Apa sih pengertian rhinitis alergi itu? Alergen adalah senyawa tidak berbahaya yang menyebabkan reaksi alergi. Nah, pengertian rhinitis alergi atau hay fever adalah respon alergi terhadap alergen tertentu.

 

Serbuk sari adalah alergen paling umum yang menyebabkan rhinitis alergi musiman. Rhinitis alergi merupakan penyakit yang cukup umum. Lalu, selain pengertian rhinitis alergi, bagaimana dengan gejala, penyebab, dan pengobatannya? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Pengertian, Penyebab, Diagnosis, dan Gejala Rhinitis Non-alergik

 

Gejala Rhinitis Alergi

Selain memahami pengertian rhinitis alergi, Kamu juga perlu tahu gejalanya. Berikut beberapa gejala rhinitis alergi:

  • Bersin
  • Hidung beringus
  • Hidung mampet
  • Hidung gatal
  • Batuk
  • Tenggorokan gatal atau nyeri
  • Mata gatal
  • Lingkaran hitam mata
  • Sering sakit kepala
  • Gejala yang menyerupai eksim, seperti kulit kering dan gatal
  • Kelelahan berlebihan

Kamu biasanya akan merasakan salah satu atau beberapa gejala rhinitis alergi langsung setelah terkena kontak dengan alergen. Beberapa gejala rhinitis alergi, seperti sakit kepala dan kelelahan, biasanya hanya terjadi setelah paparan jangka panjang terhadap alergen.

 

Beberapa orang sangat jarang mengalami gejala rhinitis alergi. Hal ini biasanya terjadi ketika Kamu terkena paparan alergen dalam jumlah banyak. Sebagian orang lainnya bisa mengalami gejala rhinitis alergi selama satu tahun berturut-turut. 

 

Apa Penyebab Rhinitis Alergi?

Tidak hanya tahu gejala dan pengertian rhinitis alergi, Kamu juga perlu tahu penyebabnya. Ketika terkena paparan terhadap alergen, tubuh memproduksi histamin, yang merupakan zat kimia alami, yang melindungi tubuh dari alergen. Zat kimia ini bisa menyebabkan rhinitis alergi beserta gejalanya, termasuk hidung beringus, bersin, dan mata gatal.

 

Selain serbuk sari, alergen yang paling umum meliputi:

  • Serbuk sari 
  • Debu
  • Bulu hewan
  • Jamur

 

Pada waktu-waktu tertentu, serbuk sari bisa sangat mengganggu. Serbuk sari pohon dan bunga biasanya umumnya muncul di musim semi atau musim panas. Sementara itu, serbuk sari rumput sering muncul di musim panas dan musim hujan.

 

Apa Saja Jenis Rhinitis Alergi?

Rhinitis alergi terbagi menjadi dua jenis, yaitu musiman dan permanen. Rhinitis alergi yang musiman biasanya hanya menyerang pada waktu tertentu, misalnya pada musim hujan atau musim panas. Selain itu, rhinitis alergi musiman juga merupakan respon terhadap paparan dengan alergen di luar ruangan.

 

Sementara itu, rhinitis alergi yang permanen bisa terjadi selama satu tahun, atau pada waktu kapanpun dalam satu tahun, sebagai respon terhadap zat di dalam ruangan. Zat dalam ruangan yang dimaksud berupa debu atau bulu hewan.

 

Faktor Risiko Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi bisa menyerang siapa saja. Namun, Kamu memiliki risiko lebih tinggi terkena rhinitis alergi jika ada riwayat alergi tersebut dalam keluarga. Memiliki asma dan dermatitis atopik juga bisa meningkatkan risiko Kamu terkena rhinitis alergi. 

 

Bagaimana Diagnosis Rhinitis Alergi?

Diagnosis rhinitis alergi berbeda untuk skala alergi yang ringan dan berat. Kalau punya alergi berskala ringan, diagnosis rhinitis alergi yang diperlukan hanyalah pemeriksaan fisik. Namun, dalam diagnosis rhinitis alergi minor, dokter juga bisa melakukan tes tertentu untuk menentukan pengobatan terbaik.

 

Skin prick test (tes cukit kulit) adalah salah satu pemeriksaan yang paling umum untuk  diagnosis rhinitis alergi, khususnya yang berat. Selain itu, tes darah atau yang disebut tes radioallergosorbent (RAST), juga cukup umum untuk diagnosis rhintis alergi. Tes darah mengukur jumlah antibodi imunoglobulin E terhadap alergen tertentu di dalam darah.

 

Baca juga: Mata Panda? Jangan-jangan Itu Allergic Shiners!

  

Pengobatan Rhinitis Alergi

Selain pengertian rhinitis alergi, Kamu juga perlu tahu pengobatannya. Kamu bisa mengobati rhinitis alergi menggunakan beberapa cara. Cara ini termasuk obat-obatan, obat rumahan, dan pengobatan alternatif. Konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba pengobatan baru untuk mengukur rhinitis alergi.

 

Antihistamin

Kamu bisa mengonsumsi antihistamin untuk mengobati alergi. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan produksi histamin dalam tubuh.

 

Dekongestan

Kamu bisa mengonsumsi dekongestan untuk jangka pendek, biasanya tidak lebih dari tiga hari, untuk meredakan gejala rhinitis alergi berupa hidung mampet dan tekanan sinus.

 

Mengonsumsi dekongestan untuk jangka panjang bisa menyebabkan efek rebound. Efek rebound merupakan efek gejala yang bertambah parah jika menghentikan konsumsi obat.

 

Kalau Kamu punya ritme jantung abnormal, penyakit jantung, riwayat stroke, kecemasan, gangguan tidur, tekanan darah tinggi, atau masalah kandung kemih, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelu menggunakan dekongestan.

 

Tetes Mata dan Semprot Hidung

Tetes mata dan semprot hidung membantu meredakan gatal dan gejala rhinitis alergi lainnya untuk jangka pendek. Namun, sebaiknya hindari konsumsi jangka panjang. Pasalnya, seperti dekongestan, beberapa tetes mata dan semprot hidung bisa menyebabkan efek rebound.

 

Kortikosteroid bisa membantu meredakan inflamasi dan respon imun. Obat golongan ini tidak menyebabkan efek rebound. Semprot hidung steroid merupakan obat yang umum direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang. Obat ini bisa mengontrol gejala rhinitis alergi.

 

Imunoterapi

Dokter juga bisa merekomendasikan imunoterapi, atau suntik alergi, kalau Kamu memiliki alergi berat. Suntik alergi ini menurunkan respon imun terhadap alergen tertentu. Namun, pengobatan ini umumnya membutuhkan komitmen untuk jangka panjang.

 

Imunoterapi Sublingual (SLIT)

SLIT merupakan obat berupa tablet, mengandung campuran beberapa alergen, yang diletakkan di bawah lidah. Obat ini bekerja mirip dengan suntik alergi, namun tanpa suntikan.

 

Obat ini sering digunakan untuk mengobati rhinitis alergi dan asma yang disebabkan oleh serbuk sari rumput, serbuk sari pohon, bulu hewan, dan debu. 

 

Menghindari Alergen

Upaya untuk menghindari terjadinya rhinitis alergi yaitu menghindri alergennya.. Kalau Kamu memiliki rhinitis alergi musiman atau yang disebabkan oleh serbuk sari, maka Kamu bisa coba memasang AC di rumah, ketimbang membuka jendela.

 

Kalau Kamu memiliki rhinitis alergi akibat debu, maka cucilah seprai dan selimut menggunakan air panas di atas 54.5 derajat celsius. Rajinlah membersihkan karpet rumah.

 

 

Pilihan lain untuk obat alami selain obat rumahan adalah obat alternatif. Sisi negatif dari pengobatan alternatif adalah rendahnya bukti ilmiah terkait keamanan dan kefektifannya.

 

Menutur National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), berikut pengobatan alternatif yang kemungkinan bisa membantu mengontrol rhinitis alergi musiman:

  • Akupuntur
  • Irigasi nasal (cuci hidung)
  • Suplemen butterbur
  • Madu mentah
  • Probiotik

 

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk membuktikan keamanan dan keefektifan obat-obat di atas. Konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alternatif. (UH)

 

Baca juga: Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa?

 

 

Sumber:

Healthline. Allergic Rhinitis. Juni 2017.

American College of Allergy, Asthma & Immunology. Allergic Rhinitis. Juni 2018.

KidsHealth. Seasonal Allergies (Hay Fever). Oktober 2016.

Denise K. Treatment of Allergic Rhinitis. Juni 2010.