Geng Sehat pernah dengar tentang obat dengan merek Viagra? Obat ini berisi suatu molekul bernama sildenafil, yang berguna untuk mengatasi disfungsi ereksi alias impotensi. Maka dari itu, sering disebut sebagai obat kuat. Viagra sering disebut juga sebagai pil biru. Ini dikarenakan tabletnya berwarna biru! Sebagai salah satu obat disfungsi ereksi yang paling populer di dunia, ternyata ada banyak fakta unik di balik pil biru ini! Kamu mau tahu, Gengs? Yuk, kita simak!

 

Ditemukan secara tidak sengaja

Ternyata penemuan Viagra sebagai obat disfungsi ereksi itu tidak disengaja lho, Gengs! Semua ini bermula saat perusahaan obat Pfizer pada awal tahun 1990-an mengembangkan suatu molekul obat untuk terapi angina. Angina adalah kondisi tersumbatnya pembuluh darah di jantung, yang menimbulkan manifestasi nyeri dada.

 

Pada saat dilakukan penelitian untuk obat dengan kode UK-92480 ini, para peneliti menemukan bahwa banyak pria yang ikut serta dalam penelitian justru mengalami efek yang tidak disangka, yakni mudah ereksi! Pfizer segera membaca hal ini sebagai peluang bisnis dan mengembangkan obat uji tersebut sebagai obat untuk disfungsi ereksi.

 

Disfungsi ereksi sendiri banyak dialami oleh pria dan kejadiannya meningkat berdasarkan usia. Faktor risiko lain adalah diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, penggunaan alkohol, serta penyalahgunaan obat. Setelah serangkaian uji klinis, akhirnya Viagra mendapatkan izin edar dari Food and Drug Administration di Amerika Serikat pada tahun 1998.

 

Obat paling banyak dipalsukan di dunia

Sejak pertama kali diluncurkan ke pasaran pada tahun 1998, Viagra membukukan penjualan yang spektakuler. Hingga tahun 2008 alias dalam jangka waktu 10 tahun sejak dipasarkan, Pfizer sebagai produsen Viagra mengklaim sudah berhasil menjual produk ini dengan angka penjualan hingga 2 milyar Dollar!

 

Karena popularitasnya, tak heran banyak sekali beredar Viagra palsu. Palsu di sini berarti tidak diproduksi oleh pabrik aslinya, sehingga isinya pun diragukan. Dengan semakin berkembangnya teknologi jual-beli online via internet, penjualan Viagra palsu pun semakin merajalela.

Baca juga: 5 Hal yang Wajib Anda Tahu Tentang Obat Palsu

 

Di Indonesia, Viagra terdaftar sebagai golongan obat keras. Artinya, obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Jadi jika Kamu menemukan tempat atau situs internet yang menjual Viagra tanpa resep dokter, Kamu sebaiknya berhati-hati. Karena sangat mungkin obat tersebut adalah obat palsu!

 

Bukan stimulan seksual

Salah satu hal yang salah kaprah tentang Viagra adalah anggapan bahwa obat ini berfungsi sebagai stimulan gairah seksual. Padahal, faktanya tidaklah seperti itu!
Pada saat seorang pria terangsang secara seksual, otot yang ada di penis akan mengalami relaksasi. Aliran darah menuju penis pun semakin banyak, kemudian terjadi ereksi. Sildenafil yang ada dalam Viagra bekerja meningkatkan sirkulasi darah ke penis. Oleh karena itu, sildenafil hanya dapat bekerja membantu ereksi jika ada stimulasi seksual.

 

Obat oral pertama yang ditemukan untuk disfungsi ereksi

Penemuan Viagra adalah salah satu terobosan medis dalam pengobatan disfungsi ereksi. Sebelum Viagra ditemukan, tidak ada pengobatan oral alias obat minum untuk kondisi disfungsi ereksi. Saat itu, metode pengobatan yang tersedia hanyalah pemasangan implan prostetik ataupun injeksi obat di daerah penis. Metode-metode ini tidaklah praktis. Dengan ditemukannya terapi obat minum maka pengobatan disfungsi ereksi lebih mudah ditemukan.

Baca juga: Terapi untuk Disfungsi Ereksi

 

Sildenafil dalam Viagra secara farmakologis masuk ke dalam golongan obat inhibitor phosphodiesterase-5 (PDE-5). Selain sildenafil, obat lain yang segolongan dan memiliki fungsi yang sama antara lain tadalafil, atau yang populer dengan nama dagang Cialis.

 

Juga digunakan dalam terapi hipertensi pulmonar

Ternyata selain berfungsi sebagai obat disfungsi ereksi, sildenafil juga dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi pulmonar, lho! Hipertensi pulmonar adalah suatu kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi pada pembuluh darah arteri di paru-paru.

 

Dosis sildenafil yang digunakan untuk pengobatan hipertensi pulmonar ini sedikit lebih rendah dibandingkan untuk terapi disfungsi ereksi, yakni 20 mg. Sedangkan untuk terapi disfungsi ereksi adalah 25-50 mg, maksimal 100 mg sehari. Agar tidak menimbulkan kesulitan, maka Pfizer sebagai produsen sildenafil menjualnya untuk hipertensi pulmonar dengan nama dagang yang berbeda, yakni Revatio.

Baca juga: Hipertensi, Si Pembunuh Diam-diam

 

Nah Gengs, itulah dia fakta menarik di balik obat Viagra alias pil biru yang digunakan sebagai obat kuat! Siapa sangka, penemuannya yang tidak disengaja dapat menjadi suatu molekul obat yang terkenal dan banyak dipalsukan.

 

Ingat ya Gengs, penggunaan sildenafil dalam Viagra ini haruslah menurut petunjuk dokter. Sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi Viagra sebagai bentuk rekreasional tanpa supervisi medis. Ingat pula bahwa jangan sembarangan membeli Viagra, baik di internet maupun di penjual obat yang tidak memiliki izin, karena kemungkinan besar obat tersebut palsu dan malah dapat membahayakan kesehatanmu!