Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), serangan jantung dan masalah jantung lainnya merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Faktanya, hingga saat ini belum ada cara untuk mengetahui kapan pastinya serangan jantung akan terjadi. Namun, terdapat faktor risiko yang menjadi penyebab terjadinya serangan jantung dan gagal jantung.

 

Penyebab utama dari penyakit jantung koroner adalah penimbunan lemak dalam arteroma, sehingga dapat memicu terbentuknya penggumpalan darah. Penggumpalan darah inilah yang dapat menutup suplai darah ke jantung dan meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

 

Gejala Awal Penderita Penyakit Jantung

Gejala awal yang muncul pada penderita penyakit jantung, seperti disampaikan dalam jurnal Kementerian Kesehatan RI, yaitu:

  1. Jantung berdebar seperti tertekan sesuatu.
  2. Sesak napas, keluarnya keringat dingin, serta merasakan kesemutan pada punggung, lengan, dan bagian lainnya.
  3. Merasakan nyeri menusuk pada bagian dada.
  4. Merasa mudah lelah dan mengalami kesulitan tidur.
Baca juga: Ini Penyebab Serangan Jantung dan Perbedaannya dengan Gagal Jantung

 

Faktor Risiko Terkena Serangan dan Gagal Jantung

Dokter Siska Suridanda Danny, Sp. JP(K)., yang saat ini menjabat sebagai wakil kepala bagian informasi, komunikasi, dan pendidikan Yayasan Jantung Indonesia, berbagi kepada Guesehat apa saja yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan dan gagal jantung, antara lain:

 

1. Hipertensi yang Tidak Terkontrol

Tekanan darah yang normal berada pada angka 120/80 mmHg. Kalau Kamu mengidap tekanan darah tinggi, otomatis jantung harus bekerja lebih keras. Beban jantung dan pembuluh darah pun menjadi lebih besar. Hindari hipertensi dengan mengurangi pengonsumsian garam, ya.

 

2. Diabetes Mellitus

Penderita diabetes lebih berisiko mengidap penyakit jantung, karena diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah. Ini berdampak pada terhambatnya aliran darah.

 

3. Merokok

Perokok memiliki risiko 24 persen lebih tinggi mengidap penyakit jantung daripada mereka yang tidak merokok sama sekali. Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin di dalam rokok dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat, sehingga beban jantung bertambah. Jadi, jangan ragu lagi deh untuk berhenti merokok. Walaupun sulit, bayangkan manfaat yang akan Kamu dapatkan di masa depan.

 

4. Gaya Hidup Sedentary

Orang yang memiliki gaya hidup sedentary ialah mereka yang lebih sering duduk atau berbaring serta kurang aktivitas fisik alias jarang bergerak. Kurang olahraga dan tidak menjalani pola makan sehat akan menambah peluang Kamu menderita penyakit jantung.

 

5. Obesitas

Mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan berpeluang menderita hipertensi, memiliki kadar kolesterol yang tidak seimbang, dan berisiko mengidap diabetes tipe 2. Pada akhirnya, mereka berisiko pula menderita penyakit jantung.

 

6. Dislipidemia

Dislipidemia merupakan kondisi ketika kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) tidak seimbang. Kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak dan menyebabkan arteri menyempit. Hal tersebut terjadi karena LDL mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah.

 

7. Riwayat Serangan Jantung di Keluarga Kandung

Bagi Kamu yang memiliki riwayat keluarga inti, seperti ayah, ibu, atau saudara kandung, yang menderita sakit jantung, akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung. Jika Kamu di antaranya, jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat, ya.

 

8. Jenis Kelamin

Secara umum, pria lebih berisiko menderita penyakit jantung dibandingkan wanita. Namun di usia 50 tahun, peluang antara wanita dan pria terkena masalah ini akan sama. Sayangnya, penyakit jantung koroner yang diderita oleh wanita akan lebih berat. Selain itu, banyak pula wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit ini, sehingga angka kematian pada wanita akibat penyakit jantung koroner lebih tinggi daripada pria.

Baca juga: Pemicu Serangan Jantung yang Tidak Disangka

 

Risiko Mengalami Sakit Jantung pada Usia Muda

Semakin tua usia seseroang, maka semakin tinggi pula risiko ia menderita penyakit jantung. Hal tersebut terjadi karena pembuluh darah arteri cenderung menjadi lebih kaku atau hilang elastisitasnya. Namun, fakta lain menyebutkan bahwa tren penderita penyakit jantung koroner mulai mengalami perubahan, yakni mulai menyerang pada mereka yang masih berusia relatif muda.

 

Fakta tersebut terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat serta tingkat stres yang cukup tinggi. “Di Indonesia, faktor risiko utama pada pasien serangan jantung usia muda adalah perokok. Karena angka perokok usia muda di Indonesia termasuk tinggi di dunia, tidak heran faktor ini menjadi faktor risiko utama,” tutur dr. Siska Suridanda Danny, Sp. JP(K).

 

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi faktor risiko penyebab serangan jantung, segera tingkatkan kewaspadaan kalian ya, Gengs. Peluang hidup seseorang yang mengalami serangan jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, dan salah satunya adalah waktu penanganan. Waktu penanganan sedini mungkin akan berdampak pada hasil yang lebih baik. Jangan lupa untuk selalu waspada dan perhatian akan kesehatan tubuh Kamu.

Baca juga: Ini yang Terjadi Pada Tubuh ketika Berhenti Merokok