Proses kehamilan dan persalinan kerap membawa perubahan pada organ-organ panggul wanita. Hal ini kadang mengganggu kualitas hubungan intim dengan suami. Demi mendapatkan kepuasan seksual seperti sebelum melahirkan, seorang wanita kerap memiliki keinginan untuk melakukan peremajaan vagina. Perbaikan pada organ intim ini, ditujukan agar kehidupan seksual kembali bergairah.



Namun apakah benar begitu? Harus dipahami bahwa persoalan seputar hubungan seksual bisa sangat rumit. Ada banyak aspek yang memengaruhi kualitas dan kepuasan hubungan seksual, tidak hanya sekadar memperbaiki penampilan fisik organ intim saja. Jika para wanita ingin melakukan peremajaan vagina, ada baiknya pertimbangkan hal-hal berikut ini.

 

 

Baca juga: Lima Penyebab Disfungsi Seksual Wanita

 

Disfungsi Seksual Wanita

Tidak hanya pria, banyak wanita mengalami masalah seksual. Hanya saja jarang wanita yang mau terbuka dengan kondisi yang dialami. Dijelaskan dr. Grace Valentine SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Pondok Indah, Puri Indah, setidaknya ada tujuh masalah seksual pada wanita, atau kerap disebut disfungsi seksual wanita.



Disfungsi seksual wanita bisa berupa hipoaktif atau tidak memiliki gairah untuk berhubungan seksual, gengguan aversi seksual (fobia setiap akan berhubungan seksual), gangguan perangsangan seksual, masalah orgasme, nyeri saat berhubungan, vaginismus hingga nyeri berhubungan seksual meskipun tanpa koitus.



“Penyebab semua masalah seksual pada wanita tadi bukan sekadar masalah fisik, namun juga piskologis dan kadang karena gaya hidup tidak sehat,” jelas dr. Grace di Jakarta (14/8).



Pengobatan atau penanganan semua masalah tadi, tentunya disesuaikan dengan masalah yang dialami. Disfungsi seksual ringan yang terkait dengan stres, rasa takut, atau kecemasan dapat diobati dengan konseling, pendidikan seks, dan komunikasi yang lebih baik antar pasangan.



Namun jika masalahnya adalah kelainan pada fisik, bisa dilakukan dengan pendekatan medis. Ada banyak cara salah satunya dengan peremajaan vagina.

 

Baca juga: Nyeri Vagina Setelah Berhubungan? Ini Penyebabnya

 

Mengapa Perlu Peremajaan Vagina?

Dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari SpOG di waktu yang sama menjelaskan, peremajaan vagina bukan sekadar masalah estetika namun juga fungsional. Artinya tindakan atau prosedur pada vagina tidak sekadar memperbaiki keindahan, namun juga mengembalikan fungsi vagina.

 

Mengapa vagina perlu dilakukan peremajaan atau dalam istilah kedokteran disebut vaginoplasty? Menurut dr. Komang, sebagian wanita mengalami prolaps dasar panggul (turun berok) dan menyebabkan wanita kesulitan melakukan hubungan seksual.

 

Ada banyak sekali gejala prolaps dasar panggul ini, misalnya ngompol (inkontinensia urine). Hal ini diakibatkan otot-otot dasar panggul tidak lagi mampu menopang organ-organ yang ada di panggul, termasuk organ reproduksi dan kandung kemih. Tentunya berhubungan intim menjadi hal yang sulit dilakukan.

 

“Peremajaan vagina bisa menjadi solusi untuk masalah seksual wanita. Peremajaan vagina itu adalah perawatan di area kewanitaan secara keseluruhan. Tidak hanya meliputi vagina, baik rongga vagina, dinding vagina, namun juga termasuk seluruh otot dan mukosa yang ada di vagina serta dasar panggul,” beber dr. Komangyang merupakan spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta.

 

Tujuan peremajaan vagina, selain memperbaiki fungsi seksual dan reproduksi organ intim wanita, juga mengembalikan rasa percaya diri yang hilang. Kondisi vagina yang tidak lagi indah dilihat, atau menyebabkan hubungan seksual kurang memuaskan, akibat trauma fisik saat melahirkan atau terapi, bisa diperbaiki.

 

Baca juga: Perlukah Merawat Organ Intim dengan Pembersih Khusus?


Cara Mengatasi Vagina Kendur

Ada banyak penyebab vaginal lexity, atau vagina yang kendur. Salah satunya adalah kehamilan dan melahirkan. Kehamilan menyebabkan trauma dan peregangan, yang mengakibatkan berkurangnya kekuatan/kekenyalan mukosa vagina.

 

Apalagi kehamilan lebih dari 1 kali, melahirkan bayi besar, persalinan menggunakan alat bantu (forceps atau vacuum), akan lebih berisiko menyebabkan peregangan otot vagina dan menyebabkan vaginal lexity.

 

Gejala vaginal lexity yang dirasakan adalah kurangnya sensasi saat berhubungan sehingga kepuasan berhubungan seksual berkurang. Jika dibiarkan terus berlangsung, dapat mengganggu keharmonisan hubungan suami istri.

 

Baca juga: Penyakit Organ Intim Wanita

 

Tindakan yang Dilakukan Dalam Peremajaan Vagina

Menurut dr. Komang, ada beberapa teknik peremajaan vagina yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan terapi laser. Terapi laser bertujuan memanaskan jaringan kulit dan mukosa yang mengakibatkan peningkatan pembentukan kolagen baru di liang vagina.

 

Jangan khawatir, karena terapi laser ini hanya dilakukan di permukaan sehingga tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu tidak menyebabkan nyeri. "Lebih nyeri terapi laser di wajah," jelasnya.

 

Terapi laser pada vagina bisa mengembalikan kekenyalan vagina karena pembentukan kolagen. Celah yang longgar di vagina akan ditutup dengan menghilangkan mukosa dan menarik otot vagina yang longgar. "Tetapi prosedur ini tidak menetap dan harus diulang setiap 6-12 bulan,” jelas dr. Komang.

 

Selain mengencangkan dinding dan otot vagina, wanita yang merasa terganggu dengan bentuk fisik labia minora yang mulai melebar, juga bisa dilakukan tindakan non invasif (non bedah) dengan laser ini. 

 

Nah jika Mums tertarik untuk melakukan peremajaan vagina, segera konsultasikan dengan dokter yang kompeten ya. Secara umum, tindakan peremajaan vagina ini aman dan bisa mengatasi sebagian masalah disfungsi seksual pada wanita. 

 

 

Baca juga: Begini Cara Menggunakan Pelumas Supaya Seks Lebih Memuaskan