Angka kejadian dan risiko alergi pada anak-anak, terutama yang dipicu dari makanan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sekitar 4-8%. Di negara berkembang, termasuk Indonesia, insiden alergi makanan juga meningkat. Salah satu alergi yang kerap ditemui pada anak adalah alergi protein susu sapi atau sering disebut alergi susu sapi saja.

 

Alergi protein susu sapi sering dialami anak-anak di usia dini. Gejala alergi susu sapi ini sangat beragam, paling sering muncul di kulit (kemerahan), saluran pencernaan (diare) atau di pernapasan.

 

Kondisi alergi tersebut penting untuk menjadi perhatian serius bagi orang tua, karena jika tidak ditangani dengan tepat maka dapat berpotensi mengancam tumbuh kembang optimal anak.

 

Lalu, Bagaimana Mengatasi Anak Alergi Susu Sapi?

Menurut dr. Isman Jafar, Sp.A(K), Dokter Spesialia Anak Konsultan Alergi Imunologi, asupan nutrisi yang aman dan tepat bagi anak yang tidak cocok susu sapi menjadi kebutuhan penting.

 

“Anak yang alergi susu sapi menyebabkan mereka tidak bisa mengonsumsi susu sapi serta makanan yang mengandung produk turunannyaHal ini perlu menjadi perhatian orag tua karena dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak. Sebab, anak tidak mendapatkan nutrisi penting dari pembatasan konsumsi susu sapi yang menimbulkan gejala alergi, sehingga anak berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi dan bisa memengaruhi tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, alternatif nutrisi yang tepat, aman dan sama baiknya dengan susu sapi sangat penting dan dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang optimalnya,” jelas dr. Isman melalui siaran pers dalam rangka memperingati World Allergy Week atau Pekan Alergi Dunia 2023,

 

Menurut dr. Isman, salah satu alternatif pemberian nutrisi bagi anak-anak yang tidak cocok protein susu sapi adalah formula isolat protein soya yang telah difortifikasi. Protein soya terbuat dari kedelai tanpa mengandung protein susu sapi.

 

Formula isolat protein soya merupakan jenis protein yang aman dan efektif pada anak yang tidak dapat mengkonsumsi makanan atau minuman yang berbahan dasar susu sapi.

 

Sejumlah penelitian juga telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, fungsi metabolisme, kognitif, endokrin, imunitas, sistem dan fungsi neurologi atau saraf, perkembangan mental, kemampuan komunikasi dan kesehatan tulang dari anak-anak yang mengkonsumsi formula isolat protein soya sama baiknya dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi.

 

Selain itu, saat ini formula soya telah difortifikasi dari berbagai mineral dan vitamin, sehingga tetap dapat mendukung tumbuh kembang optimal anak yang tidak cocok susu sapi.

 

Jadi, tumbuh kembang anak-anak yang mengonsumsi formula isolat protein soya memiliki dampak perkembangan yang sama baiknya dengan yang mengonsumsi susu sapi,” jelas dr. Isman.

 

Perhatikan Kondisi Psikologis Anak dengan Alergi

Psikolog Irma Gustiana menambahkan, pada anak-anak dengan kondisi alergi, ada beberapa kondisi psikologis yang berpeluang dapat terjadi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas, sehingga anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya.

 

Jika anak berisiko atau mengalami kondisi alergi, sebaiknya dapat segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada si kecil dan menekan risiko dampak buruk tidak terjadi. Selain itu, orang tua dengan anak yang memiliki kondisi alergi juga harus tetap bisa mendukung anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak,” jelas Irma.

 

Sebagai informasi buat Mums nih, dalam rangka memperingati World Allergy Week atau Pekan Alergi Dunia 2023, Sarihusada mengadakan rangkaian program edukasi “Festival Soya Semua Anak Bisa Maju” yang bertujuan untuk mendukung orang tua dalam mencegah dan menangani kondisi tidak cocok susu sapi pada si Kecil dan dapat memberikan alternatif nutrisi yang sama baiknya dengan susu sapi agar tumbuh kembang si Kecil dapat tetap optimal.