Penyakit kulit memang terdengar sepele, tetapi ada pula lho yang mematikan. Sebelum mengatakan jika penyakit kulit itu tidak berbahaya, ketahui dulu apa saja sih yang termasuk dalam penyakit kulit? Jangan-jangan Kamu belum memahaminya! Tapi jangan khawatir, tidak ada kata terlambat kok untuk mencegahnya.

 

Sesuai dengan letaknya, kulit memiliki peran yang penting bagi tubuh. Kulit merupakan bagian terluar dari organ tubuh dan berfungsi untuk melindungi organ dalam tubuh maupun sebagai pelindung pertama dari bakteri dan cedera.

 

Penyakit kulit ternyata tidak diakibatkan oleh bakteri saja, melainkan bisa karena faktor keturunan dan gangguan autoimun. Terdapat lebih dari 3000 jenis penyakit kulit, mulai dari yang ringan dan sering dialami setiap orang, hingga yang langka seperti yang dialami Kim Kardashian. Berikut adalah jenis-jenis penyakit kulit yang paling sering diderita beserta gejalanya!

 

1. Jerawat

Penyakit kulit yang memiliki istilah ilmiah acne vulgaris ini hampir dialami oleh setiap orang. Jerawat terjadi akibat beberapa faktor, misalnya karena bakteri, produksi minyak berlebih pada kulit wajah, sel-sel kulit mati yang menumpuk, dan pori-pori yang tersumbat debu atau kotoran. Mulai dari yang bentuknya kecil hingga besar dan bernanah, kehadirannya memang sangat menyebalkan. 

 

- Faktor pemicu jerawat

Ternyata terdapat faktor lain yang dapat memicu timbulnya jerawat. Pertama, adanya produksi hormon penyebab jerawat. Hormon ini bernama androgen, yang dimiliki baik pria maupun wanita yang telah mengalami pubertas, dan akan lebih banyak dimiliki oleh ibu hamil. Produksi hormon ini menyebabkan meluasnya kelenjar minyak atau sebum pada wajah.

 

Kedua, akibat penggunaan kontrasepsi oral. Wanita yang mengonsumsi obat-obatan pencegah kehamilan atau kontrasepsi oral ternyata memiliki dampak pada kulit wajah, yaitu jerawat. Penggunaan rutin obat jenis tersebut memicu produksi sebum, sehingga dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

 

Ketiga, sama halnya dengan kontrasepsi oral, penggunaan obat-obatan jenis lainnya pun ternyata mampu memicu timbulnya jerawat. Khususnya obat-obatan yang mengandung Corticosteroid dan Lithium.

Baca juga: Ketahui Arti Jerawat yang Tumbuh di Wajah Anda

 

Keempat, faktor gaya hidup. Baik dari asupan makanan maupun aktivitas yang kurang baik dapat memicu hormon stres. Perhatikan takaran konsumsi makanan yang mengandung susu dan karbohidrat, sebab keduanya diteliti dapat menyebabkan jerawat. Dan, yang kelima adalah faktor keturunan. Ternyata tidak hanya penyakit kronis yang dapat ditularkan melalui keturunan, tetapi juga jerawat!

 

- Dampak jerawat pada psikologis

Meskipun terdengar sebagai penyakit kulit ringan, ternyata jerawat dapat berdampak pada kesehatan pskiologis, lho! Beberapa peneliti menemukan fakta jika jerawat yang muncul pada wajah memiliki dampak pada psikis penderitanya.

 

Pertama, akan timbul gangguan kepercayaan diri akibat perubahan penampilan. Kedua, jerawat yang serius dapat menyebabkan penderitanya malu dan menarik diri dari kehidupan sosial. Ketiga, karena perasaan tidak percaya diri, maka akan memengaruhi kehidupan pekerjaan atau pendidikannya.

 

Dan keempat, dampak paling serius dari timbulnya jerawat adalah menyebabkan depresi. Apabila Kamu menemukan seseorang yang mengalami ini, sebaiknya segera berikan pertolongan medis. Pasalnya, perasaan depresi sangat rentan dengan kemungkinan seseorang untuk bunuh diri.

 

- Cara mengatasi jerawat

Sebenarnya dapat dilakukan secara sederhana di rumah dan tidak perlu sampai pergi ke dokter, kecuali jika jerawatmu memang perlu penanganan medis. Rajinlah membersihkan wajah, minimal 2 kali sehari. Jangan biasakan untuk memencet jerawat, karena dapat menyebabkan infeksi akibat bakteri yang menempel pada tangan.

 

Kemudian, gunakanlah krim pelembap wajah yang kandungannya disesuaikan dengan kondisi wajahmu. Setelah itu, lengkapi dengan menggunakan produk perawatan wajah untuk menghilangkan bekas jerawat, seperti produk yang mengandung Benzoyl peroxide, Salicylic acid, Alpha hydroxyl acid, atau tea tree oil.

 

2. Eksem

Kondisi ini umum dialami bayi dan anak-anak balita. Penyakit kulit yang memiliki istilah dermatitis atopic ini dapat berlangsung dalam jangka waktu lama. Selain itu, penyakit kulit ini bersifat kambuhan, yaitu dapat menghilang selama beberapa waktu dan akan kembali muncul ketika mengalami beberapa kondisi pemicu.

 

Jika Kamu menderita eksem, mungkin Kamu juga menderita alergi lainnya, seperti asma. Biasanya, eksem muncul di kulit kepala, dahi, atau wajah. Saat kambuh, dapat menyebabkan gatal-gatal parah hingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Atopik Dermatitis Bukan Penyakit Kulit Biasa

 

- Ciri-ciri eksem

Penyakit kulit ini akan sangat gatal di malam hari. Bagian kulit yang menderita akan berwarna merah hingga abu-abu kecokelatan. Kemudian, akan ada benjolan kecil di sekitarnya. Kulitnya pun akan menebal, kering, dan pecah-pecah.

 

Sebaiknya hindari menggaruk area kulit yang mengalami eksem, sebab akan menyebabkan lecet, sensitif, dan bengkak. Pada usia bayi, eksem muncul di area wajah dan kulit kepala. Pada anak usia 2 tahun, akan muncul ruam di lipatan siku maupun lutut. Sedangkan pada orang tua, eksem dapat muncul di seluruh tubuh.

 

- Faktor pemicu eksem

Sama halnya dengan jerawat, eksem pun dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Biasanya, didukung oleh jenis alergi lain, seperti asma. Dapat pula disebabkan oleh faktor lingkungan kerja, khususnya di lingkungan medis.

 

Pada anak-anak, eksem bisa terjadi akibat lingkungan tempat tinggalnya. Anak yang dititipkan pada orang lain atau lembaga penitipan anak, serta anak yang memiliki gangguan seperti hiperaktif atau ADHD akan lebih mudah terserang eksem.


- Cara mengatasi eksem

Sebagai pengobatan, biasanya dokter akan memberikan beberapa obat resep terkait gejala maupun eksem itu sendiri. Namun, jika eksem kambuh di situasi yang tidak memungkinkan untuk pergi ke dokter, dapat dilakukan cara pencegahannya berikut ini.

 

Pertama, saat eksem kambuh di malam hari, kompres area yang terinfeksi dengan cairan topical corticosteroids. Cairan ini dapat mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal yang tak tertahankan.

 

Kemudian, lakukan perawatan dengan emolien yang bersifat melembapkan pada kulit yang mengering. Terakhir, lengkapi pencegahan dengan melakukan phototherapy ultraviolet A buatan atau narrow UV B. Cara terakhir ini sebaiknya dilakukan sebagai terapi untuk mengobati eksem dan infeksinya.

 

3. Panu 

Ini merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur dan akan menyerang pigmen kulit. Sehingga, penderita panu akan mengalami bercak putih pada area yang terinfeksi.

 

Namun, ternyata pada beberapa kasus terdapat pula penderita panu yang mengalami bercak warna lain, seperti merah muda atau justru lebih gelap dari warna kulitnya. Penyakit yang memiliki istilah medis tinea versicolor atau pityriasis versicolor ini termasuk jenis penyakit menular!

 

- Penyebab panu

Sama seperti jenis penyakit kulit lainnya, panu juga menyebabkan gatal pada area yang terinfeksi. Biasanya, penyakit ini lebih sering menyerang kulit yang mengalami perubahan akibat cuaca panas, seperti kulit terlalu berminyak disertai kondisi kekebalan tubuh yang lemah.

 

Daerah yang lembap, bersuhu hangat, dan memicu keringat keluar berlebihan dapat memicu timbulnya panu. Namun, seringkali perubahan hormon pun memengaruhi timbulnya penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur malassezia ini.

 

- Cara mengatasi panu

Sebagai pencegahan, sebaiknya tidak melakukan kontak fisik dengan penderita, seperti berbagi sabun mandi, handuk, maupun saling meminjam pakaian. Untuk pengobatannya, yaitu dengan mengoleskan salep maupun krim kulit yang mengandung klotrimazol, belerang, mikonazol, maupun selenium sulfida secara rutin.

 

Jika sulit menemukan obatnya, dapat pula menggunakan obat tradisional, yaitu menggunakan sari lengkuas dan jahe. Oleskan kedua bahan tersebut pada area yang terinfeksi panu. Namun di samping itu, cara terbaik untuk melakukan pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan diri, salah satunya mandi secara teratur, agar kelembapan kulit dapat terjaga secara alami.

 

4. Herpes

Penyakit kulit yang menimbulkan ruam ini perlu perhatian ekstra. Sebab, herpes dapat sangat menganggu hingga menyebabkan sakit dan demam bagi penderitanya. Herpes disebabkan oleh virus varisella. Virus ini juga dapat menyerang tulang belakang dan otak. Varisella sedikit berbahaya, sebab dapat hilang kemudian muncul kembali.

 

Selain ruam, area yang terinfeksi akan menimbulkan rasa panas seperti terbakar. Jika disentuh dan pecah, dapat menyebabkan infeksi di daerah sekitarnya dan semakin mudah untuk ditularkan kepada orang lain. Pada tahap serius, penyakit ini dapat menyebabkan sakit kepala, demam, disertai kelelahan.

 

Tidak ada cara lain untuk mengobati penyakit kulit ini selain dengan melakukan perawatan medis atau menggunakan krim khusus untuk kulit yang mengandung antibiotik. Sebagai upaya pencegahan, khususnya dalam hal penyebaran penyakit, sebaiknya penderita yang telah menderita infeksi lanjut melakukan vaksinasi untuk menambah kekebalan tubuh terhadap serangan virus varisella.

 

- Jenis-jenis herpes

Dilihat dari virus penyebabnya, herpes terbagi menjadi 2 jenis, yaitu herpes zoster dan herpes genitalis. Perbedaannya, herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster. Jenis ini memiliki gejala seperti cacar air, karena disebabkan oleh virus yang sama.

 

Risiko terjangkit herpes jenis ini adalah akibat penurunan sistem imun yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Selain manula, ibu hamil juga berisiko tinggi menderita herpes. Apabila terinfeksi herpes selama hamil, dapat menyebabkan risiko yang lebih parah, yaitu kematian pada janin.

 

Kedua, jenis herpes genitalis. Merupakan jenis herpes yang disebabkan oleh virus yang berasal dari hubungan seksual tidak sehat. Jenis ini menimbulkan infeksi atau peradangan pada kulit sekitar vagina, penis, anus, pantat, dan selangkangan.

 

5. Psoriasis

Jenis penyakit kulit ini paling jarang diketahui orang, dan mungkin Kamu salah satunya. Psoriasis merupakan penyakit penebalan kulit. Peradangan yang terjadi termasuk dalam jenis penyakit kulit menahun dan dapat mengganggu kenyamanan penderitanya. Beberapa selebriti telah mengalami penyakit ini, salah satunya Kim Kardashian.

 

Awalnya, penderita akan mengalami ruam merah, kulit terkelupas, menebal, kemudian terasa kering, hingga bersisik. Tanda-tanda tersebut muncul disertai dengan rasa gatal atau sedikit perih. Umumnya, psoriasis muncul pada area lutut, punggung bawah, siku, dan kulit kepala. Namun, psoriasis dapat menyerang seluruh bagian tubuh.

 

- Penyebab psoriasis

Jika dibiarkan, penyakit ini dapat terus berkembang dan semakin parah hingga mengganggu kenyamanan penderitanya. Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan secara pasti apa saja penyebab munculnya psoriasis.

 

Secara garis besar, psoriasis selalu dihubungkan dengan sistem kekebalan tubuh. Diduga penyakit ini terjadi akibat adanya gangguan autoimun yang menyerang sel-sel kulit yang sehat.

 

Pada kondisi normal, tubuh akan mengganti sel kulit mati dalam beberapa minggu sekali. Namun pada penderita psoriasis, sel kulit akan berganti dalam waktu cepat atau hanya dalam hitungan hari. Sehingga, terjadi penumpukan sel kulit yang akhirnya membentuk penebalan kulit.

 

Selain autoimun, psoriasis juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan beberapa kondisi khusus, contohnya infeksi tenggorokan, stres, obesitas, HIV, cedera kulit, hingga akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

 

Di atas adalah sebagian kecil masalah kulit yang dapat dialami setiap orang. Inti dari setiap permasalahan kesehatan pun sebenarnya sama, kita dituntut untuk lebih peduli pada kebersihan demi menunjang kesehatan.

 

Karenanya, jangan lupa untuk rajin membersihkan diri sebagai upaya pencegahan dari serangan bakteri dan kuman. Selain itu, jangan segan untuk bertanya kepada ahli jika mengalami hal yang ganjil pada tubuhmu. Jangan disepelekan, karena mencegah tetap lebih baik daripada mengobati, lho!

Baca juga: Psoriasis Vulgaris, Penyebab Kulit Bersisik, Gatal, dan Berkerak