Tahun 2016 merupakan tahun daku harus bolak-balik menjaga yang sakit di rumah sakit, baik itu almarhum bapak, almarhum kakak, paman, dan tante. Pada saat itu, daku berjaga di rumah sakit dari yang sehari, seminggu, bahkan pernah mencapai 86 hari.

 

Ini merupakan sudut pandang daku sebagai orang yang pernah berpengalaman menjaga yang sakit puluhan hari tanpa pulang ke rumah. Selama 86 hari, daku menjaga almarhum kakak kandung, Satria Adhi, di RS Otak Nasional dan kemudian dipindahkan ke RS Dharmais karena menderita tumor otak ganas. Sampai pada akhirnya takdir memanggilnya untuk bertemu dengan sang Pencipta Mahluk.

 

Ada beberapa tips bagi teman-teman apabila sewaktu-waktu menjaga yang sakit dalam kurun waktu yang lama, yaitu:

 

1. Percaya dan Serahkan kepada Allah SWT

Apa yang terjadi kepada almarhum bapak, almarhum kakak, daku, dan ibu merupakan jalan hidup yang sudah ditetapkan. Setiap makhluk yang beriman pastinya akan diuji dan ditempa. Nah, bagi penunggu pasien jangan lupa berdoa agar tetap sehat saat menjaga keluarga yg dirawat. Daku buktinya, tetap sehat saat harus menjaga almarhum kakak selama 3 bulan. 

 

2. Mencari Partner dalam Menjaga Pasien

Menurut daku ini merupakan sesuatu yang harus diprioritaskan bagi keluarga pasien. Ketika mendapatkan keputusan medis kalau pasien harus dirawat, biasanya minimal 3 sampai dengan 4 hari keluarga harus berjaga di rumah sakit. Bagaimana bila ternyata pasien tersebut mendapatkan perawatan lebih lama dari itu?

 

Fungsi mencari partner adalah untuk bergantian menjaga keluarga yang dirawat di rumah sakit, agar kita yang mendampingi pasien tetap sehat. Mungkin kita bisa menjaga yang sakit dalam 2 sampai dengan 3 hari selama 24 jam, tetapi itu akan memengaruhi kesehatan kita.

Baca juga: Dampak Rasa Khawatir Terhadap Kesehatan

 

3. Menjadwalkan Waktu Tidur

Jangan lupakan untuk tidur yang cukup bagi para pendamping pasien. Pengalaman daku, ada beberapa keluarga pendamping pasien yang jadi ikutan sakit, bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Kejadian itu daku lihat langsung di RS Dharmais, karena keluarga pasien kurang tidur.

 

Pada saat berjaga di rumah sakit, melek selama 24 jam tidak lah mungkin ibu dan daku lakukan. Bagi penjaga pasien, tetaplah harus memiliki waktu tidur yang cukup agar metabolisme tubuh tetap terjaga.

 

Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas memang cukup sulit sebagai penjaga pasien. Minimal 4 jam per hari bagi kami berdua (daku dan ibu) harus memiliki waktu tidur. Untuk itu, daku membuat jadwal. Ibu dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 16.00 tidur siang, dilanjutkan pukul 10.00 sampai dengan pukul 02.00 tidur malam. Sedangkan daku tidur pukul 10.00 sampai dengan pukul setengah 11.30, dilanjutkan pukul 20.00 sampai dengan pukul 21.30, kemudian pukul 02.30 sampai dengan pukul 04.45.

 

Jadwal tersebut tidaklah baku dan acap kali berubah, karena kondisi kakak yang suhu tubuhnya naik turun, penjenguk yang datang di luar jam besuk, atau kebutuhan dari pihak medis terhadap daku. Cukup tidur merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh penjaga pasien. Cara tersebutlah yang membuat ibu dan daku tetap sehat, walaupun tidak 100 persen fit.

 

4. Siapkan Alas Tidur yang Tebal

Kalau hanya 2 hari mungkin tidur di lantai dengan alas seadanya saja tidak akan mengganggu kesehatan dan belum terjangkit pegal linu. Bagaimana bila sampai 7 hari, belasan, bahkan puluhan hari? Menurut daku bisa-bisa ikut jatuh sakit.

 

Bawalah dari rumah alas tidur yang tebal, kalau perlu beberapa lapis. Sebelum menjaga almarhum kakak selama 86 hari, daku juga pernah menjaga almarhum bapak di rumah sakit selama 9 hari. Saat itu, daku hanya menggunakan 1 lapis bed cover. Apa yang terjadi? Daku sakit sembelit. Bahkan pernah daku menjaga tante daku di RSCM beralaskan baju seragam Kemenkes dan selimut berbahan seprai. Alhasil badan terasa seperti digebukin security.

 

Dari pengalaman itu, saat menjaga almarhum kakak daku dan ibu membawa 3 lapis alas untuk tidur. Salah satunya bantuan dari teman kakak sesama jurnalis di Trans7. Walaupun sudah tebal, tetap saja masih terasa pegal. Tetapi, lebih nyaman dibandingkan ketika menjaga almarhum bapak selama 9 hari dengan 1 lapis alas saja. 

 

5. Alihkan Pikiran ke Arah yang Lain

Buku menjadi jawaban buat daku untuk mengalihkan pikiran sementara dari tempaan hidup saat itu. Setelah 3 hari berada di RS Otak Nasional menjaga kakak, daku pulang ke rumah di Cikeas lalu mencari buku bacaan yang tepat. Buku ini berjudul Travel Writer Diary. 

Baca juga: Jaga Kesehatan Vagina dengan Menghindari Hal-hal Ini

 

Lalu 2 minggu setelah almarhum kakak di rawat, daku membawa laptop. Dengan gadget tersebut, daku menghasilkan 13 tulisan selama 70 hari. Pengalihan ini ternyata mengurangi stres yang daku hadapi. Bagi penjaga pasien, pengalihan dari pikiran menyangkut penyakit yang diderita pasien itu perlu. Bila selalu memikirkannya, kita akan stres dibuatnya.

 

6. Makan dan Minum yang Cukup dan Bergizi

Jangan lupakan makan dan minum yang cukup dan bergizi. Berdasarkan pengalaman daku, menunggu di bawah tempat tidur ruang perawatan atau di selasar ruang HCU dan ICU itu melelahkan. Dengan makan yang bergizi dan cukup, akan menjaga daya tahan tubuh, memori, konsentrasi, dan kesadaran ketika di lingkungan rumah sakit.

Baca juga: 6 Hal Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mental

 

Oke, ini tips dari daku untuk menjaga kesehatan keluarga pasien ketika berada di rumah sakit. Tips berdasarkan pengalaman diri sendiri di tahun 2016 ini semoga bermanfaat ya, Geng Sehat.