Baru-baru ini, sebanyak empat warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif terinfeksi coronavirus atau Covid-19. Tiga di antaranya merupakan anak buah kapal pesiar Diamond Princess dan seorang lainnya merupakan pekerja migran di Singapura. 

 

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam beberapa pemberitaan, ada 78 WNI yang menjadi anak buah kapal pesiar Diamond Princess tersebut. Total orang di dalam kapal pesiar tersebut sebanyak 3.711 orang dengan jumlah penumpang ialah 2.666 orang. Adapun awak kapal berjumlah 1.045 orang dari 56 negara, termasuk Indonesia. 

 

Namun, dua dari tiga orang yang dilaporkan positif mengidap coronavirus telah dibawa ke rumah sakit di Chiba, Jepang. Sedangkan, seorang lainnya masih menjalani proses ke rumah sakit. Retno pun menambahkan, pemerintah Indonesia tak menutup kemungkinan untuk mengevakuasi para WNI dari kapal pesiar tersebut. 

 

Sementara itu, pemerintah Singapura juga sudah mengonfirmasi salah satu WNI yang positif terinfeksi coronavirus dan merupakan pekerja migran berusia 44 tahun. “WNI tersebut tak punya riwayat bepergian ke Cina dan merupakan pekerja rumah tangga dari warga Singapura yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi coronavirus,” ungkap pihak KBRI Singapura.

 

WNI yang dinyatakan positif terinfeksi coronavirus di Singapura itu pun saat ini tengah ditangani tim medis di ruang isolasi Singapore General Hospital. Pihak KBRI Singpura pun memastikan bahwa WNI tersebut dalam kondisi yang stabil dan akan terus melakukan pemantauan.

 

Baca juga: Cegah Coronavirus, Benarkah Masker Hanya Digunakan untuk yang Sakit? 

 

Bagaimana Virus Bisa Menyebar di Kapal?

Menurut keterangan resmi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seperti dikutip dari BBC Indonesia, 446 dari 3.711 orang di kapal pesiar Diamond Princess telah terinfeksi selama masa karantina 14 hari. Kementrian Kesehatan Jepang pun menyebut, ada 454 orang yang terinfeksi dalam kapal tersebut. 

 

Diduga, kasus ini muncul setelah seorang pria Hong Kong berusia 80 tahun jatuh sakit pada bulan lalu saat berada di dalam kapal tersebut. Ia diyakini sebagai sumber penularan coronavirus di dalam kapal yang berlabuh di Yokohama, Jepang pada 20 Januari lalu. Pria tersebut turun di Hong Kong pada 25 Januari dan belakangan diketahui terinfeksi virus corona setelah hasil tesnya positif. 

 

Baca juga: Penelitian: Trenggiling Penyebab Coronavirus pada Manusia

 

 

Lantas, Benarkah Harus Dikarantina?

Meski karantina dinilai dapat mencegah penyebaran atau penularan wabah virus, namun Dr. Amesh Adalja, spesialis penyakit menular dan senior di Johns Hopkins Center for Health Security di Baltimore, Amerika Serikat, menyebut bahwa karantina merupakan keputusan yang buruk. 

 

Menurutnya, karantina di kapal yang berlangsung selama lebih dari seminggu justru dapat meningkatkan penyebaran virus dan dapat meluas ke petugas karantina. Ia menambahkan, juga sangat sulit untuk menghindari tertular virus saat berada dalam jarak dekat.

 

“Ada yang beranggapan bahwa virus ini tidak ada di mana-mana, padahal saya pikir virus ini sudah ada di mana-mana. Karantina ini tidak akan berjalan sesuai dengan tujuannya dan justru akan menjadi pandemi ringan,” jelas Dr. Amesh melalui wawancara dengan LiveScience

 

Baca juga: Masih Tentang Coronavirus, Lebih Efektif Masker Bedah atau N95?



Meski begitu, ahli lain punya pendapat berbeda. Carol Shoshkes Reiss, profesor biologi dan ilmu saraf dari New York University menyebut, karantina bisa berhasil untuk mencegah penyebaran ataupun penularan. Namun, melakukan karantina pada orang-orang yang terinfeksi benar-benar rumit. 

 

Cara yang lebih baik untuk melakukan karantina, tambah Carol, ialah dengan membagi atau memecah orang-orang yang terinfeksi menjadi kelompok kecil dan dilakukan secara terpisah. “Semakin lama sejumlah orang dalam situasi ini, justru akan mempercepat penyebaran infeksi,” ujar Carol. 

 

Karena para penumpang terisolasi di ruangan terpisah, ada kemungkinan beberapa orang tersebut tidak akan terinfeksi. Namun, menurut Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular dari Vanderbilt University, karantina memang bukanlah kondisi yang ideal untuk mencegah penyebaran dan penularan virus. 

 

“Ada perdebatan seberapa besar dan efektif karantina. Ini juga tergantung pada sifat virus dan seberapa memungkinkan menempatkan setiap orang pada suatu tempat. Tetapi, dalam konteks yang benar, karantina bisa mencegah penyebaran dan penularan,” ungkap Dr. William.

 

Baca juga: Posisi Duduk di Pesawat yang Aman dari Penularan Coronavirus!



Seperti yang diketahui, sebagian besar karantina untuk coronavirus berlangsung selama 14 hari. Orang-orang yang berada di dalam kapal pesiar Diamond Princess pun harus dikarantina selama 14 hari. Namun, jika ada yang didiagnosis dan belum melakukan tes selama periode tersebut, maka karantina bisa saja diperpanjang, apalagi bagi mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan penumpang yang baru terdiagnosis. 

 





 

Sumber:

BBC Indonesia. 2020. Virus corona: Tiga WNI positif mengidap penyakit akibat virus corona di kapal pesiar Diamond Princess

The Strait Times. 2020. Three of 78 Indonesian crew members on board anchored cruise ship test positive for coronavirus.

Liputan6. 2020. Total 4 WNI Positif Virus Corona COVID-19, Ini Rinciannya.

Live Science. 2020. Coronavirus cruise ship nightmare: Are quarantines the right answer?