ereksi sejak usia sangat dini, tepatnya saat ia masih dalam kandungan! Jadi, jangan kaget jika Mums melihat penis pada bayi baru lahir sudah bisa berdiri saat Mums mengganti popoknya atau dimandikan. 

 

Kemudian ketika ia tumbuh dan menjadi lebih aktif, ia pun secara alami akan menjelajahi tubuhnya, termasuk menyentuh penisnya dan bahkan mungkin mencoba membuatnya ereksi. Oleh karena itu, sangat umum bagi bayi dan balita untuk sering mengalami ereksi. Namun, tidak seperti ereksi orang dewasa, ereksi tidak akan menyebabkan ejakulasi. Hal ini tidak terjadi sampai pubertas, yang rata-rata terjadi pada usia sekitar 11 tahun atau lebih. Fiuh!

 

 

Baca juga: Ria Ricis Bawa Anak Naik Jet Ski Tanpa Pelampung Dianggap Berisiko

 

 

 

 

 

Mengapa Anak-anak Bisa Ereksi?

Ada banyak penyebab ereksi pada anak-anak, dan tidak semuanya bersifat seksual. Pada bayi baru lahir, seringkali tidak ada alasan yang jelas. Beberapa penyebab umumnya seperti karena udara mengenai alat kelamin saat popoknya dibuka dan diganti. Bisa pula karena kandung kemihnya penuh dan si Kecil ingin buang air kecil.

 

Meskipun mungkin agak mengejutkan untuk dilihat pada awalnya, tidak perlu khawatir. Ini benar-benar normal dan merupakan pertanda baik bahwa organ reproduksinya berfungsi dengan baik.

 

Sementara pada balita, ereksi mungkin terjadi ketika ia menyentuh, menggosok, atau memainkan penisnya, dan terasa menyenangkan untuknya. Terkadang, seorang anak juga menunjukkan minat untuk melihat alat kelamin orang lain. Perilaku ini sering dimulai sekitar usia 2 tahun dan cenderung menurun baik pada anak laki-laki maupun perempuan setelah usia 6 tahun. Sekali lagi, ini sepenuhnya normal dan tidak perlu Mums pusingkan.

 

Pasalnya, seksualitas adalah bagian normal dari kehidupan, bahkan untuk bayi dan anak kecil. Seperti aspek perkembangan lainnya yaitu keterampilan motorik atau kecerdasan emosional, perilaku seksual itu sehat dan diharapkan, serta cenderung merupakan perilaku yang khas di masa kanak-kanak.

 

 

 

Baca juga: Anak Sering Marah? Bisa Jadi Alami Oppositional Defiant Disorder (ODD)

 

 

 

Kapan Harus Khawatir?

 

Kebanyakan ereksi normal dan tidak berbahaya pada anak-anak. Organ intimnya pun akan “turun” dengan sendirinya cukup cepat tanpa masalah. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat ereksi menjadi hal yang lebih serius, yaitu:

  • Ketika ereksi berlangsung lebih dari satu jam.
  • Ada kemerahan atau ruam.
  • Disertai demam.
  • Penis anak terlihat bengkak.

 

Jika menemukan kondisi di atas, segeralah bawa si Kecil ke dokter untuk diperiksa.

 

Sementara, jika si Kecil mengeluhkan ereksi sangat menyakitkan dan berkepanjangan, bisa jadi itu adalah kondisi yang disebut priapismus. Hal ini umum terjadi pada pria dewasa, namun juga bisa dialami oleh anak-anak yang memiliki penyakit seperti leukemia atau trauma pada penis atau panggul (seringkali karena pelecehan anak). Jika tidak diobati, dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau penis permanen. Sama halnya dengan kondisi di atas, maka segera temui dokter jika ereksi si Kecil sering terasa sakit dan berlangsung lama.

 

Di sisi lain, perlu Mums ketahui bahwa ereksi merupakan kondisi yang kurang menyenangkan bagi beberapa anak, lho. Tidak semua anak laki-laki merasa ereksi itu menyenangkan. Beberapa anak merasa takut dengan perubahan pada penisnya atau merasa tidak nyaman atau nyeri, terutama jika ereksinya cukup kuat dan berlangsung beberapa saat. 

 

Jika menghadapi hal ini, jangan kaget jika si Kecil memberi tahu bahwa ia merasa sakit, bahkan hingga menangis. Cukup jelaskan kepadanya bahwa itu adalah hal normal yang terkadang terjadi pada anak laki-laki. Bantulah ia untuk merasa lebih nyaman, seperti mengenakan celana longgar, berbaring, atau membaca buku. (IS)

 

 

 

Baca juga: Kelamaan Tidur bareng Anak, Bisa Ganggu Pernikahan Mums!

 

 

 

Referensi:

VeryWell Family. Child Playing with His Privates

Babyology. Little Boys and Erections