Waktu kecil, mungkin beberapa dari kita sering didongengi oleh orang tua, mulai dari cerita rakyat Indonesia, sampai cerita anak-anak internasional seperti Cinderella dan Putri Salju. Saya kebetulan bukan termasuk orang-orang yang beruntung itu. Orang tua saya tidak pernah mendongengi anak-anaknya, apalagi membacakan buku. Tapi saya tumbuh menjadi anak yang suka sekali baca buku. Sampai-sampai, uang jajan saya sisihkan untuk membeli buku.

Membelikan Lemari Berisi Buku Untuk Anak

Sebelum punya anak, saya bercita-cita memiliki satu lemari  khusus berisi buku bacaan anak, agar anak saya nanti juga senang membaca buku. Yang terutama adalah saya ingin bisa mendongeng untuk Elika dan membacakan buku untuknya. Untunglah suami saya juga hobi membaca dan mengoleksi buku. Akhirnya, terwujudlah impian saya dulu: memiliki satu lemari khusus buku dan bisa membacakan buku serta mendongeng untuk Elika. Sejak masih bayi, suami saya sering membacakan buku untuk Elika sebelum tidur. Setelah kini ia bisa jalan dan mengeksplorasi rumah, Elika jadi suka sekali mengambil buku-bukunya sendiri dari rak buku, lalu ia berikan buku itu ke orang yang berada di dekatnya, kemudian langsung duduk di pangkuan orang itu dan minta dibacakan. Memang buku-buku anak di rumah, kami letakkan di rak-rak terendah. Maksudnya agar mudah terjangkau oleh Elika.

Manfaat Membaca Buku Sejak Dini

Ternyata membaca buku sejak dini ada banyak sekali manfaatnya. Selain bisa memperkenalkan kosakata dan mempelajari atraksi verbal, manfaat membaca buku juga dapat memancing imajinasi anak. Membaca buku juga ternyata memiliki manfaat untuk melatih keterampilan motorik kasar dan visual anak, yaitu dengan melatih membuka halaman buku. Yang paling penting adalah dapat menciptakan bonding atau ikatan yang lebih erat dengan orang tuanya. Kebersamaan yang tercipta saat kita membacakan cerita pada anak akan memberinya rasa aman, dicintai, dan diperhatikan. Selain itu, ekspresi dan intonasi suara kita juga dapat mengajarkannya rupa-rupa emosi manusia. Dilansir dari Ayahbunda, manfaat membacakan cerita dapat melatih anak  memusatkan perhatian, khususnya mendengar dan mengingat. Dengan menggunakan macam-macam suara untuk berbagai karakter, kita membantu bayi belajar aturan dasar komunikasi percakapan, yaitu, bila ada orang berbicara, orang lain mendengarkan. Begitu sebaliknya. Saat ini saya dan suami memang sengaja baru memperkenalkan bahasa Indonesia terlebih dahulu. Tujuannya agar Elika tidak bingung bahasa dan malah menjadi speech delay nantinya. Maka, meskipun tulisan di buku itu bahasa Inggris, kami tetap menggantinya dengan bahasa Indonesia. Kami juga belum ingin memperkenalkan huruf dan angka, namun lebih mengajarkan Elika pengenalan bentuk dan warna, termasuk juga hewan dan benda-benda lain di sekitarnya.

Namun, Jangan Terlalu Dini

Beberapa penelitian mengatakan bahwa pelajaran membaca, menulis, dan berhitung sebaiknya tidak diperkenalkan pada anak-anak terlalu dini. Alasannya, usia anak di bawah 7 tahun belum mencapai fase operasional konkret, yaitu fase anak-anak dianggap sudah mampu berpikir secara terstruktur dan nyata. Sedangkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung dikatakan sebagai kegiatan yang memerlukan cara berpikir terstruktur, sehingga tidak cocok diajarkan kepada pendidikan anak-anak usia dini. Namun kembali lagi, bahwa metode setiap orang tua untuk mengajari anaknya berbeda-beda dan cara setiap anak menerima pengetahuan yang diberikan oleh orang tuanya juga berbeda-beda. Sebenarnya sah-sah saja memperkenalkan angka dan huruf sejak dini asalkan dilakukan dengan cara dan metode yang menyenangkan, juga tidak memaksakan anak untuk belajar sesuatu. Ingatlah bahwa perkembangan setiap anak berbeda-beda dan biarkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan masanya. Yuk, ajak si Kecil membaca sejak dini!