Memasuki musim penghujan, berbagai penyakit sering menyerang kesehatan. Salah satunya, seperti yang diingatkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, yaitu diare. Penyakit ini termasuk jenis penyakit endemis atau penyakit dengan potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), yang disertai kematian.

 

Badan organisasi kesehatan dunia atau WHO menghimpun data, terdapat 4 miliar kasus diare yang terjadi di dunia dan 2,2 juta di antaranya meninggal. Kasus ini pun sebagian besar menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun.

 

Apa itu diare?

Diare merupakan sejenis penyakit yang berasal dari sistem pencernaan. Penyakit ini menimbulkan penderitanya mengalami mulas dan buang air besar dengan frekuensi sering. Kondisi tidak normal ini bisa ditandai dari bentuk feses, bau, maupun intensitas seseorang buang air besar.

 

Pada umumnya, diare menyebabkan feses seseorang lebih encer, kehijauan, dan bercampur lendir. Bayi yang mengalami diare akan mengalami mulas dan buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari. Sedangkan anak-anak sekitar 3 kali dalam sehari. Inilah penyebab bayi dan anak-anak akan rewel atau tantrum saat menderita diare.

 

Penyebab diare

Ternyata yang menjadi penyebab diare pada anak dan orang dewasa itu berbeda. Jika orang dewasa lebih sering menderita diare akibat faktor kebersihan makanan, lain halnya dengan bayi dan anak yang belum dapat memilih makanan apa yang akan dikonsumsinya.

 

Berikut adalah faktor penyebab diare secara umum yang biasa dialami oleh orang dewasa.

  • Faktor infeksi. Infeksi terbagi menjadi 2 jenis, tergantung bagian tubuh mana yang terinfeksi. Pertama, infeksi enteral atau infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan. Biasanya disebabkan oleh bakteri, seperti Vibrio, E. Coli, dan Salmonella. Kemudian, disebabkan oleh virus seperti enterovirus, adenovirus, dan rotavirus. Ada pula yang disebabkan oleh parasit, seperti cacing, protozoa, dan jamur. Kedua, infeksi parenteral atau infeksi yang terjadi di luar saluran pencernaan, seperti otitis media akut dan bronkopneumoni.

  • Faktor malabsorbsi. Mudahnya, malabsorbsi merupakan sejenis alergi makanan yang diderita anak. Terbagi menjadi 2 tipe, yaitu malabsorbsi karbohidrat dan protein.

  • Faktor makanan, seperti makanan basi dan makanan lain yang merangsang alergi seseorang.

  • Faktor psikologi. Rasa takut dan cemas ternyata juga dapat memengaruhi kerja peristaltik usus meningkat dalam mengolah makanan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang merasakan mulas dan lebih sering buang air besar.

 

Sedikit berbeda, diare pada anak sebagian besar dipengaruhi oleh:

  • Pemberian ASI yang tidak sesuai anjuran. WHO telah menetapkan jika ASI sebaiknya diberikan secara eksklusif, yaitu selama 6 bulan. Alasannya, pemberian ASI eksklusif dapat membantu membangun imun tubuh anak, salah satunya melawan penyakit diare.

  • Kurang gizi. Bayi yang tidak menerima asupan gizi cukup setiap harinya dapat melemahkan imun dan membuatnya mudah terserang penyakit, misalnya mengalami diare. Bahkan, faktor kurang gizi dapat menjadi penyebab kematian pada bayi.

  • Intoleran terhadap laktosa. Terdapat bagian tubuh yang tidak dapat menerima kandungan laktosa dan membuatnya memproduksi semacam gas. Gas inilah yang menyebabkan timbulnya diare pada anak.

Baca juga: Waspada, 8 Hal Ini Mengakibatkan Diare pada Bayi! 

 

Mengapa musim hujan banyak yang terkena diare?

Diare pada musim hujan biasanya disebabkan oleh penurunan kualitas kebersihan di lingkungan tempat tinggal. Adanya bakteri maupun mikroorganisme yang berkembang, seperti bakteri E. Colli inilah yang kemudian hidup dan mencemari daerah perairan.

 

Mengapa bakteri mencemari wilayah perairan? Alasannya adalah bakteri akan mudah menyebar dan menular pada manusia di daerah yang basah. Awalnya, bakteri-bakteri ini akan hidup di daerah perairan kotor seperti drainase, kemudian terbawa arus air dan mencemarkan wilayah air yang dikonsumsi manusia.

 

Khususnya mereka yang mengandalkan air sumur untuk minum dan memasak, mereka akan lebih mudah terserang penyakit diare ketimbang yang menggunakan pompa air di dalam tanah. Maka dari itu, berhati-hatilah untuk menggunakan air sungai dan sumur saat musim hujan. Sebab, air tersebut membawa banyak bakteri yang telah tercemar limbah sampah akibat banjir.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan

 

Tips mencegah diare

  • Berhati-hatilah dalam menggunakan air untuk minum maupun masak di musim penghujan. Pastikan jika air yang akan digunakan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, jangan malas untuk membersihkan lingkungan rumah dan menjaga kebersihan diri, baik dengan rajin mencuci tangan hingga tidak menunda untuk membersihkan peralatan makan. Gunakan pula sabun yang tepat untuk melindungi diri dari perkembangan bakteri di dalam tubuh.
  • Jika menggunakan air sumur untuk minum, usahakan untuk memasaknya dengan benar. Gunakan peralatan masak yang telah dicuci bersih dan masaklah air hingga mendidih. Setelah itu, tutup rapat air yang ingin dikonsumsi dan simpanlah di tempat yang kering serta bersih.

  • Bersikaplah lebih peduli pada sampah. Untuk yang memiliki kebiasaan membuang sampah di sungai atau tidak pada tempatnya, sebaiknya ubah perilaku buruk tersebut. Bakteri dengan mudah akan mencemari sungai dan daerah di sekitarnya, termasuk lingkungan tempat tinggalmu. Kalau bisa, sebaiknya pisahkanlah sampah menurut jenisnya, yaitu sampah organik dan nonorganik, agar proses pembusukannya tidak menimbulkan pencemaran. Setelah itu, bungkuslah dengan rapat dan taruh sampah di tempat yang kering.

  • Untuk Mums, usahakan agar si Kecil mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Menurut pakar kesehatan, ASI terbukti ampuh mencegah bayi mengalami diare tipe kronis. Kandungan antibodi dalam ASI ternyata lebih baik dari susu formula.

  • Perhatikan penggunaan botol susu. Sebaiknya jika ingin memberikan susu dalam botol pada anak, buatlah agar anak menghabiskannya dalam sekali minum. Susu yang tidak habis dan dibiarkan terbuka akan memancing bakteri atau kuman untuk hinggap pada botol susu. Selain itu, tidak jarang kita menemukan bayi yang menggunakan botol susu padahal botol tersebut telah jatuh. Seharusnya, peralatan makan dan semua yang rentan masuk ke mulut bayi, dicuci dan direbus terlebih dulu untuk mencegah pertumbuhan kuman.

 

 Itulah beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk mencegah diare selama musim penghujan ini. Karena tidak ada yang lebih baik dari mencegah penyakit datang menghampiri kita, ya!

Baca juga: Imunisasi Rotavirus Penting Bagi Anak Untuk Cegah Diare