Atopik dermatitis atau sering disebut sebagai eksim atopik adalah salah satu  penyakit kulit berupa eksim yang paling umum terjadi. Kondisi ini juga memiliki nama lain, yaitu eczema. Atopik dermatitis adalah kondisi kronis (yang mungkin bisa berlangsung lama), dengan gejala dan tanda umum berupa gatal-gatal pada kulit. Gejala atopik dermatitis lain yang muncul dan dapat dilihat adalah kulit meradang, kering, dan pecah-pecah. Keparahan akibat  Dampak dari penyakit  kulit atopik dermatitis bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Jika gejalanya sudah parah, aktivitas Anda akan terganggu. Bahkan tidur pun sulit nyenyak akibat gatal yang menyerang. Sebenarnya, kata atopik mengacu pada orang-orang yang memiliki reaksi alergi tertentu. Sedangkan dermatitis merupakan lapisan kulit. Jadi, jika digabungkan, atopik dermatitis atau eksim atopik berarti reaksi alergi yang muncul pada kulit. Penyakit kulit ini biasanya dialami oleh penderita asma atau hay fever. Rawannya penyakit kulit ini nyatanya tidak memandang usia. Meskipun biasanya atopik dermatitis banyak terjadi pada anak, orang dewasa pun tidak luput menjadi penderitanya.

Bagaimana gejala dan diagnosis eksim atopik?

Ada beberapa gejala yang ditunjukkan jika menderita atopik dermatitis, yaitu: - Gatal yang memuncak pada malam hari. - Bagian kulit yang berwarna merah (eksim) pada tangan, kaki, pergelangan kaki dan tangan, leher, hingga daerah lipatan-lipatan (lipatan paha, siku, bahkan mata). - Jika bagian kulit yang gatal terus digaruk, akan terjadi iritasi, menjadi lecet, sensitif, dan bengkak. - Pada anak, khususnya bayi, gejala penyakit kulit atopik dermatitis biasanya muncul pada bulan ke-2 atau ke-3. Bagian tubuh yang mengalami eksim biasanya wajah dan kulit kepala. Hal ini akan membuat anak sulit tidur dan rewel. - Pada anak di atas usia 2 tahun, gejala atopik dermatitis muncul pada lipatan siku dan lutut. - Pada orang dewasa, gejala penyakit kulit eksim atopik yang muncul berbeda  pada anak-anak. Eksim dapat muncul di seluruh tubuh, menyebabkan lebih banyak kulit kering dan pecah-pecah. Rasa gatal pun menjadi lebih intens.

Dapatkan eczema ini dicegah?

Untuk melakukan pencegahan, tentu perlu diketahui penyebab penyakit kulit atopik dermatitis terlebih dahulu. Sayangnya, penyebab gangguan ini belum bisa diidentifikasi atau belum diketahui. Namun yang pasti, eksim atopik sering disertai dengan kondisi medis akibat reaksi alergi, seperti asma. Tes alergi mungkin dilakukan untuk mengetahui faktor yang mungkin memicu munculnya gejala atopik dermatitis. Ada beberapa tes alergi yang biasa dilakukan, yaitu Prick Test yang dilakukan dengan ‘menyuntikkan’ alergen pada kulit dan Patch Test dilakukan dengan menempelkan patch berisi alergen pada punggung. Sebagai salah satu upaya pencegahan, Anda juga perlu mengetahui beberapa faktor risiko yang bisa memperburuk gejala yang muncul akibat penyakit kulit atopik dermatitis ini. Berikut di antaranya: - Menggaruk hingga terjadi luka dan iritasi. - Kulit kering. - Infeksi bakteri dan virus. - Berkeringat akibat cuaca panas dan perubahan kelembapan udara. - Sabun, deterjen, dan produk pembersih pakaian. - Makanan yang bisa memicu alergi, seperti telur, susu, kacang, dan seafood. - Debu dan serbuk sari. - Polusi udara dan asap rokok. - Bahan pakaian yang membuat iritasi. - Cuaca dingin. - Stres dan tekanan emosional lain.

Bagaimana cara mengobati eksim atopik?

Sebenarnya, atopik dermatitis tidak memerlukan pengobatan khusus, karena setengah dari kasusnya akan menghilang dengan sendirinya. Pada anak, eksim atopik akan menghilang saat usianya sudah di atas 10 tahun. Pengobatan baru diperlukan ketika kondisi eksim atopik sudah sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan ini pun dilakukan hanya bertujuan untuk meringankan gejala, seperti mencegah infeksi, meringankan rasa sakit dan gatal pada kulit, mencegah eksim atopik memburuk, dan menghentikan penebalan kulit. Penggunaan krim kortikosteroid merupakan jenis pengobatan yang umum dilakukan oleh penderita atopik dermatitis. Krim ini berguna untuk mengendalikan rasa gatal dan peradangan. Selain itu, ada pula emolien, yaitu bahan yang digunakan untuk mencegah kekeringan kulit. Untuk kasus atopik dermatitis yang lebih serius, dokter biasanya akan memberikan obat minum atau oral. Anda bisa melakukan pengobatan eksim atopik sendiri di rumah dengan melakukan beberapa hal berikut: - Menghindari pemicu dan faktor risiko yang dapat memperburuk atopik dermatitis seperti yang sudah disebutkan di atas. - Menjaga kulit Anda tetap lembap. Gunakan losion atau pelembap setidaknya 2 kali sehari. Oleskan di seluruh tubuh setelah mandi untuk mencegah kulit menjadi kering. - Jangan menggaruk. Jika perlu, potong kuku Anda dan gunakan sarung tangan ketika malam hari untuk mencegah infeksi pada kulit. - Gunakan kompres dingin. Rasa dingin mampu mengurangi rasa gatal. Tutupi area yang terkena eksim atopik dengan perban yang sudah disertai kompres dingin.   - Mengganti menu makanan. Sebaiknya, hindari dulu makanan yang menjadi pemicu alergi, sehingga gejala eksim atopik tidak memburuk. - Waspada sinar matahari. Berkeringat akan memperparah iritasi kulit. Begitu pula dengan kulit yang terbakar, akan membuat eksim atopik semakin parah. - Hindari stres. Stres ternyata berperan dalam membuat ruam akibat eksim atopik semakin parah. Cobalah melakukan rileksasi untuk menghindari stres.

Kapan kondisi eksim atopik yang harus diwaspadai?

Jika mengalami gejala-gejala eksim atopik, segeralah ke dokter, terutama saat: - Kehilangan waktu tidur dan aktivitas sehari-hari terganggu. - Anak terlihat terus menerus rewel dan menangis. - Kulit terlihat infeksi, berupa garis-garis merah, bernanah. - Perawatan yang disebutkan di atas tidak membantu meringankan gejala atopik dermatitis. - Mata atau pandangan terganggu. Khusus pada anak, sebaiknya Anda langsung berkonsultasi dengan dokter jika menduga si Kecil mengalami tanda-tanda dan gejala atopik dermatitis ini. Dokter akan memberitahu pertolongan dan perawatan yang tepat untuk menghindari dan meringankan gejalanya.