Beberapa waktu yang lalu, kita dikejutkan oleh kabar mengenai beberapa artis Indonesia yang terlibat dalam endorsement kosmetik ilegal. Hal ini terungkap ketika dalam sebuah razia di suatu klinik kecantikan, petugas dari Polda Jawa Timur menemukan bahwa merek kosmetik yang di-endorse oleh para selebritas tersebut ternyata tidak memiliki izin yang sah untuk beredar di Indonesia.

 

Hal ini tentu membuat masyarakat kaget dan menjadi lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik. Selain kosmetik, komoditi lain yang sering diperjual belikan secara ilegal adalah obat-obatan. Seperti halnya kosmetik, suatu obat dikatakan ilegal jika tidak memiliki izin edar yang resmi dan merupakan pemalsuan dari obat aslinya.

 

Pemalsuan obat dapat terjadi jika obat tidak diproduksi dan didistribusikan lewat jalur resmi. Biasanya, obat palsu tidak mengandung zat aktif yang seharusnya terkandung di obat aslinya atau zat aktifnya sama tetapi dalam kadar yang jauh lebih kecil dari produk aslinya.

 

Baca juga: Waspada Palsu, Perhatikan Trik Ini Dulu Sebelum Memilih Kosmetik!

 

Hal ini sudah jelas merugikan, bahkan dapat membahayakan nyawa. Bayangkan saja Kamu menelan obat yang tidak jelas isinya serta tidak dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan khasiatnya. Duh, jangan-jangan bukannya menyembuhkan, Kamu malah jadi tambah sakit!

 

Di antara sekian ribu obat yang beredar di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat ada beberapa obat yang rentan sekali dipalsukan. Obat-obat ini memiliki tingkat pemalsuan yang tinggi karena cukup populer dan biasanya merupakan pilihan pertama di kelasnya. Selain itu, kebanyakan dari obat yang dipalsukan harga aslinya cukup mahal, sehingga akan sangat menggiurkan bagi konsumen apabila mendapatkan obat dengan harga miring.

 

Dilansir dari press release yang pernah dikeluarkan BPOM pada 2016, berikut adalah daftar obat yang sering dipalsukan di Indonesia!

 

Obat disfungsi ereksi

Obat disfungsi ereksi atau biasa dikenal dengan impotensi adalah salah satu obat dengan tingkat pemalsuan yang cukup tinggi. Jenis obat disfungsi ereksi yang sering dipalsukan antara lain Viagra yang berisi sildenafil dan Cialis yang mengandung zat aktif tadalafil.

 

Obat disfungsi ereksi yang palsu ini banyak diperjualbelikan melalui media online serta toko-toko obat yang tidak bersertifikat. Obat jenis ini banyak dipalsukan karena memang popularitasnya tinggi. Dan, ternyata hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Secara global, Viagra merupakan salah satu obat disfungsi ereksi yang sering sekali dipalsukan dengan nilai pemalsuan diklaim mencapai miliaran dolar!

 

Baca juga: Jangan Mudah Percaya, Isu Telur Palsu yang Beredar Ternyata Hoax!

 

Obat analgesik

Analgesik atau penahan rasa sakit adalah jenis obat yang juga memiliki tingkat pemalsuan tinggi di Indonesia. Dari pengawasan yang dilakukan oleh BPOM, obat analgesik dengan merek dagang Ponstan yang berisi asam mefenamat adalah salah satu yang paling sering dipalsukan.

 

Asam mefenamat adalah obat penahan rasa sakit, yang dapat digunakan untuk kondisi nyeri ringan hingga sedang, misalnya nyeri kepala, sakit gigi, dan nyeri menstruasi. Ponstan palsu yang beredar di pasaran memiliki penampilan luar yang nyaris tidak dapat dibedakan dari produk aslinya. Namun, biasanya mengandung zat aktif yang lebih sedikit atau bahkan tidak mengandung zat aktif sama sekali.

 

Jenis-jenis Obat Tablet - GueSehat.com

 

Obat antihipertensi

Blopress, suatu merek obat antihipertensi yang berisi candesartan, juga salah satu obat yang sering dipalsukan. Candesartan yang ada dalam Blopress digunakan dalam terapi tekanan darah tinggi atau hipertensi, gagal jantung, serta pencegahan atrial fibrillation berulang.

 

Sama halnya dengan Viagra dan Cialis, kasus pemalsuan Blopress ternyata tidak hanya menjadi permasalahan di Indonesia saja, melainkan juga di berbagai negara lain. Hal ini mungkin disebabkan karena angka kejadian penyakit tekanan darah tinggi serta jantung semakin meningkat dan membuat banyak orang membutuhkan akses pada obat antihipertensi.

 

Obat antihistamin

Antihistamin adalah golongan obat yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti gatal, kemerahan pada kulit (rash), dan hidung meler (runny nose). Obat ini juga merupakan salah satu obat yang sering dipalsukan di Indonesia, utamanya obat antihistamin merek Incidal OD. Incidal OD mengandung zat aktif bernama cetirizine dihidroklorida dan biasanya dikonsumsi satu hari sekali.

 

Baca juga: Hati-Hati, Bayi Anda Terkena Vaksin Palsu!

 

Obat penenang

Dari pengawasan BPOM, obat penenang, terutama diazepam, juga merupakan salah satu jenis obat yang paling sering dipalsukan. Diazepam adalah obat golongan benzodiazepin, yang biasanya digunakan dalam terapi anxiety dan menangani kejang, misalnya pada kasus epilepsi dan tetanus. Efek menenangkan yang dimiliki oleh diazepam membuat obat ini sering disalahgunakan, sehingga banyak produk palsunya yang dijual di pasaran.

 

Gengs, itu dia 5 jenis obat-obatan yang menurut pengawasan dari BPOM paling sering dipalsukan di Indonesia. Obat-obatan tersebut dipalsukan biasanya karena popularitas dan harga produk aslinya cukup tinggi. Produk obat palsu biasanya mengandung zat aktif yang lebih sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali zat aktif. Yang lebih berbahaya, terkadang obat palsu juga mengandung zat lain yang bersifat toksik alias racun bagi tubuh.

 

Kondisi ini sudah jelas berbahaya bagi tubuh, karena keamanan dan mutu obat yang dikonsumsi tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kita harus belajar menjadi konsumen yang cerdas, Gengs!

 

Agar terhindar dari bahaya konsumsi obat palsu, pastikan selalu membeli obat-obatan di sarana pelayanan kesehatan yang memiliki izin resmi. Pastikan pula penggunaan obat-obat keras dilakukan lewat supervisi dokter.

 

Jangan tergiur dengan harga yang murah tetapi berasal dari sumber yang tidak jelas. Jika ingin membeli obat-obatan secara online, pastikan Kamu menggunakan penyedia jasa yang terpercaya. Dan terakhir, setelah mendapatkan obat, baik lewat pembelian secara langsung ataupun online, selalu lakukan Cek KLIK (kemasan, izin edar, dan tanggal kedaluwarsa) dari obat tersebut. Salam sehat!

 

Baca juga: Efek Negatif Penggunaan Obat Palsu