Setelah mengalami musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya, Indonesia akhirnya kembali mengalami musim hujan. Yup, musim hujan penting adanya bagi keseimbangan alam, yakni untuk memastikan persediaan air tanah yang cukup demi bekal menghadapi musim tanam.

 

Namun, kita juga harus mewaspadai dampak musim hujan bagi kesehatan. Curah hujan yang meningkat tentunya berpengaruh pada kondisi suhu dan kelembapan. Ini tentunya memengaruhi kondisi kesehatan. Selain itu, hujan juga dapat menjadi media transmisi alias penyebaran beberapa penyakit, yang ditularkan lewat air.

 

Seperti pepatah yang berbunyi 'mencegah lebih baik daripada mengobati', untuk menyambut musim hujan kali ini, yuk kita cek beberapa penyakit yang rentan menyerang agar lebih waspada!

 

1. Demam tifoid

Demam tifoid adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Gejala demam tifoid antara lain demam, nyeri perut, diare atau konstipasi, badan terasa lemas, dan hilangnya nafsu makan.

 

Untuk memastikan seseorang terkena demam tifoid, dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah atau feses. Jika terbukti tifoid atau paratifoid, maka pengobatan yang diberikan adalah dengan antibiotika untuk melawan infeksi bakteri Salmonella.

 

Baca juga: Hujan Bisa Bikin Sakit Kepala, Benarkah?

 

Demam tifoid dapat dicegah dengan menjaga higienitas makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya hindari terlalu sering mengonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan matang. Untuk buah atau sayur yang dimakan mentah, pastikan Kamu mencuci dahulu semua bahan makanan tersebut sebelum dikonsumsi. Satu lagi, mencuci tangan dengan benar juga dapat menjadi cara yang ampuh untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab demam tifoid!

 

2. Demam berdarah

Demam berdarah adalah penyakit infeksi dengue virus. Penyebarannya adalah melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Musim hujan menjadi saat bagi virus ini untuk merajalela karena air merupakan habitat hidup yang paling disukai oleh mereka.

 

Gejala demam berdarah antara lain demam tinggi, kemerahan pada kulit, pegal-pegal, dan sakit kepala. Demam berdarah patut diwaspadai karena pada kasus yang berat (severe) dapat menyebabkan penurunan tekanan darah (hipotensi) berat.

 

Untuk mencegah demam berdarah, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan senantiasa menggaungkan Gerakan 3M, yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas yang mungkin menjadi tempat penampungan air. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan adanya genangan air yang disukai oleh nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang.

 

Baca juga: Batuk Kambuh saat Musim Hujan, Mengapa?

 

3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Penyakit lain yang meningkat prevalensinya selama musim hujan adalah infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. ISPA dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Gejala yang muncul antara lain batuk dan demam. Pada kondisi yang lebih berat, dapat pula terjadi sesak napas dan nyeri dada.

 

Karena infeksi saluran napas umumnya ditularkan lewat udara, maka salah satu cara mencegah terjadinya ISPA adalah menjaga diri kita dari paparan orang yang sedang sakit batuk, misalnya dengan cara menggunakan masker di tempat umum. Sebaliknya, jika kita sedang terjangkit ISPA, kita pun wajib memastikan agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain, misalnya dengan menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin.

 

 

4. Hepatitis A

Sering kali ditandai dengan rasa lemas, mual dan muntah, nyeri perut, serta kehilangan nafsu makan, hepatitis A adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus bernama hepatitis A itu sendiri. Berbeda dengan strain virus hepatitis lain, seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A terbilang cukup mild dan dapat sembuh setelah beberapa hari atau minggu.

 

Angka kejadian hepatitis A biasanya meningkat pada musim hujan karena penyebarannya adalah melalui air serta makanan yang terkontaminasi. Pencegahan hepatitis A dapat dilakukan dengan pemberian vaksin. Selain itu, menjaga higienitas makanan dan air di tempat tinggal kita juga menjadi poin utama dalam mencegah infeksi virus hepatitis A. Sebaiknya Geng Sehat memberi perhatian ekstra pada kebersihan tempat makan jika ingin jajan di luar, termasuk kebersihan proses penyiapan makanannya!

 

Baca juga: Waspada Diare, Penyakit Musiman di Kala Hujan

 

5. Penyakit kulit

Musim hujan tentunya identik dengan kondisi serba-basah, entah karena kehujanan atau kebanjiran. Ditambah dengan kondisi kelembapan udara yang umumnya meningkat, membuat kita rentan terkena penyakit kulit selama musim hujan. Kebanyakan penyakit kulit yang terjadi pada musim hujan disebabkan oleh infeksi jamur. Pasalnya, jamur sangat senang hidup dan berkembang di tempat yang lembap.

 

Beberapa hal dapat Kamu lakukan untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit kulit selama musim hujan ini. Jika Kamu sering menggunakan sepatu yang tertutup, ada baiknya menaburkan bedak dengan kandungan zinc oxide atau antijamur ke daerah kaki sebelum menggunakan sepatu. Mencuci kaki secara rutin menggunakan sabun juga dapat mencegah tumbuhnya jamur di kaki. Jika penyakit kulit yang terjadi menyebabkan rasa gatal di tempat yang mengalami sakit, sebaiknya hindari menggaruk daerah tersebut agar infeksi tidak bertambah parah.

 

Gengs, itu dia lima penyakit yang sering terjadi di musim hujan. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk makanan yang dikonsumsi, menjadi salah satu kunci untuk kita tetap sehat selama musim ini berlangsung. Konsumsi suplemen untuk meningkatkan sistem imun juga dapat Kamu lakukan agar terhindar dari berbagai penyakit, terutama yang sifatnya infeksius. Salam sehat!

 

Baca juga: Ini Lho Alasan Orang Suka Galau Kalau Hujan Turun

 

Arti Warna Ingus - GueSehat.com