Masa kecil katanya masa yang paling indah. Anak-anak banyak melakukan hal tanpa ragu-ragu dan takut, termasuk memakan kotoran hidungnya sendiri. Berbahayakah ini?

 

Fakta Menarik tentang Kotoran Hidung

Kenapa hidung punya kotoran? Pertanyaan sederhana seperti itu mungkin akan atau sudah si Kecil tanyakan. Nyaris setiap hari kita temui, fakta tentang kotoran hidung nyatanya menarik buat diulik, lho.

 

Untuk memahami kenapa hidung “memproduksi” kotoran, atau lebih umum disebut upil, Mums perlu tahu dulu tentang lendir atau ingus (mucus). Mucus adalah cairan lengket yang terbentuk di dalam hidung, saluran udara, bahkan saluran pencernaan. Faktanya, hidung dan tenggorokan menghasilkan sekitar satu liter ingus setiap hari! Sebagian besar bercampur dengan air liur dan tertelan, tetapi sebagian lainnya tetap berada di hidung.

 

Mucus sendiri memiliki tugas yang cukup penting, yaitu menjaga lapisan hidung tetap lembap dan menghangatkan udara yang dihirup. Lendir juga berperan melindungi paru-paru. Karena, saat menghirup udara melalui hidung, di dalamnya terdapat banyak benda kecil, seperti debu, kotoran, kuman, dan serbuk sari. Jika ini sampai ke paru-paru, paru-paru bisa teriritasi atau terinfeksi, sehingga membuat kita sulit bernapas. Untungnya, mucus membantu menjebak benda ini, menahannya di hidung, dan keluar dari paru-paru.

 

Nah, setelah benda-benda asing tersangkut di dalam hidung, lendir mengelilinginya dan beberapa bulu kecil di dalam hidung (silia). Bulu-bulu ini membantu memindahkan lendir dan benda-benda yang terperangkap ke arah depan hidung atau belakang tenggorokan. Saat lendir, kotoran, dan kotoran lainnya mengering lalu menggumpal, terbentuklah upil. Kotoran ini bisa keluar saat kita bersin atau membuang ingus, namun juga tetap bisa tertinggal di hidung dan mulai mengering. Dapat disimpulkan, adanya kotoran hidung menandakan bahwa organ hidung berfungsi sebagaimana mestinya.

 

 

Baca juga: Tips agar Tak Terpancing Emosi saat Anak Tak Mau Menurut

 

 

 

 

Berbahayakah Makan Upil?

Namanya saja kotoran, tentu logikanya benda ini tak layak untuk dimakan. Namun karena anak-anak punya rasa penasaran yang besar, upil pun dicicipi oleh si Kecil. Berbahaya enggak, ya?

 

Dalam kaitannya dengan kesehatan, memakan kotoran hidung cenderung tidak memiliki risiko. Bahkan kabarnya, menelan lendir yang ada di hidung dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Teori itu diungkapkan oleh Scott Napper dari University of Saskatchewan, seorang profesor asal Kanada. Ia menjelaskan bahwa lendir di hidung penuh dengan bakteri yang terperangkap oleh tubuh untuk masuk ke dalam tubuh kita. 

 

Dengan memakan kotoran hidung yang dipenuhi bakteri ini, dapat membantu membangun kekebalan tubuh. Hingga saat ini, belum ada penelitian terbaru yang bisa mengonfirmasi teori tersebut, namun cukup menjelaskan mengapa anak-anak tak akan jatuh sakit jika mencoba-coba memakan upilnya sendiri. Jujur saja, kita pun mungkin pernah melakukan di masa kecil dulu.

 

 

 

Baca juga: Viral Balita Jatuh dari Lantai 3, Ini Dia Kecerobohan Orang Tua yang Membahayakan Anak

 

 

 

Cara Mengakhiri Kebiasaan Buruk Ini

Walau belum terbukti menimbulkan dampak yang serius, makan upil jelas bukan kebiasaan yang baik secara sosial maupun kesehatan pada umumnya. Mulai dari usia dini, Mums bisa secara perlahan mengajarkan si Kecil untuk tidak terbiasa melakukannya. Yang terpenting, bersikaplah lembut dan bijaksana agar tidak mempermalukannya. Di samping itu, cari tahu mengapa hidung si Kecil bisa penuh dengan kotoran. Carilah penyebab mengapa si Kecil menghasilkan banyak lendir, seperti mungkin ia memiliki alergi atau masalah hidung lain yang dapat diatasi.

 

Maka dari itu, beberapa cara yang bisa lakukan adalah:

  • Jika Mums mencurigai si Kecil memproduksi lendir berlebihan, cobalah berikan obat tetes hidung dan pasang humidifier di dalam ruangan untuk menjaga hidungnya tetap bersih dan lendir lebih encer.
  • Sediakan tisu di setiap ruangan di rumah yang paling sering ditinggali anak. Sehingga, ia terbiasa membersihkan hidung dengan tisu dan tidak tergoda untuk menggunakan jari langsung.
  • Tempelkan plester di jari favorit untuknya mengupil, agar bisa menjadi pengingat untuk tidak mengorek ke dalam lubang hidungnya.
  • Jika si Kecil terlihat mengupil sebagai kebiasaan saat gugup, arahkan ia untuk mencari pelampiasan baru yang lebih sehat.

 

Tentu saja, berkonsultasi dengan dokter spesialis anak juga bisa menjadi sebuah langkah yang baik dan solutif. Semoga cara di atas berhasil, ya! (IS)

 

 

Baca juga: Sebel sama Suami? Jangan Diperlihatkan ke Anak ya, Mums

 

 

 

Referensi:

Moms. Kids Eating Booger

Romper. How to Stop Kids Eating Booger

Kids Health. Booger