Berbicara tentang kondom, maka perannya sebagai alat kontrasepsi mungkin lebih mengemuka. Padahal, peran kondom dalam pencegahan menular seksual dan HIV/AIDS juga tidak kalah pentingnya.

 

Kebanyakan kondom sangat efektif dalam mencegah HIV dan penyakit menular seksual (PMS) tertentu seperti gonore dan klamidia. Kondom membantu mencegah penularan HIV pada aktivitas seksual berisiko tinggi seperti seks anal atau vaginal, maupun aktivitas berisiko rendah, seperti seks oral dan berbagi aktivitas seksual dengan sex toys.

 

Sayangnya, masih ada stigma terkait penggunaan kondom ini. Kondom selalu dikaitkan dengan seks bebas, perzinaan,  atau hubungan cinta lelaki dengan lelaki. Karena stigma, sebagian pelaku seks berisiko, memilih menanggalkan kondom dengan konsekuensi tertular penyakit menular seksual yang  jauh berbahaya.

 

Baca juga: 5 Mitos tentang Kondom yang Perlu Diluruskan!

 

Stigma Kondom pada Wanita

Dilansir dari Womenhealth Australia, selama 12 bulan terakhir, hampir sepertiga (29%) wanita takut atau menerima penghakiman karena menyediakan kondom selama hubungan seksual. Angka ini meningkat sejak 2017, di mana saat itu hanya 23% wanita yang menunjukkan rasa takut menerima stigma negatif selama hubungan seksual karena menyediakan kondom.

 

Wanita berusia antara 18-23 tahun, adalah kelompok usia yang paling mungkin mengaku takut atau merasa dihakimi, menurut penelitian yang dilakukan oleh YouGov dan Moments Condoms. Dari semua wanita yang takut dihakimi ini, lebih dari setengah (53%) memutuskan tidak menggunakan kondom dan terpaksa melakukan seks tidak aman.

 

Baca juga: Saat Pasangan Menolak untuk Menggunakan Kondom

  

Kondom dan HIV

HIV dan infeksi menular seksual lainnya, serta kehamilan yang tidak diinginkan terus meningkat dan menjadi beban kesehatan yang tinggi di dunia, terutama wanita . Data yang dipresentasikan dalam sesi Konferensi AIDS Internasional 2018, yang diadakan di Amsterdam, Belanda, berjudul Condoms 2.0: Reinvigorating Effective Condom Programming in the Era of Epidemic Control, menunjukkan bahwa promosi penggunaan kondom berhasil mencegah 50 juta kasus infeksi HIV baru sejak awal epidemi HIV.

 

Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi meningkat selama tiga dekade terakhir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan mencapai 80-90% di beberapa negara.

 

Lebih lanjut, di semua negara yang datanya tersedia, penurunan kasus infeksi HIV baru relatif stabil, pada orang dewasa antara tahun 2000 dan 2016 akibat penggunaan kondom yang tinggi (lebih dari 60%).

 

Apakah kondom hanya perlu digaungkan pada seks berisiko, misalnya hubungan seks sesama pria? Bagaimana efektivitas kondom pada hubungan heteroseksual? Penelitian yang dilakukan Sri Hastuti tahun 2012 menunjukkan bahwa hubungan seks heteroseksual saat ini justru menjadi cara utama transmisi HIV. Salah satu sumber utama penularan adalah dari pasangan tetap. 

 

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh stigma HIV/AIDS terhadap kepatuhan pemakaian kondom pada pria ODHA. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta pada 68 orang ODHA pria yang memenuhi kriteria. Hasilnya, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara stigma HIV/AIDS terhadap kepatuhan pemakaian kondom pada pria ODHA.

 

Mata rantai penularan dapat sangat dikurangi dengan kepatuhan tinggi dalam pemakaian kondom pada setiap hubungan seksual. Kondom terbukti memiliki efikasi tinggi dan efektif dalam mencegah penularan HIV jika digunakan secara tepat dan konsisiten. Namun lagi-lagi stigma HIV/AIDS merupakan tantangan terbesar dalam upaya penatalaksanaannya.

  

Jadi selain edukasi tentang penyakit menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, dan juga HIV, perlu langkah konkrit seperti pembagian kondom atau alokasi kondom untuk mereka yang berisiko. Bagaimanapun stigma menjadikan akses pada kondom menjadi terkendala. Ibaratnya, beli kondom pun orang masih malu-malu karena stigma.

 

Perlu terobosan dan kemauan dari pengambil kebijakan di tingkat nasional maupun daerah, karena ini bukan kebijakan popular. Padahal, ini merupakan salah satu intervensi yang penting untuk memutus rantai penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

 

Baca juga: Ratusan Ibu Rumah Tangga di Bandung Terinfeksi HIV, Begini Gejala HIV pada Wanita!

 

 

 

Referensi:

Repository.UGM.ac.id. Pengaruh Stigma HIV/AIDS Terhadap Kepatuhan Pemakaian Kondom pada Pria ODHA

Womenshealth.com.au. I felt judged when i offered him a condom during sex the reality of condom stigma

Unaids.org. A condom crisis at the centre of the HIV prevention crisis