“Selamat hari Lebaran, Minal 'Aidin wal Faizin. Mari bersalam-salaman, saling bermaaf-maafan.” Sepenggal lirik lagu khas hari raya Idul Fitri ini memang mengajak kita untuk saling memaafkan. Lagu ini sebenarnya menggambarkan makna dari kegiatan rohani yang dilakukan oleh seluruh umat Muslim di dunia. Setelah satu bulan penuh berpuasa untuk menahan nafsu dan lapar, Idul Fitri merupakan momen yang paling tepat untuk kembali fitri dengan cara saling memaafkan.

 

Tahukah Kamu, memaafkan kesalahan orang lain secara tulus memiliki manfaat luar biasa untuk keksehatanmu. Baik dari sisi peminta maaf maupun pihak yang memaafkan akan menerima dampak kesehatan yang sama. Jadi, manfaatkanlah momen Idul Fitri ini untuk meminta maaf dan memaafkan dengan tulus ya!

 

Carol Orsborn, PhD, seorang peneliti UCLA dan penulis 15 buku pernah melakukan penelitian tentang dampak meminta maaf secara tulus. Dua buku di antaranya yang berjudul “Nothing Left Unsaid: Words to Help You and Your Loved Ones Through the Hardest Times” dan “The Silver Pearl: Our Generation's Journey to Wisdom” sempat terkenal di pasaran. Bahkan, buku The Silver Pearl merupakan salah satu yang membahas mengenai dampak permintaan maaf ini. Dalam penelitiannya, Orsborn meneliti 100 orang wanita yang memiliki panutan dalam sikap positif tanpa melihat apakah mereka memiliki uang yang banyak atau tidak. Pasalnya, uang kerap menjadi faktor seseorang sulit memaafkan dan meminta maaf dengan tulus.

Baca juga: 5 Tradisi Khas yang Hanya Ada saat Lebaran

 

Tipe-tipe Memaafkan

Berdasarkan penelitian tersebut, Orsborn menemukan beberapa poin tentang tiga tipe orang saat meminta maaf. Tidak semuanya berdampak baik bagi kesehatan.

  • Tipe polos dan baik hati

    Tipe pertama dapat diumpamakan seperti gadis kecil yang baik hati. Orang dengan tipe ini memiliki karakter persis dengan gadis kecil yang polos, sebab ia akan mudah meminta maaf atas semua hal yang dianggapnya tidak baik. Dalam pikirannya, ia harus menyenangkan orang lain. Dan, inilah alasan mengapa ia seringkali terlihat bodoh karena meminta maaf atas hal yang bahkan ia tidak perlu minta maaf.

  • Tipe keras kepala

    Tipe kedua merupakan orang dengan watak keras kepala. Orsborn menyebut orang dengan tipe ini sebagai pemberontak, sebab ia memiliki pendirian yang sangat kuat untuk tidak akan meminta maaf terhadap apapun juga. Meskipun ia yang salah, tetapi ia akan mengalihkannya dan semakin emosi jika disalahkan. Intinya, mereka marah dengan segala hal!

  • Tipe bijaksana

    Tipe terakhir dikatakan Orsborn sebagai tipe yang paling bijaksana. Mereka selalu berpikir win win solution atau mencari jalan tengah jika terlibat suatu perselisihan. Positifnya dari orang dengan tipe ini yaitu selalu memiliki dorongan untuk memperbaiki segala kekurangan yang ia miliki, sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh lawan biacaranya.

     

     

Dampak Memaafkan untuk Kesehatan 

Orsborn lantas mengaitkan tipe memaafkan ini dengan dampaknya terhadap kesehatan. Wanita dengan tipe memaafkan yang pertama dan kedua, ternyata lebih rentan mengalami gangguan kesehatan seperti mudah cemas hingga depresi. Sedangkan wanita lainnya atau tipe ketiga, memiliki risiko paling sedikit dari gangguan kesehatan tersebut.

 

Penelitian lain dilakukan pada 2002 di Hope College dan Virginia Commonwealth University menguatkan hasil penelitian Orsborn. Dalam penelitian ini ditemukan fakta jika denyut jantung tak beraturan, tekanan darah tinggi, intensitas keringat yang tinggi, dan ketegangan pada otot-otot wajah yang merupakan gejala dari gangguan kecemasan akan menurun secara signifikan ketika seseorang yang merasa tersakiti membayangkan menerima permintaan maaf secara tulus dari orang yang tertuduh bersalah.

 

Permasalahannya, kita tak dapat mengontrol orang lain untuk meminta maaf secara tulus kepada kita. Bahkan di momen sesuci Idulfitri ini sekalipun. Untuk itu, Orsborn menganjurkan daripada seseorang mengalami depresi dan gangguan kesehatan lainnya akibat memikirkan perselisihan yang tidak ada ujungnya, sebaiknya kita terlebih dulu melupakan rasa sakit masa lalu kemudian 'membuangnya'. Sesuai dengan makna bulan Ramadan dan perayaan Idulfitri ini, yuk kita manfaatkan momen untuk membuang rasa sakit masa lalu tersebut dengan tulus! Percayalah, Kamu akan merasakan manfaat baik bagi kesehatan dari memaafkan secara tulus. (BD?AY)