Soal ini mungkin masih jadi perdebatan. Untuk yang masih memiliki balita, mungkin Mums bertanya-tanya, haruskah si Kecil diajarkan baca dan tulis? Jawabannya beragam. Ada orang tua yang percaya bahwa sedini mungkin lebih baik. Ada juga yang tidak sepakat karena berpendapat tahapan balita adalah waktunya anak masih bermain. Mereka bisa baru mulai belajar baca dan tulis saat masuk ke sekolah dasar (SD).

 

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ini tergantung minat dan bakat si Kecil. Bila belum tertarik, sebaiknya jangan dipaksa. Namun bila suka, segeralah didukung dengan bantuan dan fasilitas selengkap mungkin.

 

Hmm, yang benar yang mana ya, Mums?

 

Mums dan Dads Tidak Perlu Terlalu Khawatir

Seperti dilansir di WebMD, Ross A. Thompson, PhD., profesor psikologi di University of California, Davis, berpendapat bahwa ada berbagai variasi dalam banyak bidang untuk anak-anak. Memang, alangkah menyenangkannya bila keahlian membaca dan menulis anak bisa berkembang sesuai usia rata-rata. Namun, bila belum, bukan berarti anak punya masalah dalam belajar atau mengalami kekurangan dari segi kecerdasan. Bisa jadi anak belum menemukan pola belajar yang cocok untuknya dan butuh bantuan di kelas maupun di rumah untuk mencapai potensi maksimal dirinya.

 

Cara Mendeteksi Kesiapan Si Kecil Dalam Belajar Membaca

Pat Wolfe, EdD., konsultan pendidikan, mantan guru, dan penulis Building the Reading Brain, memberi tips ini: amati anak di usia TK saat berinteraksi di kelas. Bisakah ia mendengar kata-kata yang berima? Apakah ia sadar bahwa coretan pada halaman buku sama dengan kata-kata yang ia ucapkan saat berbicara?

 

Gejala-gejala anak yang punya kesulitan saat belajar membaca adalah:

  • Sering tertukar saat mengenali huruf. Misalnya,  huruf b dengan d.
  • Sering salah membunyikan huruf-huruf tertentu.
  • Sering melewatkan, kesulitan mengingat, hingga asal menebak kata-kata daripada membunyikan kata-kata tersebut.

 

Jika si Kecil mengalami beberapa gejala di atas, jangan langsung memberi cap bodoh, lamban, atau pemalas ya, Mums. Yang harus dilakukan adalah mencari solusi, seperti mengeksplor cara belajar yang lebih mudah dipahami oleh anak.

 

Proses Belajar Membaca Sesuai Standar Usia Anak

Meskipun belum tentu berlaku untuk semua anak, inilah rata-rata kemampuan anak dalam membaca berdasarkan rentang usianya:

 

  1. Usia 4-5 Tahun (Kemampuan Pra-Membaca):

Pada rentang usia ini, anak biasanya sudah bisa:

  • Mengelompokkan kata-kata berima (yang bunyinya sama).
  • Menulis surat atau pesan pendek. Contoh: “Selamat ulang tahun.”
  • Mengucapkan kata-kata yang sederhana.
  • Mulai mengembangkan kosakata.

 

  1. Usia 6-10 Tahun (Kemampuan Belajar Membaca):

Pada rentang usia ini, anak biasanya sudah bisa:

  • Membaca buku cerita dan puisi sederhana anak-anak, serta mengetahui sekitar 100 kata yang umum digunakan (Biasanya, sejak pertengahan kelas satu SD).
  • Mulai memahami bahwa huruf-huruf mewakili bunyi atau suara dan membentuk kata-kata.
  • Mulai bisa menikmati berbagai cerita dan belajar mengenali tokoh-tokoh, latar belakang, dan peristiwa.
  • Mulai belajar mengingat nama-nama, bunyi semua huruf, dan membedakan huruf besar dengan huruf kecil (Biasanya mulai kelas dua SD).
  • Mulai membaca lebih lancar dan mandiri (Biasanya mulai kelas tiga SD).
  • Mulai melafalkan kata-kata yang terdengar asing saat membaca.

 

  1. Usia 11-13 Tahun (Membaca untuk Belajar):

Pada rentang usia ini, anak biasanya sudah bisa:

  • Membaca untuk belajar tentang hobi, kesukaannya, atau sesuai mata pelajaran di sekolah.
  • Memahami isi bacaan lebih lengkap.
  • Mengembangkan minat membaca yang lebih luas, seperti mengenal cerita fiksi, kisah nonfiksi, dan lain-lain, baik di majalah, surat kabar, hingga artikel digital.

 

Cara Mendeteksi Kesiapan Si Kecil Dalam Belajar Menulis

Sheldon H. Horowitz, EdD., direktur pelayanan profesional untuk National Center for Learning Disabilities, berpendapat bahwa menulis adalah keterampilan tingkat tinggi. Menulis tidak hanya berbekal pensil dan kertas. Menulis juga membutuhkan beberapa kemampuan seperti ini:

  • Keterampilan motorik halus untuk memegang dan menggerakkan pensil atau pena.
  • Pemahaman lebih bahwa huruf-huruf membentuk kata-kata dan kata-kata mewakili konsep atau ide.
  • Kemampuan mengatur pikiran dan perasaan saat menulis.
  • Keterampilan tata bahasa, termasuk mengeja dan menggunakan tanda baca.
  • Memiliki berbagai jenis ingatan atau memori.

 

Horowitz juga berpendapat bahwa belajar membaca dan menulis bisa dilakukan secara bersamaan. Bila bisa, ini akan sangat membantu kemampuan si Kecil dalam hal baca dan tulis. Steve Graham, EdD., profesor pendidikan khusus di Vanderbilt University, Nashville, juga sependapat dengan Horowitz. Menurutnya, kedua keahlian tersebut dapat saling melengkapi.

 

Meskipun tidak semua pembaca yang baik secara otomatis dapat menjadi penulis yang baik juga, Graham berpendapat bahwa bila anak punya masalah dalam belajar membaca, bisa dipastikan ini akan mengganggu kemampuannya juga dalam menulis.

 

Proses Belajar Menulis Sesuai Standar Usia Anak

Graham juga berpendapat bahwa tidak seperti membaca, tidak ada standar usia khusus bagi anak untuk mulai bisa menulis. Namun, berdasarkan standar rata-rata usia di lapangan, kemampuan menulis anak bisa diperkirakan berdasarkan rentang usia di bawah ini:

 

  1. Usia 6-10 Tahun:

Pada rentang usia ini, anak biasanya sudah bisa:

  • Menulis dan membunyikan huruf-huruf konsonan (Biasanya dimulai saat si Kecil sudah mau pindah dari TK ke SD).
  • Menulis dengan jelas dan mudah, sesuai pemahaman kata untuk anak kelas satu SD.
  • Menulis cerita dengan awal, bagian tengah, hingga akhir plot, lengkap dengan karakter, aksi, latar, hingga sedikit detail informasi (Biasanya dimulai saat anak di kelas dua SD).

 

  1. Usia 11 – 13 Tahun:

Pada rentang usia ini, anak biasanya sudah bisa:

  • Menggunakan tata bahasa, tanda baca, hingga ejaan yang benar.
  • Lebih lancar dan gesit dalam menulis.
  • Menggunakan ragam struktur kalimat, termasuk yang sederhana, majemuk, hingga kompleks.
  • Mengembangkan kemampuan menulis berbagai komposisi, seperti laporan dan tulisan persuasif.
  • Mampu menggunakan berbagai sumber untuk melengkapi logika dan fakta dalam tulisan.Menggunakan komputer untuk menulis dan melakukan pencarian riset untuk menulis.

 

Jadi, haruskah si Kecil diajarkan baca dan tulis? Tentu saja, ini tergantung usia, kematangan mental, hingga kesiapan si Kecil. Standar usia di atas hanyalah contoh dari rata-rata. Bila ingin mengajarkan baca dan tulis kepada anak, pastikan caranya menyenangkan dan membuatnya lebih termotivasi. Misalnya, lewat nyanyian atau huruf-huruf berwarna-warni cerah sebagai langkah awal. (AS)

 

Refensi

https://www.verywellfamily.com/teaching-children-to-write-4148450

https://www.readingrockets.org/article/learning-read-and-write-what-research-reveals

https://www.webmd.com/parenting/features/when-should-kids-learn-read-write-math#1